Quantcast
Channel: Ilmu Psikologi
Viewing all 293 articles
Browse latest View live

Proses Pengiriman Pesan dan Prinsip-Prinsip Komunikasi

$
0
0
Proses Pengiriman Pesan dan Prinsip-Prinsip Komunikasi - Dalam prakteknya, komunikasi tidak hanya sebaatas pengiriman pesan tetapi mempelajari beragam hal, di antaranya proses dan cara-cara pengiriman pesan, ragam prinsip komunikasi, cara-cara penerimaan pesan, dan lain-lain. Penguasaan beragam keterampilan komunikasi akan menjamin suksesnya komuniiasi yang dibangun secara efektif. Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami tentang proses pengiriman pesan, prinsip-prinsip komunikasi, cara penerimaan pesan.

PROSES PENGIRIMAN PESAN
    Pesan (message) dikirimkan melalui Komunikasi verbal (Verbal communication) dan Komunikasi Non-verbal (Non-verbal communication). Komunikasi verbal seluruhnya akan dibahas dalam komunikasi oral/public speaking.

    Perlu kita sadari sesungguhnya bahasa non-verbal dapat lebih kuat dari pada bahasa verbal karena kemampuannyamengungkapkan perasaan. Ini kita sebut subtext (kekuatan mengkomunikasikan arti). Komunikasi Non-verbal (Nono-verbal Communication). Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang terjadi melalui tanda-tanda non-verbal (komunikasi non-verbal) seperti gerakan tangan, kontak mata, ekspresi wajah, sentuhan, clothing (pakaian), jarak komunikasi (personal space) dan paralanguage (non-verbal vocal communication).

    Proses Pengiriman Pesan dan Prinsip-Prinsip Komunikasi_
    image source: www.itengineering.us
    baca juga: Pengertian, Proses, dan Rintangan Komunikasi Menurut Ahli

    Tanda-tanda non-verbal (non-verbal communication)

    Tanda-tanda non-verbal dalam komunikasi dapat berfungsi sebagai berikut:
    1. Mengulang pesan verbal;
    2. Mengungkapkan perasaan dan perilaku;
    3. Menyebabkan salah pengertian.
    Komunikasi Non-verbal
             Komunikasi non-verbal terdiri dari:
    1. Non-verbal communication : gestures, eye contact, facial expressions, posture, touch, Clothing, and the use of space.
    2. Non-verbal Vocal Communication : tone of voice – voice qualities.
    Gerakan Tangan (gestures)
             Dapat melengkapi atau menimbulkan pertentangan dengan bentuk komunikasi yang lain. Walaupun gerakan tangan dan bahu dapat digunakan untuk mengkomunikasikan subtext (unspoken language with the power to communicate meaning – bahasa yang tidak diucapkan yang mempunyai kekuatan untuk mengkomunikasikan arti) seperti kejujuran, kepercayaan diri, keterbukaan, dan kontrol. Biasanya gerakan-gerakan terjadi secara tidak sadar.
    Misalnya:
    • Kedua tangan dipinggang mengkomunikasikan keteguhan dan keengganan untuk mundur.
    • Menghitung jari mungkin merupakan tanda bahwa anda berpikir dengan jernih dengan menggunakan logika.
    • Tangan melipat didada merupakan ketidaksetujuan.
    Kontak Mata (Eye Contact)
    Ketika orang melihat langsung kepada mata orang lainnya, emreka melakukan kontak mata. Kontak mata dapat menyimpulkan tanda-tanda yang jelas dalam interaksi social. Kontak mata sesunguhnya merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang sangat penting. Didalam bisnis manapun dalam hubungan pribadi, kontak mata mengirimkan berbagai pesan-pesan :
    • Sebuah pengakuan (a signal of recognition). Kontak mata langsung menunjukkan anda tertarik untuk belajar lebih jauh.
    • Sebuah kesombongan. Secara sadar menolak memandang seseorang, kesalahan tersebut dapat mengakibatkan teman biacara anda mengekspresikan kebencian.
    • Percakapan dimulai dengan pesan verbal dan kontak mata. Biasanya orang akan melihat anda pada saat berbicara dan tidak memandang pada saat anda menatap balik.
    • Lamanya waktu kontak mata mempunyai arti/pesan tersendiri. Kontak mate dengan orang yang anda tidak kenal terjadi hanya sekilas saja, lebih dari sekilas membuat anda mempunyai perasaan tidak enak.
    Menjaga kontak mate dengan lawan jenis dapat berarti keinginan sexual, pesan yang tidak cocok untuk lawan jenis. Kontak mata yang berkepanjangan antara dua pria dapat berarti ancaman terselubung. Tetapi dalam berbicara didepan umum melakukan kontak mata dengan audience dapat diterima sebagai tanda keterlibatan (involvement and engagement).

    Ekspresi Wajah:
    Erat kaitannya dengan kontak mata, ekspresi wajah – gerakan wajah yang merefleksikan perilaku dan emosi sangat sulit untuk dibaca.

    Kecepatan perubahan ekspresi dan kemampuan seseorang untuk menutup-nutupi pesan yang tidak ingin mereka sampaikan dapat menimbulkan salah interpretasi. Ahli psikologi mengindentifikasikan 6 ekspresi wajah: kesenangan, kesedihan, marah, memuakkan, kejutan, dan ketakutan.

    Posture :
    Posture adalah posisi badan ketika anda duduk atau berdiri dapat mengkomunikasikan tanda non-verbal yang kuat.

    Didalam interaksi, posisi badan (posture) mempunyai kemampuan mengkomunikasikan berbagai pesan :
    • Membalikkan badan ke arah yang berlawanan dengan pembicara mungkin merupakan tanda ketidakterlibatan ini dapat diinterpretasikan sebagai mengabaikan.
    • Kejenuhan dapat diekspresikan dengan cara membiarkan kepala anda tertunduk dan menopang kepala anda dengan tangan.
    • Berjalan dengan cepat dengan gerak tangan yang bebas disamping mungkin mengkomunikasikan rasa percaya diri dan orientasi tujuan/goal.

    Sentuhan (Touch)         
    Dalam bisnis ataupun pergaulan, bentuk sentuhan yang paling sering adalah berjabat tangan. Jika dilakukan dengan lagak (pas) dapat menunjukkan keterlibatan atau keinginan, tetapi jika dilakukan “dengan buruk” dapat mengindikasikan kelemahan dan ketidakinginan. Dalam wawancara untuk melamar suatu pekerjaan misalnya, jabat tangan yang kuat mengkomunikasikan rasa percaya diri yang kuat, kesan pertama yang sangat membekas.

    Pakaian (Clothing)
    Didalam dunia bisnis, pakaian berlaku seperti uniform yang dapat menceritakan kepada setiap orang bahwa anda bersedia mengikuti standar organisasi yang telah berlaku. Pada intinya, segala bentuk dan jenis pakaian harus sesuai dengan tempat dimana kita bekerja, pakaian yang kita kenakan merefleksikan stabilitas dan kemampuan.

    Misalnya, jika anda bekerja di Bank. Pilihan pakaian anda sangat terbatas, mungkin jas, baju lengan panjang, dasi, dan sepatu hitam. Tetapi jika anda bekerja di bidang Fashion, pakaian yang tidak terlalu formal dapat diterima.

    Personal Space
    Jarak antara orang satu dengan lainnya yang terlihat dalam komunikasi dikenal dalam istilah “Personal Space”. Jarak ini mengindikasikan hubungan social dalam suatu budaya. Percakapan bisnis di Amerika Serikat, misalnya, terjadi pada “a social zone” dimana percakapan berlangsung dengan jarak 4 sampai 12 kaki. Bila lebih dekat pada umumnya menggambarkan intimacy (keintiman) yang tidak layak untuk bisnis.

    Sangat penting untuk diingat adalah hubungan jarak dapat dimanipulasi untuk kepentingan seseorang. Sebagai contoh, seorang superviser yang ingin mengintimidasi seorang pegawai akan berdiri di dalam wilayah personal pegawai selama transaksi sedang berlangsung. Orang yang bergerak di bidang penjualan barang-barang (sales people) mengetahui ini dan menempatkan mereka sangat dekat sekali kepada pelanggan yang mudah dipengaruhi.

    Paralanguage
    Pesan-pesan non-verbal vocal disebut juga “Paralanguage” karena ada tekanan kecepatan, tinggi rendah, volume, jeda, dan disfluency (ketidaklancaran) seperti ums…..ya.. dan lain-lain, pesan dapat dikirimkan engen pengaruh yang beragam. Kenyatannya tekanan dan intonasi memegang peranan penting terhadap arti. Sebagai contoh : saya sangat gugup sekali terhadap negosiasi ini. Anda akan mengirimkan pesan yang berbeda bila anda mengatakan hal yang sama tetapi tekanannya berbeda “saya sangat gugup sekali terhadap negosiasi ini” atau “saya sangat gugup sekali terhadap negosiasi ini”.

    Riset menunjukkan bahwa “paralanguage” dapat mengkomunikasikan bahasa dari pada isi dari kata-kata dan bahwa jika kualitas vocal bertentangan dengan kata-kata, “paralanguage” akan mempunyai pengaruh yang lebih besar sebagai contoh : berteriak kepada bawahan anda, dilain pihak anda mengatakan “tidak marah” kepadanya karena tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu akan mengurangi kredibilitas. Kontradiksi isi pesan dengan mengkomunikasikan sentimen yang berlawanan menunjukkan “intesitas kemarahan”.

    Kesulitan dalam membaca komunikasi non-verbal
    Walaupun pengaruh potensial komunikasi non-verbal sangat kuat, pengalaman  menunjukkan bahwa kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan tanda-tanda non-verbal lebih terbatas dari pada yang ktia pikirkan dan ketahui.

    BAGAIMANA PESAN DITERIMA
      Dalam konteks komunikasi, pesan dapat diterima melalui membaca dan mendengarkan.
      1. Membaca
      Membaca yang efektif memerlukan kemampuan memfokuskan perhatian pada topik, maupun ditengah gangguan. Ini membuktikan kemampuan menganalisa dan mengevaluasi informasi dan menanggapinya dengan layak. Membaca juga membutuhkan informasi.
      Pembaca yang baik memahami bahwa respon terhadap bacaan terkait dengan apa yang kita ketahui dan rasakan tentang materi penulisnya.
      1. Mendengar
      Mendengar adalah aktivitas merasakan (sensing), menginterpretasikan (interpreting0, mengevaluasi (evaluating) dan bereaksi (reacting) terhadap apa yang dikatakan. Kemampuan mendengar adalah sangat penting sekali untuk memahami pesan yang disampaikan dan juga untuk menjaga “goodwill”
      Kemampuan mendengarkan  sangat diperlukan dalam proses komunikasi. Beberapa ciri pendengar yang efektif, yaitu:
      1. Diam sebagai sikap bijaksana ;
      2. Hati-hati atas “Sikap Emosional”;
      3. Jangan terburu-buru memberi penilaian;
      4. Tunjukkan keingintahuan;
      5. Bertanya untuk memfokuskan pendengaran anda;
      6. Fokus pada hal-hal yang penting;
      7. Menjadi pendengar yang aktif.

      PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
        Memahami prinsip-prinsip komunikasi sangat penting untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya. Ada 8 (delapan) prinsip-prinsip komunikasi yang anda perlu ketahui :

        Komunikasi adalah Paket Isyarat

          Perilaku komunikasi, apakah itu melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi dari keduanya biasanya terjadi dalam “paket”.  Biasanya perilaku verbal dan non-verbal saling memperkuat dan mendukung. Semua bagian dari system pesan biasanya bekerja bersama-sama untuk mengkomunikasikan makna tertentu. Kita tidak mengutarakan rasa takut dengan tersenyum. Seluruh tubuh – baik secara verbal maupun non-verbal – bekerja bersama-sama untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan kita.

          Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antar pribadi, kelompok kecil, pidato dimuka umum, ataupun media massa, kita kurang memperhatikan sifat paket dari komunikasi. Ia berlalu begitu saja, tetapi bila ada ketidakwajaran – bila berjabat tangan yang lemah menyertai salam verbal, bila gerak-gerik gugup menyertai pandangan yang tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresi nyaman dan santai – kita memperhatikannya. Selalu kita mulai mempertanyakan kredibilitas, ketulusan orang yang bersangkutan.

          Komunikasi adalah Proses Penyesuaian
            Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem isyarat yang sama. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda. Tetapi prinsip ini sangat relevan bila kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan sistem isyarat yang persis sama. Orang tua dan anak misalnya, bukan hanya memiliki perbendaharaan kata yang berbeda, melainkan juga mempunyai arti yang berbeda untuk istilah yang mereka gunakan. Budaya atau sub-budaya yang berbeda, meskipun menggunakan bahasa yang sama, seringkali memiliki sistem komunikasi non-verbal yang sangat berbeda. Bila sistem ini berbeda, komunikasi yang bermakna dan efektif tidak akan terjadi.

            Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa artinya. Mereka yang hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan waktu yang sangat lama dan sering kali membutuhkan kesabaran. Jika kita ingin benar-benar memahami apa yang dimaksud seseorang (melalui senyum, melalui pernyataan “Saya cinta kepadamu”, dengan membedakan hal-hal yang sepele, dengan komentar merendahkan diri sendiri), bukan sekedar mengerti apa yang dikatakan atau dilakukannya, kita harus mengenal sistem isyarat orang tersebut.

            Komunikasi Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan
              Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berbeda diluar (bersifar ekstern) bagi pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus, komunikasi juga menyangkut hubungan antara kedua pihak. Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini”. Pesan seperti ini mempunyai aspek isi (kandungan atau content) dan aspek hubungan (relational).

              Aspek ini mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan – yaitu, bawahan menemui atasan setelah rapat. Aspek hubungan menunjukkan adanya perbedaan status di antara kedua pihak: Atasan dapat memerintah bawahan.

              Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama tetapi aspek hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya berbeda. Sebagai contoh, atasan dapt mengatakan kepada bawahan”Sebaiknya anda menjumpai saya setelah rapat ini”, atau “Dapatkah kita bertemu setelah rapat ini” dalam kedua hal, isi pesan pada dasarnya sama – artinya, pesan dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan perilaku yang sama – tetapi dimensi hubungannya sangat berbeda.

              Demikian pula, adakalanya isi dapat berbeda tetapi hubungan tetap sama. Sebagai contoh, seorang remaja mungkin berkata kepada ayahnya,”Bolehkah saya pergi ke bioskop malam minggu ini”, atau “Bolehkah saya menggunakan mobil malam ini?”. Isi kedua pesan ini jelas sangat berbeda. Tetapi dimensi hubungannya pada dasarnya tetap sama : Jelas ada hubungan bawahan-atasan dimana ijinuntuk melakukan sesuatu harus diperoleh.

              Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer.
                Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya. Jika salah seorang mengangguk, yang lain mengangguk, jika yang satu menampakkan rasa cemburu, yang lain menampakkan rasa cemburu, jika yang satu pasif, yang lain pasif. Hubungan ini bersifat sementara (sebanding), dengan menekankan pada meminimalkan perbedaan diantara kedua orang yang bersangkutan.

                Cara lain melihat hubungan simetris adalah dalam bentuk persaingan dan hubungan pengaruh diantara dua orang. Masing-masing orang dalam hubungan simetris perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya disbanding yang lain. Hubungan simetris bersifat kompetitif; masing-masing pihak mempertahankan kesetaraan atau keunggulannya dari yang lain. Jika, misalnya, salah satu mengatakan bahwa sesuatu itu harus dilakukan dengan cara tertentu, pihak yang lain akan menangkapnya sebagai pernyataan bahwa ia tidak cukup kompeten untuk memutuskan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Seperti dapat dengan mudah dipahami, tuntutan pengakuan akan kesetaraan (keunggulan) seringkali menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.

                Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan diantara kedua pihak dimaksimumkan. Orang menempati posisi yang ebrbeda; yang satu atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif; yang satu kuat, yang lain lemah. Pada masanya, budaya membentuk hubungan seperti ini – misalnya, hubungan antara guru dengan murid, atau atasan dengan bawahan.

                Walaupun hubungan komplementer pada umumnya produktif dimana perilaku salah satu mitra “melengkapi atau menguatkan perilaku yang lain” (Lederer dan Jackson, 1968), masih ada masalah. Salah satu masalah dalam hubungan komplementer, yang dikenal baik oleh mahasiswa, adalah yang disebabkan oleh kekakuan yang berlebihan. Sementara hubungan komplementer antara seorang ibu yang melindungi dan membimbing dengan anaknya yang sangat bergantung kepadanya pada suatu saat sangat penting dan diperlukan untuk kehidupan si asank, hubungan yang sama ketika si anak itu menginjak dewasa menjadi penghambat bagi pengembangan selanjutnya. Perubahan yang begitu penting untuk pertumbuhan tidak dimungkinkan terjadi.

                Rangkaian Komunikasi Dipunktuasi
                  Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan akhir yang jelas. Sebagaimana pemeran serta atau sebagai pengamat tindak komunikasi, kita membagi proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab dan akibat, atau kedalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan arus kontinyu komunikasi ini kedalam potongan-potongan yang lebih kecil. Kita menanamkan diantaranya sebagai sebab atau stimulus dan lainnya sabagai efek atau tanggapan.

                  Paul Waltzwick, Janet Beavin, dan Don Jackson dalam buku mereka yang berpengaruh Pragmatics of Human CommunicationI, memberi istilah bagi kecenderungan untuk membagi berbagai transaksi komunikasi ini dalam rangkaian stimulus dan tanggapan sebagai punktuasi (punctuation). Kita masing-masing mempunktuasi rangkaian kejadian yang kontinyu kedalam stimulus dan tanggapan untuk kemudahan pemrosesan dan seperti digambarkan dalam contoh mahasiswa – dosen, kita paling sering mempunktuasi komunikasi dengan cara yang membuat kita kelihatan di pihak yang benar, yang baik.

                  Jika kita menghendaki komunikasi efektif – jika ingin memahami maksud orang lain – maka kita harus melihat rangkaian kejadian seperti yang dipunktuasi orang lain. Selanjutnya kita harus menyadari bahwa punktuasi kita tidaklah mencerminkan apa yang ada dalam kenyataan, melainkan merupakan persepsi kita sendiri yang unik dan bisa keliru.

                  Komunikasi adalah Proses Transaksional
                    Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.

                    Komunikasi adalah Proses
                    Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupu kita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi selalu berubah – kita, orang yang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita.

                    Komponen-Komponen Komunikasi Saling Terkait
                    Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan setiap elemen yang lain. Elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independent: Masing-masing komponen dalam kaitannya dengan komponen yang lain. Sebagai contoh, tidak mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan tanpa sumber, dan tidak akan ada umpan balik tanpa adanya penerima. Karena sifat saling bergantung ini, perubahan pada sembarang elemen proses mengakibatkan perubahan pada elemen-elemen yang lain. Misalnya, anda sedang berbincang-bincang dengan sekelompok teman, kemudian ayah anda datang masuk ke kelompok. Perubahan “Khalayak” ini akan menyebabkan perubahan-perubahan lain.

                    Komunikator Bertindak Sebagai Satu Kesatuan
                    Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan yan gutuh secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai mahluk yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi misalnya, hanya pada tingkat emosional atau intelektial saja, karena kita tidak demikian berkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan tubuh dan pikiran, barangkali akibat terpenting dari karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan bukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh cara kita menafsirkan apa yang dikatakan. Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya tergantung pada kata-kata dan gambar dalam film tersebut melainkan pada semua yang ada pada kita – pengalaman masa lalu kita, emosi kita saat itu, penegtahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor yang lain.

                    Komunikasi Tak Terhindarkan
                      Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam banyak hal, ini memang demikian. Tetapi, seringkali pula komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Ambil contoh, seorang pelajar yang duduk dibarisan belakang dengan wajah tanpa ekspresi, kadang-kadang menatap kosong kearah jendela. Dalam situasi interaksi, anda tidak bisa tidak berkomunikasi, tidaklah berarti bahwa semua perilaku merupakan komunikasi; misalnya, jika sang murid melihat keluar jendela dan guru tidak melihatnya, komunikasi tidak terjadi.

                      Selanjutnya, bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak menanggapi pesan dari orang lain. Misalnya, jika kita melihat seseorang melirik kearah kita, kita pasti bereaksi dengan cara tertentu. Seandainyapun kita tidak bereaksi secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri pun merupakan reaksi, dan itu berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak bereaksi. Sekali lagi, jika kita tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi tidak terjadi.

                      Komunikasi Bersifat Tak Reversibel
                        Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem tertentu. Sebagai contoh, anda dapat mengubah air menjadi es dan kemudian mengembalikan es menjadi air, dan anda dapat mengulang-ulang proses dua arah ini berkali-kali sesuka anda. Proses seperti ini dinamakan proses reversibel.
                        Tetapi ada sistem lain yang bersifat tidak reversibel (irreversibel). Prosenya hanya bisa berjalan dalam satu arah, tidak bisa dibalik. Anda, misalnya dapat mengubah buah anggur menjadi minuman anggur (sari anggur), tetapi anda tidak bisa mengembalikan sari anggur menjadi buah anggur. Komunikasi termasuk proses seperti ini, proses tak reversibel.

                        Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu, anda tidak bisa tidak mengkomunikasikan. Tentu saja, anda dapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang sudah terlanjur anda sampaikan; anda dapat bermaksud mengatakan “Saya sangat marah waktu itu; saya tidak benar-benar bermaksud mengatakan seperti itu”. Tetapi apapun yang anda lakukan untuk mengurangi atau meniadakan dampak dari pesan anda, pesan itu sendiri, sekali telah terkirimkan dan diterima, tidak bisa dibalikkan.

                        Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi penting komunikasi dalam segala macam bentuknya. Sebagai contoh,dalam interaksi antar pribadi, khususnya dalam situasi konflik, kita perlu hati-hati untuk tidak mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali. Pesan yang mengandung komitmen – pesan “aku cinta padamu” dengan segala macam variasinya – juga perlu diperhatikan. Jika tidak, kita mungkin terpaksa mengikatkan diri kita pada suatu posisi yang mungkin nantinya kita sesali. Dalam situasi komunikasi publik atau komunikasi massa, dimana pesan-pesan didengar oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang, sangatlah penting kita menyadari bahwa komunikasi kita bersifat tak reversibel.

                        Sekian artikel tentang Proses Pengiriman Pesan dan Prinsip-Prinsip Komunikasi. Semoga bermanfaat.

                        Daftar Pustaka
                        1. Hunsaker, Philip L. & Alessandra, Anthony J., The art of Managing People, Simon & Schuster Inc., New York, 1980.
                        2. Hodgetts, Richard M., Modern Human Relations At Work, The Dryden Press Harcourt Brace Jovanovich, Fort Worth, TX, 1993.
                        3. De Vito, Joseph A (1996). Essential of human communication. New York : Harper Collins Publishers.
                        4. Boone, LE; Kurtz, DL & Block, JR (1984). Contemporary business New Jersey: Prentice Hall.

                        Karakteristik dan Elemen Media Massa Menurut Para Ahli

                        $
                        0
                        0
                        Karakteristik dan Elemen Media Massa Menurut Para Ahli - Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Kadang-kadang mereka menerimanya secara serentak, langsung sebagaimana yang dilakukan oleh televisi, di waktu yang lain mereka menerimanya secara individu seperti dalam film, atau bahkan puluhan abad seperti yang dilakukan dalam buku, seperti Injil, Alquran, dan kitab suci lain.

                        Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai Memberi (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut Audience , komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Sementara itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud antara lain televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD, dan internet yang juga sering disebut sebagai media massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain komunikator, isi, Audience , umpan balik, gangguan (saluran dan semantik), gatekeeper, pengatur filter dan efek (masalah efek ini akan dijelaskan dalam bab tersendiri (Nuruddin, 2013).

                        Karakteristik dan Elemen Media Massa Menurut Para Ahli_
                        image source: groeduacademy.com
                        baca juga: Proses Pengiriman Pesan dan Prinsip-Prinsip Komunikasi

                        Komunikator
                          Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.

                          Saat ini kita mengenal konglomerasi pers. Dengan kata lain, sebuah media mempunyai beberapa media lain, tetapi satu manajemen bahkan satu penanam saham, misalnya Kompas atau JawaPos. Dalam kasus ini, bisa jadi ada satu orang yang dominan dalam menentukan aliran pesan yang disiarkan. Misalnya dalam pertunjukan televisi (David Letterman), film (George Lucas), koran (Katherine Graham), atau majalah (Hugh Herner). Akan tetapi, meskipun mereka dominan dalam media massanya, orang tersebut tidak bisa disebut komunikator. Dalam sebuah media cetak yang nama-nya komunikator antara lain reporter, copyeditor, fotografer, dan yang lain yang sedikit banyak ikut menentukan proses penyiaran. Individu bisa menjadi kekuatan dominan, tetapi tim khusus, sejumlah staf ahli merupakan komunikator dalam komunikasi massa.

                          Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Jadi, ара yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu "atas nama" lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut.

                          Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik: 1) daya saing (competitiveness), 2) ukuran dan kompleksitas (size and complexity), 3) industrialisasi (industrialization), 4) spesialisasi (specialization), dan 5) perwakilan (representation).

                          Isi
                            Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing, media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1) berita dan informasi, 2) analisis dan inter-pretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6) hiburan.

                            Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para Audience -nya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonnya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan bentuk straight news semata, tetapi juga feature, investigativereporting (laporan investigasi), tajuk rencana, dan ulasan lain. Intinya, media massa menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, Anda termasuk penggemar sepak bola. Semua hasil pertandingan, ulasan, dan kejadian lain yang berhubungan dengan sepak bola tersaji dalam media massa. Media menggali semua peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dikembalikan lagi ke masyarakat yang dilayaninya.

                            Audience
                              Khalayak memiliki sifat sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa, namun lebih spesifik teragregat pada suatu media massa. (Burhan Bungin, 2013).

                              Audience  yang dimaksud dalam komunikasi massa sangai beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing Audience  berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.

                              Menurut Hiebert dan kawan-kawan, Audience  dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karak-iriistik sebagai berikut.
                              1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
                              2. Audience cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut Audience  meskipun jumlahnya \ berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. \ Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya Audience  
                              3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dikhususkan untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, tetapi status sosial ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain. Pembaca buku ini juga heterogen sifatnya.
                              4. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. Bagaimana mungkin Audience  bisa mengenal khalayak televisi yang jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus per kasus, tetapi meliputi semua Audience . Sebab, bisa saja sesama Audience  Trans 7, antaranggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal di sini bukan seperti itu maksud-nya.
                              5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di Jakarta. Bukankah ia dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga dikatakan Audience  dipisahkan oleh ruang dan waktu.

                              Umpan Balik
                                Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediatedfeedback) dan tidak langsung (delayedfeedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemung-kinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain.

                                Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada media yang bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan berita yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung yang dimaksud.

                                Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Umpan balik dari pidato politik seorang juru kampanye, misalnya, direfleksikan beberapa waktu kemudian dalam kotak suara pada hari pemungutan suara. Jadi, komunikan memberikan reaksi kepada komu-ilikator dalam jangka waktu tertentu dan tidak langsung seperti dalam komunikasi tatap muka. Bahkan bisa dikatakan, umpan lialik tidak langsung merupakan ciri asli yang dimiliki komunikasi massa.
                                1. Gangguan
                                2. Gangguan Saluran
                                Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang. Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan.

                                Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar. Misalnya, sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak-anak yang sedang berkelahi. Interupsi orang lain ketika kita membaca majalah juga termasuk gangguan. Gangguan yang lain misalnya dering telepon yang berbunyi secara terus-menerus ketika kita sedang melihat televisi. Bahkan banyaknya sajian acara menarik pada jam yang sama dan juga banyaknya alternatif media cetak yang akan kita pilih termasuk juga dalam gangguan.

                                Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kita pada stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah satu usaha mengatasi gangguan. Termasuk di sini, penyiar radio yang berusaha mengulangi nomor telepon yang disebutnya, atau pengulangan iklan yang disiarkan sepanjang program acara televisi, iklan department store yang dimunculkan tidak hanya pagi hari, tetapi juga sore hari merupakan usaha mengatasi gangguan pula.

                                Gatekeeper
                                  Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya HumanRelations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa.

                                  Untuk memperjelas ара dan siapa gatekeeper ada baiknya disimak terlebih dahulu cerita sebagai berikut. Pada malam . Minggu diadakan acara "Jurit Malam" bagi sekelompok siswa Pramuka yang sedang mengadakan perkemahan. Untuk mengikuti acara "Jurit Malam" sekelompok regu dalam Pramuka harus melewati beberapa pos untuk mengerjakan perintah yang ada dalam masing-masing pos yang dijaga oleh penjaga pos. Kalau berhasil, regu itu bisa melanjutkan perjalanannya ke pos selanjutnya. Penjaga pos berfungsi memberi izin apakah sebuah regu layak meneruskan perjalanan atau tidak. Jadi, tanpa izin dari penjaga pos tidak mungkin mereka meneruskan ke pos selanjutnya. Pos itu bisa disebut dengan checkpointgate, sedangkan individu atau organisasi yang memberi izin dinamakan gatekeeper (penapis informasi, palang pintu, atau penjaga gawang).

                                  Istilah ini kemudian dikembangkan tidak hanya untuk menunjuk orang atau organisasi yang memberi izin suatu kegiatan, tetapi memengaruhi keluar masuknya "sesuatu". Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeper-lah. yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.

                                  Filter
                                    Perhatikan contoh cerita berikut. Ada dua orang wanita sebut saja namanya Yeni dan Yani. Keduanya merupakan mahasiswa di kota Yogyakarta dan tanggal dalam satu kos. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Yeni adalah mahasiswa yang mengalami trauma karena pernah diprkosa, sedangkan Yani tidak pernah diprkosa. Pada suatu hari, keduanya melihat acara "Patroli" (tayangan kriminalitas di Indosiar). Kebetulan pula "Patroli" menayangkan acara perilaku kekerasan terhadap seorang wanita. Keduanya (Yeni dan Yani) terlihat santai melihat acara "Patroli" di awal acara. Akan tetapi, di pertengahan acara ada investigasi tentang kasus prkosaan. Keduanya pun merespons secara berbeda. Yeni karena pernah mengalami trauma dengan kasus prkosaan, ia kelihatan emosional baik ditunjukkan dari sikap, mimik muka atau perkataan yang dikeluarkan untuk menanggapi tayangan tersebut. Sementara itu, Yani biasa saja, sama seperti melihat acara-acara yang lain.

                                    Mengapa kedua orarig itu berbeda dalam merespons acara yang sama? Masalahnya, keduanya mempunyai filter yang berbeda. Filter tersebut bisa fisik, psikologis, ataupun budaya. Baik Yeni ataupun Yani mempunyai filter psikologis yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian yang pernah dialaminya sehingga memengaruhi kondisi psikologis masing-masing. Cerita di atas adalah contoh filter psikologis yang akan ikut membedakan proses penerimaan pesan antara satu orang dengan orang yang lain.

                                    Kondisi psikologis seseorang tersebut akan ikut memengaruhi kuantitas dan kualitas pesan yang diterimanya. Seorang duda yang sudah cerai tiga kali dengan seorang kepala rumah tangga yang bahagia tentu akan berbeda dalam menang-gapi artikel sebuah media cetak tentang "Kiat Perkawinan Bahagia". Duda tersebut mungkin sangat antusias bahkan ingin mencari tahu lebih lanjut dengan mengirimkan surat ke redaksi yang bersangkutan, sedangkan yang satunya akan menanggapi atau merespons biasa saja.

                                    Ada kalanya pula respons atau penerimaan kita terhadap tayangan televisi dipengaruhi oleh kondisi ruangan. Ruangan yang panas akan mengganggu penerimaan pesan kita. Termasuk keadaan sekeliling kita, entah kursi yang keras dan tidak empuk, bola lampu ruangan yang redup, bahkan kondisi kita yang dalam keadaan sakit. Semua itu menjadi filter dalam proses penerimaan pesan. Filter tersebut akan sangat memengaruhi penerimaan pesan kita. Itulah yang disebut sebagai filter fisik.

                                    Filter adalah kerangka pikir melalui mana Audience  menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat Audience  bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut.

                                    Sekian artikel tentang Karakteristik dan Elemen Media Massa Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                    DAFTAR PUSTAKA

                                    • Nuruddin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, RajaGrafindo Persada
                                    • Bungin, Burhan, 2013, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

                                    Pengertian Media Massa dan Sejarah Munculnya Media Massa

                                    $
                                    0
                                    0
                                    Pengertian Media Massa dan Sejarah Munculnya Media Massa - Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami pentingnya bidang kajian komunikasi massa.

                                    Pentingnya Media Massa

                                    Media massa adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan mengunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperi surat kabar, film, radio dan televise (Cangara, 2012). Media massa – surat kabar, televisi, radio, dan lain-lain, serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak dijadikan sebagai obyek studi. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Hal ini bertolak dari asumsi dasar bahwa media memiliki fungsi penting. Dan asumsi tersebut ditopang oleh dalil :
                                    • Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat.
                                    • Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan antau sumber daya lainnya.
                                    • Media massa merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional, mapun internasional.
                                    • Media massa seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
                                    • Media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

                                    Meskipun demikian, sejarah menunjukkan bahwa pelbagai kekuatan yang berperan dalam masyarakat ternyata lebih kuat peranannya dibandingkan dengan media atau pengaruh yang ditimbulkan oleh media itu. Pada dasarnya media tergantung pada pendayagunaan kekuasaan oleh unsur kekuatan lain, atau paling maksimal berperan sebagai alat  bagi unsur kekuatan lain. Media juga saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan memberikan dorongan terhadap perubahan sosial. 

                                    Beberapa asumsi yang dikemukakan di atas memberi kesan bahwa studi komunikasi massa tidak bisa lepas dari beberapa nilai yang bersifat fundamental, yang mungkin saja bersifat tidak taat azas (inkonsisten) atau saling bertentangan. Walaupun masalah seperti itu bukanlah masalah yang unik bagi para ilmuwan sosial, namun wujud peermasalahannya sangat lain. Dalam kenyataan kebanyakan teori tentang proses kerja media massa memang berkaitan dengan masalah nilai-nilai dengan tekanan yang berbeda. Dengan demikian, setidak-tidaknya kita akan dapat menyarankan nilai alternatif dan memahami secara jelas kondisi yang dipengaruhi oleh pandangan normatif tertentu.

                                    Pengertian Media Massa dan Sejarah Munculnya Media Massa_
                                    image source: seaver.pepperdine.edu
                                    baca juga: Karakteristik dan Elemen Media Massa Menurut Para Ahli

                                    Munculnya Media: Asal Mula Batasan Media

                                                Batasan mengenai media massa mengalami perubahan dari waktu ke waktu, menjadi semakin kompleks dan mengalami penambahan gagasan. Itulah sebabnya orang sulit menemukan suatu batasan tanggal yang terbaru, konsisten dapat diterima di mana-mana. Setiap media massa memiliki beberapa kegiatan tertentu yang bentuk dan fungsinya seringkali bervariasi.

                                    Media Cetak

                                                Sejarah media modern bermula dari buku cetak. Meskipun pada awalnya upaya pencetakan buku hanyalah merupakan upaya penggunaan alat teknik untuk memperoduksi teks yang sama atau hampir sama, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun upaya itu tentu saja masih dapat disebut semacam revolusi. Dan pada terjadinya revolusi pada masyarakat buku pun ikut memainkan peran yang tidak dapat dipisahkan dari proses revolusi itu sendiri.

                                                Hampir dua ratus tahun setelah ditemukannya percetakan barulah apa yang sekarang ini kita kenal sebagai surat kabar prototif dapat dibedakan dengan surat ederan, pamflet dan buku berita akhir abad keenam belas dan ketujuh belas. Dalam kenyataannya terbukti bahwa suratlah yang merupakan bentuk awal dari surat kabar, bukannya lembaran yang berbentuk buku. Surat ederan diedarkan melalui pelayanan pos yang belum sempurna dan berperan terutama untuk menyebarluaskan berita menyangkut peristiwa yanga ada hubungannya dengan perdagangan internasional. Jadi, munculnya surat kabar merupakan pengembangan suatu kegiatan yang sudah lama berlangsung dalam dunia diplomasi dan lingkungan dunia usaha. Surat kabar padsa masa awal ditandai oleh : wujud yang tetap; bersifat komersial (dijual secara bebas); bertujuan banyak (memberi informasi, mencatat, menyajikan adpertensi, hiburan, dan desas-desus); bersifat umun dan terbuka.

                                                Surat kabar komersial abad ke tujuh belas tidak lahir dari satu sumber, tetapi dari gabungan kerja sama antara pihak percetakan dengan pihak penerbit. Ragam surat kabar resmi (seperti yang diterbitkan oeh raja atau pemerintah) memang memiliki beberapa ciri khas yang sama dengan surat kabar komersial, tetapi juga berfungsi sebagai terompet penguasa dan alat pemerintah. Surat kabar komersial mereupakan ragam yang sangat berpengaruh dalam pemebentukan institusi surat kabar. Bila ditelusuri kembali, akan tampak bahwa pengaruh surat kabar komersial merupakan tonggak penting sejarah komunikasi, karena sejak itu pola pelayanan beralih ke para anggota masyarakat pembaca yang tidak dikenal (anonim), dan bukannya merupakan alat para propagandis dan raja.

                                                Akhirnya kita perlu menyinggung munculnya surat kabar massa, yang seringkali disebut sebagai surat kabar “komersial”  karena dua alasan : sistem kerjanya sebagai badan usaha pencari keuntungan diwarnai oleh sikap monopilistis dan ketergantungannya yang sangat besar pada pemasukan yang bersumber dari adpertensi. Alasan terakhirlah yang paling banyak membuka kemungkinan dan dan memberi harapan terbentuknya masyarakat pembaca yang begitu luas. Disadari bahwa tujuan komersiallah yang secara tidak langsung memberikan pengaruh besar terhadap isi surat kabar dan membuat aspek-aspeknya lebih bersifat populis dan lebih menunjang dunia usaha, konsumerisme  serta persaingan bebas, jika tidak bisa disebut menunjang hak-hak politik (Currant, 1986). Semua surat kabar termasuk surat kabar yang bukan surat kabar massa, memang acapkali menerapkan kecenderungan tersebut (Tunstall, 1982).

                                    Film

                                                Meskipun film sebagai penemuan teknologi baru telah muncul pada akhir abad kesembilan belas, tetapi apa yang dapat diberikannya sebenarnya tidak terlalu baru dilihat dari segi isi atau fungsi. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik,  drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.

                                                Karakterisasi masalah film sebagai usaha bisnis pertunjukkan (show business) baru dalam pasar yang kian berkembang belumlah mencakup segenap permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat tiga tema besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting.

                                                Tema pertama ialah pemanfaatan film sebagai alat propaganda. Hal tersebut berkenaan dengan pandangan yang menilai bahwa film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat. Kedua tema lainnya dalam sejarah film ialah munculnya beberapa aliran seni film (Huaco, 1963) dan lahirnya aliran film dokumentasi sosial.

                                                Disamping itu kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Sedikit catatan menyangkut pemanfaatan film dalam pendidikan perlu ditambahkan. Pentingnya pemanfaatan film dalam pendidikan sebagian didasari oleh pertimbangan bahwa film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film memiliki kemampuan menyampaikan pesan yang unik.

                                                Mungkin saja film pada dasarnya memang sudah dipengaruhi oleh tujuan manipulatif, karena film memerlukan penanganan yang lebih bersungguh-sungguh dan konstruksi yang lebih artifisial (melalui manipulasi) dari pada media lainnya. Karena film mudah dipengaruhi, maka film pun harus menerima banyak campur tangan. Tambahan pula, film memerlukan sangat banyak modal.

                                    Siaran Radio dan Televisi

                                                Sebagai media massa yang muncul belakangan, radio baru berperan selama enam puluh tahun dan televisi baru tiga puluh tahun, radio dan televisi lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi – telepon, telegraf, fotografi (yang bergerak dan tidak bergerak), dan rekaman suara.

                                                Terlepas dari adanya perbedaan jelas, yang dewasa ini meliputi baik segi isi maupun segi penggunaannya, radio dan televisi dapat dibahas secara bersamaan. Hal penting yang pertama kali perlu diketahui ialah kenyataan yang menunjukkan bahwa radio pada mulanya merupakan teknologi yang mencari kegunaan, bukannya sesatu yang lahir sebagai respons terhadap suatu kebutuhan pelayanan baru.  Menurut Raymond Williams (1975), “berbeda dengan jenis komunikasi terdahulu, radio dan televisi merupakan sistem yang dirancang terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada.”

                                                Tidak dapat disangsikan lagi,  radio pada mulanya hanya merupakan suatu teknologi; setelah itu, barulah radio berperan sebagai alat pelayanan; demikian pula halnya dengan televisi yang pada mulanya lebih dipandang sebagai barang mainan atau sesuatu yang baru daripada sebagai suatu penemuan serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial. Keduanya lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah ada sebelumnya. Disamping itu, semua isi penting yang diberikan merupakan jiplakan – film, berita dan peristiwa olah raga.

                                                Barangkali inovasi terpenting yang terdapat pada radio dan televisi ialah kemampuan menyajikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejadian berlangsung. Namun demikian, karena banyak peristiwa yang harus diketahui oleh publik telah direncanakan sebelumnya, maka penambahan kadar aktualitas – yang sebelumnya sudah disuguhkan oleh komentar tertulis dan film – juga terbatas.

                                                Hal penting kedua dalam sejarah radio dan televisi ialah ketatnya peraturan, pengendalian atau pemberian izin yang dilakukan oleh pihak penguasa. Semula keadaan demikian didasari oleh pertimbangan kebiasaan – melembaga biasa.

                                                Hal penting ketiga ialah pola distribusi siaran radio dan televisi  yang terpusat dan keterkaitan televisi nasional dengan kehidupan politik serta pusat kekuasaan dalam masyarakat. Hal tersebut terjadi karena televisi telah berfungsi politis dan semakin memasyarakat.

                                    Media Elektronik Baru

                                                Apa yang acapkali disebut sebagai “media baru”, yang lambat laun mulai dikenal pada tahun 80-an, sesungguhnya merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda, dengan penggunaan yang berbeda pula Perangkat tersebut belum secara luas dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat sebagai media massa dan belum memiliki batasan fungsi yang tegas.

                                                Perangkat media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi: sistem transmisi (melalui kabel atau satelit); sistem miniaturisasi; sistem penyimpanan dan pencarian informasi; sistem penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur); dan sistem pengendalian (oleh komputer). Ciri-ciri utamanya, yang berbeda dengan “media lama”, ialah desentralisasi – pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangang pemasok komunikasi; kemampuan tinggi – pengantaran melalui kabel dan satelit mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemamcar siaran lainnya; komunikasi timbal balik (inter-activity) – penerima dapat memilih, menjawab kembali, menukar informasi dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara langsung; kelenturan (fleksibelitas) bentuk, isi, dan penggunaan.

                                    Komponen Citra Media (Definisi Publik)

                                                Penetuan dimensi komponen berikut ini memang tidak dapat melepaskan diri dari sikap yang agak subyektif. Namun demikian, penentuan tersebut didoraong oleh kebutuhan untuk membahas beberapa aspek penting komunikasi massa.  Secara khusus penentuan tersebut berkaitan dengan: hubungan antara media dengan negara; antara masyarakat dengan kebudayaan; pengorganisasian produksi dan distribusi; variasi tipe iai; cara penggunaannya oleh khalayak; hubungan antara khalayak dengan komunikator; kedudukan media dalam konteks sosialnya.

                                                Pemakaian istilah dimensi mencakup suatu ciri yang menonjol, yakni pelbagai faktor yang diidentifikasi. Ada banyak kemungkinan menyangkut kedudukan suatu media tertentu dalam kaitannya dengan ciri-ciri media tersebut.
                                    • Dimensi politik. Dalam hal yang menyangkut hubungan dengan masyarakat, kita dapat membedakan antara faktor yang bersifat politis (berkenaan dengan kekuasaan) dengan faktor yang dasarnya normatif (berkenaan dengan nilai-nilai sosial dan budaya). Faktor yang pertama berkenaan dengan pelbnagai kecenderungan otoritas eksternal untuk membatasi atau mengatur media, dan juga berkenaan dengan kecenderungan media yang dapat bersikap konformis atau kritis terhadap otoritas yang mapan.
                                    • Dimensi normatif. Dimensi ini terutama berkenaan dengan nilai-nilai sosial dan budaya, serta mencakup tiga dimensi yang berbeda. Yang pertama berkaitan dengan kualitas moral dan kadar keseriusan isi dalam pengertian bahwa suatu isi yang lazim dapat “mengembangkan” atau menyenangkan dan “berat” atau “ringan”. Tentu saja hal tersebut tergantung pada standar dan sudut tinjauan yang dipilih oleh seseorang. Sudut tinjauan yang pertama biasanya mengandung makna moral yang positif, dan yang kedua memiliki konotasi immoral, atau setidak-tidaknya berasosiasi nonmoral. Dimensio kedua berkenaan dengan orientasi terhadap kenyataan atau fantasi, tergantung pada apakah isinya dianggap sesuai dengan keadaan masa sekarang ataukah terlepas dari kenyataan yang ada dan menciptakan suatu “kenyataan” sendiri. Dimensi ketiga ialah dimensi estetis atau budaya, yang bertalian dengan masalah penentuan kadar seni yang terkandung dalam isi maupun bentuk (dengan memperhatikan perbedaan antara budaya “tinggi” dengan budaya “massa”).
                                    • Komponen organisasi dan komponen teknologi. Ada tiga aspek yang dipandang penting; yang pertama menyangkut tekanan utamanya dalam hal pengorganisasian; apakah terletak pada pesan, produksi, ataukah pada distribusi. Aspek kedua berkenaan dengan kompleksitas teknologi yang terkait – apakah citra dan kenyataannya memang merupakan teknologi tinggi? Yang, ketiga apakah pengertian profesi orang-orang yang bekerja pada media tersebut?  Apakah definisinya sudah jelas? Apakah masih kabur atau masih beraneka ragam?
                                    • Dimensi yang berkaitan dengan kondisi distribusi, penerimaan dan pemakaian. Hal penting yang harus diperhatikan ialah apakah isi ditentukan sebagai suatu unit tersendiri ataukah sebagai seperangkat materi (item) yang jumlahnya lebih banyak; apakah perhatian diberikan secara individual atau kolektif; apakah isinya dibatasi oleh ruang dan waktu; apakah pemakainya dibatasi oleh wakttu dan tempat; dan apakah pemasoknya diselenggarakan dan ditata di sumber pembuatan.
                                    • Dimensi menyangkut hubungan pengirim dan penerima. Kita perlu membedakan dan memperjelas keberadaan empat aspek secara khusus. Aspek pertama ialah adanya tumpang tindih antara pengalaman individual dengan pengelaman kolektif dalam segi pemakaian. Aspek kedua menyangkut sejauhmana eratnya hubungan dengan sumber. Aspek ketiga berkenaan dengan posisi pengirim ditinjau dari sudut penerima. Aspek keempat ialah dimensi “interaktivitas” (kegiatan timbal balik), yakni besar atau kecilnya kesempatan yang diciptakan oleh media untuk memungkinkan adanya komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima.

                                    Sekian artikel tentang Pengertian Media Massa dan Sejarah Munculnya Media Massa. Semoga bermanfaat.

                                    Daftar Pustaka 
                                    • McQuail, Denis, 1996, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.,
                                    • Cangara, Hafied, 2012, Pengantar Ilmu Komunikasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta

                                    Pengertian Statistika dan Peranan Statistika dalam Penelitian

                                    $
                                    0
                                    0
                                    Pengertian Statistika dan Peranan Statistika dalam Penelitian - Statistika merupakan suatu ilmu yang pada mulanya berawal dari suatu upaya pengumpulan data atau informasi dan upaya penyajiannya menjadi bentuk yang mudah dimengerti agar bersifat informative.contoh tertua terjadi pada zaman “Kaisar Agustus”, yang memerintahkan rakyatnya untuk mendaftarkan kekayaannya masing-masing,untuk keperluan menarik pajak guna membiayai perang.contoh lain terjadi pada saat ”William si Penakluk“ memerintahkan pencacahan jiwa dan kekayaan rakyat inggris untuk tujuan yang sama. Dari peristiwa-peristiwa ini, lalu timbul Teknik Penyajian Data dalam bentuk daftar dan grafik. Bagian Statistika yang khusus membahas teknik pengumpulan, penyederhanaan dan penyajian data agar bersifat informatif ini disebut Statistika Deskriptif.

                                    Taraf selanjutnya, orang berupaya untuk mengambil manfaat yang lebih berguna dari data yang telah tersajikan di atas, sehingga timbul teknik atau cara pengambilan kesimpulan yang dapat menunjukkan hal-hal yang sedang terjadi atas dasar data yang terkumpul. Bagian Statistika yang khusus membahas Teknik atau cara pengambilan kesimpulan ini disebut Statistika Indukatif.

                                    Karl Pearson (1857-1936) melalui majalah Biometrika-nya, dianggap sebagai pelopor perkembangan Statistika Induktif ini. Perkembangan pesat Statistika Induktif mulai terjadi sejak terbitnya buku Statistical Methods for Research Worker pada tahun 1925 oleh R.A Fisher, yang merupakan promoter penggunaan metode-metode statistika dalam bidang ilmu-ilmu pertanian,Hayat; dan Genetik.Kemudian “Jersey Neyman” pada tahun 1936  dan “E.S. Person” pada tahun 1938, mengemukakan tentang Teori Pengujian Hipotesis yang sangat penting bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.

                                    Pengertian Statistika dan Peranan Statistika dalam Penelitian_
                                    image source: seopressor.com

                                    PENGERTIAN STATISTIKA
                                      Dalam mengamati suatu obyek atau populasi,masalah pertama yang dihadapi adalah Bagaimana Menduga Ciri Yang Dapat  Mencerminkan Kekhasan Obyek ukuran pemusatan Atau Populasi Tersebut. Ukuran khas dari data yang di peroleh dari suatu populasi tersebut.Ukuran khas dari data yang diperoleh dari suatu populasi disebut parameter,yang terdiri dari seperti rerata(μ),median,modus,serta kuartil; dan ukuran ukuran penyebaran seperti ragam (σ²) ,simpangan baku(σ) ,wilayah kuartil,simpangan kuartil;serta proporsi(hal ini akan dijelaskan kemudian).

                                      Nilai sebenarnya dari parameter(ciri khas data populasi) ini secara teoritis hanya dapat ditentukan apabila semua nilai-nilai pengamatan (nilai-nilai yang biasa diukur dari semua anggota/unsur yang termasuk dalam suatu populasi) telah terkumpul. Hal ini menunjukkan bahwa nilai parameter dapat saja diukur asalkan jumlah anggota ini nisbih banyak,maka akan sulit atau hampir mustahil untuk diketahui, karena akan membutuhkan biaya,tenaga dan waktu yang nisbi besar.oleh karena itu,nilai suatu parameter yang sebenarnya umumnya sulit atau hampir mustahil diketahui,salah satu data yang dapat digunakan mengukur parameter secara langsung adalah data sensus,yang biayanya sangat mahal.

                                      Statistik berarti data ringkasan berbentuk angka (kuantitatif), yang dituangkan dalam bentuk tabel, daftar dan disertai grafik, diagram.

                                      Statistika berarti suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan/pengelompokan, penyajian dan analisa data.serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang tidak menyeluruh. Metode pengumpulan data secara statistika sangat effisien artinya menghemat tenaga, biaya, waktu dan bisa diperoleh dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

                                      Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap, maka data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data ini biasanya dikaitkan dengan tempat dan waktu. Misalnya : Harga ikan Mas di pasar Kebun Jeruk Jakarta, pada bulan September 2004 adalah Rp 12.000,- per kg.
                                       Sebagai ilustrasi
                                      , Seorang pakar pertanian ingin mengetahui rerata produksi (di beri lambang  μ dibaca “myu”) padi varietas Pegagan di kabupaten Organ Komering Ilir (OKI) Sumsel.Untuk mendapatkan nilai μ ini,maka semua areal yang ditanami padi varietas ini dan produksi per hektarnya harus diketahui oleh pakar tersebut. Karena:
                                      μ  =       Produksi total
                                      Luas total
                                      Hal ini jelas sulit dilakukan,karena akan menghabiskan biaya, waktu dan tenaga yang besar, sehingga apabila tetap dilaksanakan akan tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Contoh kegiatan yang dilakukan untuk mengukur parameter ini adalah Sensus Penduduk ,yang hanya biasa dilakukan oleh pemerintah mengingat manfaatnya yang bersifat strategis dan politis.

                                      Untuk mengatasi kesulitan ini diperlukan suatu cara sederhana yang hasilnya dapat digunakan untuk menduga nilai suatu parameter. Cara sederhana ini adalah dengan hanya mengamati sejumlah anggota yang biasa mewakili atau mencerminkan ciri-ciri populasinya,tersebut Contoh Populasi (Sample). Untuk ilustrasi di atas, contoh ini dapat berupa beberapa hektar sawah yan ditanami padi  varietas pegagan di beberapa lokasi,yang dianggap dapat mewakili seluruh areal di kabupaten OKI. Ukuran khas yang diperoleh dari data/hasil pengamatan terhadap anggota-anggota contoh suatu populasi ini disebut Statistik (Statistics),yang berfungsi sebagai penduga
                                      Nilai parameter.


                                      Statistik(ciri khas data contoh ) ini antara lain adalah rerata contoh (sample mean) (diberi lambang ỹ) sebagai statistika bagi rerata populasi (μ), dan ragam contoh (s²) sebagai statistik bagi ragam populasi (diberi lambang σ² “sigma kuadrat”).Apabila parameter merupakan suatu nilai konstanta (tetap) yang nilai sebenarnya tidak/sulit diketahui,sehingga menjadi tujuan pendugaan,maka statistik dicirikan oleh nilai yang tidak tetap,karena tergantung pada jumlah anggota,cara dan kondisi pada saat pemilihan contoh.meskipun demikian,statistik yang baik adalah statistik yang dapat memberikan gambaran yan sebenarnya tentang parameter dari populasi yang diwakilinya.statistik demikian ini disebut penduga tak bias bagi parameternya.
                                         
                                      Atas dasar uraian ini, Statistik (Ilmu Statistik) dapat diartikan sebagai Suatu ilmu yang antara lain mempelajari cara-cara penentuan suatu penduga atau statistik bagi parameter suatu populasi (= Statistik Deskriptif ) dan kemudian membahas cara-cara pengambilan kesimpulan tentang nilai parameter tersebut atas dasar statistik yang diperoleh (= Statistik Inferensial atau statistika indukatif).  Secara umum Statistika dapat diartikan sebagai:
                                      Suatu ilmu yang membahas segala sesuatu tentang statistik.

                                      Suatu statistik akan dapat dihitung apabila kita telah mengumpulkan sejumlah datum (datum-datum =data) hasil pengamatan atau pengukuran terhadap sejumlah contoh (sample)yang mewakili suatu populasi. Data ini dapat bersifat Kuantitatif,yang ukuran berbentuk bilangan yang bersatu misalnya: gram,meter,buah,dan lain-lain atau dapat bersifat Kualitatif atau mutu,yaitu ukuran berbilanan tak riel atau tak bersatu misalnya: mutu beras,rasa pangan,mutu barang dan lain-lain yang diberi angka atau skor. Atas dasar perbedaan sifat data ini,maka statistika digolongkan menjadi Statistika Parametrik, yang digunakan terhadap data kuantitatif yang berdistribusi normal dan statistika Nonparametrik yang digunakan terhadap data kualitatif dan data kuantitatif yang berdistribusi tak normal (akan dibahas khusus pada pada Bab X).

                                      Istilah lain yang juga populer adalah Metode Statistik yang diartikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan dalam pengumpulan, penyajian, analisis, dan penafsiran data (Walpole,1988). Kemudian atas dasar bidang kajiannya, statistika dipilahkan menjadi dua,yaitu Statistika Matematik yang membahas pengembangan Ilmu/Metode statistik secara matematik ( falsafahnya adalah membahas ”What is statistics”), dan statistika aplikatif yang membahas tentang penerapan metode-netode statistik pada bidang ilmu lain (falsafahnya adalah membahas How to use the statistics).


                                      PERANAN STATISTIKA DALAM PENELITIAN
                                        Teori-teori yang mendasari suatu Ilmu-Pengetahuan umumnya merupakan hasil dari suatu penelitian, baik penelitian eksperimen (percobaan) atau penelitian noneksperimen. Dalam penelitian ini sebelum mengumpulkan data atau informasi, seorang peneliti terlebih dulu harus menyusun suatu konsep kerja yang mencantumkan semua kegiatan dan perkiraan yang akan terjadi, jika penelitian dilaksanakan. Perkiraan yang timbul dari khayalanpeneliti ini tentang karakteristik data yang akan diperoleh, yang dinyatakan dalam hubungan matematis disebut Modal Matematik. Model Matematik ini sangat penting terutama dalam mengefesiensi kegiatan dan mengefektifkan biaya/modal penelitian. Manfaat langsung dari model matematik ini adalah menuntun peneliti dalam memilih dan memanfaatkan Data Hipotetik (disebut juga distribusi) yang diperlukan dalam Pengujian Hipotesis.

                                        Untuk menguji suatu model matematik, data hipotetik yang dipilih berdasarkan model ini dibandingkan dengan data hasil pengamatan suatu objek/populasi (disebut Data Emperik). Berdasarkan hasil perbandingan ini, suatu model Dapat Diterima jika tidak terdapat penyimpangan (Error atau Galat) atau perbdaan yang berarti antara data emperik dan data hipotetik tersebut. Jika ada penyimpangan, maka model yang diajukan oleh peneliti dalam penelitiannya Ditolak, sehingga perlu disusun suatu model matematik baru untuk diuji kembali sampai ditemukan suatu model yang cocok untuk menggambarkan karakteristik suatu objek/populasi yang sesumgguhnya.

                                        Suatu model matematik mempunyai ciri khas, yaitu bersifat benar selagi tidak ditemukan model lain yang lebih cocok. Ini berarti bahwa model matematik hanya benar untuk iterapkan pada kondisi asal yang menghasilkannya, sedangkan pada kondisi lain boleh juga jadi benar asalkan tidak ada model lain yang lebih sesuai. Dengan demikian, penelitian yang merupakan proses pemecahan suatu/beberapa masalah merupakan suatu proses yang iteratif (selalu berulang), yang hampir tidak akan pernah berhenti karena penelitian merupakan sumber atau wahana perkembangan ilmu pengetahuan akan terus berkembang.

                                        Sekian artikel tentang Pengertian Statistika dan Peranan Statistika dalam Penelitian. Semoga bermanfaat.

                                        Daftar Pustaka
                                        1. Frederick Williams, Reasoning with statistics : How to read Quantitative Research, Harcourt Brace Jovanovich college Publishers, Austin, 1992.
                                        2. Andrew F. Hayes, Statistical Methods for Communication Science, Lawrence Erlbaum Associates Publishers, London, 2005
                                        3. Husaini Usman, Mpd & R. Purnomo setiady Akbar S.Pd, M.Pd, Pengantar Statistika, Bumi Aksara, 1995.
                                        4. Singgih Santoso, Menguasai statitsik di era informasi dengan SPSS 12, Elex Media Komputindo, 2005
                                        5. Murray R. Spiegel, Ph.D, Theory and Problems of Statistics (S1-Metric) edition, McGraw-Hill, 1972
                                        6. Ronald E. Walpole dialihbahasakan Ir Bambang Sumantri, Pengantar Statistika, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
                                        7. Singgih Santoso, Buku Latihan Spss : Statistik Multivariat, elex Media Komputindo, 2002.

                                        Kegunaan Data dan Pemecahan Masalah Secara Statistik

                                        $
                                        0
                                        0
                                        Kegunaan Data dan Pemecahan Masalah Secara StatistikPengkajian tentang menyajikan data (deskripsi), posisi data, menghubungkan data (korelasi), meramalkan data (regresi). Setelah memperoleh materi ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang menyajikan data (deskripsi), posisi data, menghubungkan data (korelasi), meramalkan data (regresi).

                                        Kegunaan Data :

                                        1. Untuk memperoleh gambaran keadaan sosial ekonomi, pemerintah dalam hal ini adalah Badan Pusat Statistik (BPS) harus mengumpulkan data mengenai kegiatan ekonomi (produksi, perdagangan, konsumsi, pendapatan, harga, dll.) dan kegiatan sosial (pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dll.), maka BPS mengeluarkan publikasi indikator sosial dan indikator ekonomi yang dapat memberikan gambaran keadaan sosial ekono mi kepada masyarakat.
                                        2. Misalnya : Apakah jumlah produksi padi bisa mencukupi kebutuhan penduduk atau masih perlu impor. Apakah jumlah kemiskinan masyarakat di Indonesia semakin meningkat atau menurun.
                                        3. Untuk mengetahui perkembangan usaha suatu perusahaan, baik yang memproduksi barang atau menjual jasa harus mengumpulkan data, misalnya data produksi, data hasil penjualan, data personalia, data keuangan (berapa jumlah yang harus dibayar), data peralatan, data tentang persentase pelanggan yang tidak puas, dll. Misalnya Produksi barang seperti TV, radio dll., produksi jasa seperti acara di TV, radio dll.


                                        Kegunaan Data dan Pemecahan Masalah Secara Statistik_
                                        image source: www.123rf.com
                                        baca juga: Pengertian Statistika dan Peranan Statistika dalam Penelitian

                                        Sesuatu yang dianggap juga merupakan data, walaupun data seperti itu belum tentu benar sebab masih merupakan suatu hipotesis yang perlu diuji terlebih dahulu. Di dalam praktek banyak sekali anggapan atau asumsi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan.

                                        Misalnya :
                                        • Karena penurunan bunga tabungan deposito tidak mengurangi jumlah penabung, maka bunga deposito diturunkan.
                                        • Karena menurut anggapan persentase yang tinggi muncul di iklan TV tidak mempengaruhi jumlah yang dijual, maka presentase muncul di iklan TV diturunkan dsb.

                                        Jadi anggapan atau asumsi  yang masih merupakan hipotesis harus diuji terlebih dahulu.


                                        Kegunaan data pada dasarnya adalah untuk membuat keputusan oleh para pem buat keputusan ( decision makers). Data dapat berguna apabila dikaitan dengan masalah mana jemen, yaitu sebagai :

                                        • Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada yaitu kemampuan personil, kemampuan pembiayaan (keuangan) serta kemampuan material.
                                        • Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan. Apabila ada kesalahan atau penyimpangan dapat segera diperbaiki atau dikoreksi.
                                        • Dasar evaluasi hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja yang telah ditargetkan dapat dicapai 100%, 90% atau kurang dari itu?. Kalau target tidak tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkan? Itu semua diperlukan data.

                                        Kebutuhan Terhadap Statistik

                                        Statistik membantu manusia dalam hal :
                                        1). Menjabarkan dan memahami suatu hubungan antar variabel
                                             Jumlah data kuantitatif yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan kadang-kadang
                                             jumlahnya sangat besar, karena itu diperlukan kemampuan untuk menyaringnya, agar kita dapat mengidentifikasi, dan menjabarkan hubungan antar variabel yang kadang-kadang tidak jelas tetapi sangat penting dalam pengambilan keputusan.


                                        Contoh  analisis statistik  untuk memahami hubungan-hubungan antar variabel
                                        a). Seorang peneliti pemasaran dapat menggunakan prosedur statistik untuk menjabarkan hubungan antara permintaan suatu produk dengan sejumlah karakteristik seperti pendapatan, ukuran keluarga dan komposisinya, usia dan latar belakang etnik konsumen suatu produk. Berdasarkan hubungan ini, kegiatan periklanan dan distribusi dapat   diarahkan pada kelompok-kelompok yang mewakili pasar yang menguntungkan.

                                        b). Seorang wiraswasta, dengan mengumpulkan data pendapatan dan biaya, dapat
                                             membandingkan hasil pengembalian atas investasi (return on investment) dalam satu
                                             periode dengan data dari periode-periode sebelumnya. ( sejumlah keputusan mungkin sangat tergantung pada hasil perbandingan ukuran tersebut).

                                        c). Seorang pendidik dapat menggunakan teknik statistik untuk menentukan hubungan
                                             yang nyata antara nilai tes masuk perguruan tinggi dengan  Indeks Prestasi yang
                                            dicapai tiap semester oleh para mahasiswa di Perguruan Tinggi. Jika terdapat suatu
                                            hubungan, maka dapat diramalkan kemungkinan keberhasilan akademis mahasiswa
                                            tersebut.

                                        2). Mengambil keputusan yang lebih baik
                                        Seseorang dapat menggunakan statistik sebagai alat bantu dalam menghasilkan keputusan yang lebih baik dalam ketidakpastian. Contoh :
                                        a). Manajer perusahaan kosmetika “Selalu Cantik “ Srikandi Pandowo, mengiklankan bahwa 90% konsumen perusahaan puas dengan produk perusahaannya. Jika seorang ibu Dursosono merasa bahwa pernyataan itu berlebihan, maka untuk membuktikan kebenarannya diperlukan pengambilan sampel terhadap ibu-ibu pemakai produk kosmetik tersebut.

                                        b). Seorang manajer pembelian dari suatu pabrik yang mengemas ayam goreng beku, bertanggung jawab atas pembelian 100.000 ekor ayam potong yang sudah dibului dengan berat standar 1 kg. Truk pemasok akan dibongkar apabila standar berat dan kualitas terpenuhi. Untuk meyakinkan dan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya maka manajer mengambil 100 ekor sebagai sampel yang masing-masing ditimbang dan menghitung berat rata-rata 100 ekor ayam tersebut. Dengan data ini maka manajer dapat mengambil keputusan  yang lebih baik apakah truk berisi ayam tersebut diterima atau ditolak.

                                        3). Menangani perubahan
                                        Merencanakan ialah memutuskan serangkaian tindakan di masa yang akan datang, oleh karena itu perencanaan dan keputusan didasari oleh perkiraan tentang kejadian-kejadian dan hubungan–hubungan di masa yang akan datang. Jadi seseorang perlu melakukan proses atau teknik peramalan untuk memperoleh perkiraan tentang masa depan. Statistik dapat membantu mengukur perubahan saat ini dan meningkatkan proses peramalan (forecasting), Contoh :
                                        1. Seorang manajer penjualan mempunyai data penjualan suatu produk yang berkembang selama 10 tahun. Setelah mempelajari data deret berkala (time series), manajer penjua lan berkeyakinan bahwa pola masa lalu yang diidentifikasi akan terus bertahan, maka manajer dapat menyusun ramalan penjualan yang akan datang dengan menggunakan prosedur statistik untuk memproyeksikan pola masa lalu ke masa depan. Disamping itu manajer juga dapat mempercepat ramalannya dengan memperhitungkan variasi musi man, misalnya penjualan akan lebih tinggi pada bulan-bulan dimana terdapat hari-hari besar seperti Tahun Baru, Idul Fitri, Hari Natal dibandingkan bulan-bulan lainnya.

                                        2.Seorang manajer personalia telah mencatat bahwa pelamar yang mempunyai nilai tinggi untuk tes ketangkasan manual cenderung berprestasi baik dalam perakitan suatu produk , sedangkan mereka yang nilainya lebih rendah cenderung kurang produktif. Dengan menggunakan Teknik statistik  yaitu Analisis regresi, manajer dapat meramalkan produktivitas  seorang pelamar baru dalam pekerjaannya berdasarkan hasil tes.

                                        Metodologi Pemecahan Masalah secara Statistik
                                          Langkah-langkah dasar dalam pemecahan masalah secara statistik adalah :

                                          Mengidentifikasi masalah atau peluang
                                            Pertama-tama harus memahami dan mendefinisikan masalah atau peluang yang dihadapi secara tepat. Informasi kuantitatif mencakup data, menjelaskan sifat dan luasnya permasalahan.
                                            Misalnya kurangnya produksi dan pesanan yang belum terpenuhi

                                            Mengumpulkan fakta yang tersedia
                                              Data yang dikumpulkan harus benar, tepat waktu, selengkap mungkin dan relevan terhadap permasalahan yang ditelaah. Sumber data dapat diklasifikasikan ke da lam kategori internal dan eksternal. Data internal adalah data-data yang dida patkan dari dalam perusahaan/organisasi itu sendiri, sedangkan data ekternal adalah data yang diperoleh dari pustaka-pustaka yang dibaca, misalnya : majalah, journal, surat kabar dll, juga publikasi dari badan-badan pemerintah, abstrak, buletin.

                                              Mengumpulkan data orisinil yang baru
                                                Data yang diperoleh dari mengumpulkan sendiri. Metode yang digunakan adalah :
                                                • wawancara secara pribadi, pewawancara menanyakan responden dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan tertera pada formulir dan mencatat jawabannya pada ruang yang disediakan pada formulir. Jawaban hanya dengan memberi tanda atau dengan kata-kata yang sedikit.
                                                • Wawancara melalui telepon
                                                • Kuosioner melalui pos
                                                Persentase data yang kembali ke kita rendah.

                                                Mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan data
                                                  Setelah data dikumpulkan kemudian dikelompokan untuk tujuan penelaahan. Identifikasi jenis data dengan karakteristik serupa dan mengaturnya ke dalam kelompok atau kelas disebut klasifikasi. Biasanya dengan menggunakan metode penyingkatan sebagai Coding (menggunakan kode)

                                                  Menyajikan data
                                                    Dalam bentuk tabel , grafik dan ukuran kuantitatif yang menyediakan sarana dalam pemahaman masalah, membantu dan mengidentifikasi hubungan-hubungan antar variabel.

                                                    Menganalisa data
                                                      Menginterpretasikan hasil dari data-data yang disajikan dalam tabel, grafik dan ukuran kuantitatif lainnya, menggunakan ukuran diskriptif  untuk menarik kesim pulan secara statistik yang mungkin bernilai dan membantu mencari kemungki nan tindakan yang paling menarik.

                                                      Penarikan dan Pengorganisasian Data

                                                      Data yang ada dapat dikumpulkan dari :
                                                      • Data sumber internal
                                                      • Data sumber eksternal
                                                      • Data orisinil baru ( wawancara secara pribadi dan kuesioner melalui pos)

                                                      Perlu diperhatikan bahwa semua data yang didapatkan  akan berupa hasil penghitungan atau hasil pengukuran suatu instrumen. Data yang dihitung atau diukur untuk keperluan analisis akan memperlihatkan variasi nilai suatu varibel yaitu Variabel diskrit,  suatu variabel dengan nilai yang dapat dihitung atau terbatas, misalnya banyaknya pembayar PBB setiap tahun. Variabel kontinu, variabel dengan nilai tidak terbatas yang dapat diukur dan dicatat sampai suatu tingkat ketepatan yang diperlukan, misalnya Volume radio/TV yang nyaman didengar oleh pendengar / pe mirsa.                  

                                                      Sekian artikel tentang Kegunaan Data dan Pemecahan Masalah Secara Statistik. Semoga bermanfaat.

                                                      Daftar Pustaka
                                                      1. Frederick Williams, Reasoning with statistics : How to read Quantitative Research, Harcourt Brace Jovanovich college Publishers, Austin, 1992.
                                                      2. Andrew F. Hayes, Statistical Methods for Communication Science, Lawrence Erlbaum Associates Publishers, London, 2005
                                                      3. Husaini Usman, Mpd & R. Purnomo setiady Akbar S.Pd, M.Pd, Pengantar Statistika, Bumi Aksara, 1995.
                                                      4. Singgih Santoso, Menguasai statitsik di era informasi dengan SPSS 12, Elex Media Komputindo, 2005
                                                      5. Murray R. Spiegel, Ph.D, Theory and Problems of Statistics (S1-Metric) edition, McGraw-Hill, 1972
                                                      6. Ronald E. Walpole dialihbahasakan Ir Bambang Sumantri, Pengantar Statistika, Gramedia Pustaka Utama, 1995.
                                                      7. Singgih Santoso, Buku Latihan Spss : Statistik Multivariat, elex Media Komputindo, 2002.

                                                      Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli

                                                      $
                                                      0
                                                      0
                                                      Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli - Dalam artikel ini akan menjabarkan sebuah pengantar/pendahuluan yang akan membahas: Komunikasi, Organisasi dan Hal-Hal Yang Akan Dibahas. Melalui pokok bahasan ini diharapkan paham tentang komunikasi organisasi dan mendapat gambaran materi yang akan diberikan selama satu semester ini.

                                                      Mengapa Mempelajari Komunikasi Organisasi

                                                      Tentu kita tidak asing lagi dengan kata organisasi. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita dekat sekali bahkan terlibat aktif dengan organisasi baik itu organisasi sosial, kegamaan, organisasi profesi, dll. Salah satu organisasi yang paling kita rasakan yaitu keluarga, dimana keluarga dapat dikatakan sebagai organisasi. Ketika kita keluar rumah, hampir di berbagai pelosok kita melihat yang namanya kantor, pertokoan, bengkel, rumah sakit, sekolah, berbagai tempat ibadah, yayasan, dan lain-lain, di dalamnya dan mereka adalah organisasi. Meskipun demikian kadang-kadang organisasi terasa abstrak bagi kita.

                                                      Terkadang kita peduli atau memperhatikan keberadaan organisasi manakala kita merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan mereka. Misalnya jika kita dilayani dengan tidak baik oleh oleh kasir sebuah toko, dimana mereka tidak menerapkan system antrian, menunggu panggilan terlalu lama dari Rumah sakit dan lain sebagainya. Tentu ketika kita mengalami atau dihadapkan pada kondisi tersebut maka kita akan mempertanyakan mengapa hal ini terjadi, bagaimana manajemen organisasinya.

                                                      Ketika berbicara organisasi, maka yang ada dalam benak kita adalah kumpulan orang-orang yang teroganisir dan melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing guna mencapai tujuan bersama. Organisasi tidak mungkin terdiri dari satu orang. Oleh karena itu, maka orang-orang yang ada dalam organisasi tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien ketika didalamnya tidak terjadi komunikasi antar anggotanya. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam organisasi merupakan komponen penting dalam kegiatan organisasi.

                                                      Meskipun kita tahu prinsip komunikasi bahwa Komunikasi panasea (bukan obat) yang dapat menyelesaikan segala macam penyakit/masalah, tetapi komunikasi yang efektif memiliki keuntungan yang banyak. Selain itu, dengan komunikasi maka tiap orang yang berada dalam payung organisasi yang sama dapat saling berhubungan baik, dapat meminimalisir konflik, meningkatkan motivasi kerja, meningkatkan produktifitas kerja, dan pada akhirnya dapat mengantarkan kita pada kesuksesan.

                                                      Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli_
                                                      image source: www.liberty.edu

                                                      Organisasi

                                                      Organisasi berasal dari kata organon yang berarti alat, berbagai ahli mengemukakan pendapat tentang organisasi sesuai kebutuhan dan tujuan masing-masing. Setiap ahli memiliki definisi yang berbeda – beda. Begitu banyak definisi tentang organisasi, di bawah ini akan kita ambil definisi komunikasi menurut para ahli yang paling sering digunakan yaitu
                                                      1. Menurut Schein. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab. Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi: memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
                                                      2. Menurut Kochler. Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
                                                      3. Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian. Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/ beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/ sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
                                                      4. Organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehinga setiap orang atau anggota memiliki fungsi dan tugasnya masing – masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai batas – batas yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis 1987, p.1)
                                                      5. Menurut Gareth R Jones mendefinisikan organisasi sebagai alat yang digunakan manusia atau orang untuk mengkoordinasikan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan atau harapkan (Jones 1998, p.4)
                                                      6. Menurut Stephen P.Robbins tentang oganisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Robbins 1994, p.4)
                                                      7. Barnard, memiliki definisi mengenai organisasi sebagai sistem koordinasi aktifitas atau kekuasaan dua orang atau lebih. (Hall 1999, p.27). Aktifitas diselesaikan melalui kesadaran, pertimbangan dan koordinasi yang bertujuan. Organisasi memerlukan komunikasi, adanya willingness anggota untuk memberikan kontribusi dan adanya kesamaan tujuan yang sama diantara mereka.
                                                      8. Menurut Etzioni dikutip oleh Hall mendefinisikan organisasi adalah unit – unit sosial (atau sekelempok manusia) yang secara sengaja dibangun dan direkonstruksi untuk mencapai tujuan tertentu (Hall 1999, p.28)
                                                      9. Menurut Scoot mendefinisikan organisasi sebagai kolektifitas yang didirikan untuk mengejar tujuan yang relatif spesifik dan berkelanjutan. Organisasi terdiri dari batas yang relatif pasti, jenjang otoritas, sistem komunikasi, dan sistem penggajian yang memungkinkan berbagai macam partisipan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Hall 1999, p.28)

                                                      Elemenorganisasi

                                                      Lingkungan (Environment)

                                                      Organisasi adalah sangat bevariasi ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut, perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya.


                                                      1. Struktur Sosial
                                                      Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott,1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu stuktur normatif dan stuktur tingkah laku. Stuktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Sedangkan komponen tingkah laku berfokus pada tingkah laku yang dilakukan. Stuktur normatif dan stuktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-orma sebagaimana norma membentuk tingkah laku.
                                                      2. Partisipan
                                                      Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebiih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing orgnaisasi tersebut sangat bervariasi. Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susuan stuktural di dalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat keterampilan. Tingkat keterampilan ini hampir selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan.

                                                      3. Tujuan
                                                      Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka.

                                                      4. Teknologi
                                                      Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pegetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan.

                                                      Organsisasi yang memproduksi barang tentu berbeda dengan organisasi yang memproduksi jasa. Pace menamakan unsur ini sebagai pekerjaan dalam organisasi. Terdiri dari tugas formal dan informal dan tugas-tugas ini menghasilkan produk dan layanan/jasa organisasi. Gibson, dkk menandai pekerjaan ini dengan 3 dimensi universal yaitu:
                                                      1. Isi: Yang dilakukan anggota organisasi dalam hubungannya dengan bahan, orang-orang dan tugas lainnya dengan mempertimbangkan metode dan teknik yang digunakan. Mesin, alat, bahan, barang, informasi dan pelayanan yang diciptakan.
                                                      2. Keperluan: Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dianggap sesuai bagi seseorang agar mampu melakukan pekerjaan tertentu. Meliputi pendidikan, pengalaman, lisensi dan sifat-sifat pribadi.
                                                      3. Konteks: Berkaitan dengan kebutuhan fisik dan kondisi lokasi pekerjaan, jenis pertanggungjawaban dan tanggungjawab dalam kaitannya dengan pekerjaan,jumlah pengawasan yang diperlukan dan lingkungan umum tempat pekerjaan diselesaikan.

                                                      5. Lingkungan
                                                      Setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan dan lingkungan sosial yang berbeda mengharuskan organisasi menyesuaikan diri. Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan organisasinya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk terus dapat hidup.

                                                      Komunikasi

                                                      Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yag berrti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka memandangnya. Komunikasi antar manusia memang sangat kompleks dan multi dimensi. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan masing-masing. Berikut ini beberapa definisi untuk dapat menarik kesimpulan umum dari komunikasi.
                                                      1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley. ”Communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individual”. Maksud dari kata tersbut adalah komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
                                                      2. Menurut Louis Forsdale (1981). “Communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
                                                      3. Definisi Wiliam J.Seller, memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.

                                                      Definisi Komunikasi Organisasi

                                                      Kemudian komunikasi organisasi juga memiliki cirri khas (keunikan) tersendiri, dan dengan memahami dimenis komunikasi organisasi maka kita akan memahami apa itu komunikasi organisasi. Seperti pada definisi-definisi lainnya, komunikasi organisasi juga memiliki berbagai persepsi yang diungkapkan oleh para ahli seperti terangkum sebagai berikut.
                                                      1. Definisi Fungsional. Sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
                                                      2. Definisi Interpretif. Sebagai “perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi
                                                      3. Katz dan kahn. Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
                                                      4. Komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.
                                                      5. Zelco dan Dance. Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti dari atasan ke bawahan (Downward). Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya seperti komunikasi dalam penjualan atau hubungan masyarakat.

                                                      Fungsi komunikasi dalam organisasi

                                                      Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

                                                      1. Fungsi informative
                                                      Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
                                                      2. Fungsi Regulatif
                                                        Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
                                                        1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada: 1). Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah, 2). Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi, 3). Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi, 4). Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
                                                        2. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidakboleh untuk dilaksanakan.

                                                        3. Fungsi Persuasif.
                                                          Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

                                                          4. Fungsi Integratif.
                                                            Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

                                                            Komunikasi Organisasi dan Public Relations

                                                            Pada bagian ini kita tidak akan membahas Public Relations terlalu jauh. Pada bagian ini hanya akan ditunjukkan bagaimana korelasi Komunikasi Organisasi dengan Public Relations. Jika kita coba melihat lebih jauh terkait Seperti tertera dalam Tujuan Instruksional mata kuliah ini, salah satunya adalah, anda mahasiswa PR harus tahu dimana posisi Komunikasi Organisasi dan Public Relations. Anda pun harus paham mengapa mata kuliah ini adalah mata kuliah jurusan

                                                            Sebetulnya jika dilihat dari paparan di atas sudah tampak jelas kaitan antara Komunikasi Organisasi dan Public Relations, tetapi ada baiknya jika kita merangkum kembali dan menujukkan apa kaitan antara Komunikasi Organisasi dan Public Relations.

                                                            Memang jika kita lihat dari berbagai literatur Komunikasi Organisasi, tidak banyak bahkan hanya atau dua literatur yang secara eksplisit menyatakan kaitan antara Komunikasi Organisasi dan Public Relations. Salah satu diantaranya adalah Jablin & Putnam (2001), ia menyatakan bahwa pakar komunikasi organisasi lebih senang membahas aliran informasi dari organisasi keluar organisasi (lingkungan). Biasanya mereka membahas masalah mengenai komunikasi masaa, manajemen isu, risk communication.  Tetapi ada juga yang masih menumpukan perhatian mengenai aliran informasi di dalam organisasi dan komunikasi atau hubungan interpersonal anatar anggota organisasi. Beberapa penelitian di antaranya meneliti tentang bagaimana organisasi mengelola aliran informasi yang dilakukan oleh Public Relations

                                                            Mengenai kaitan antara komunikasi organisasi dan PR, literatur komunikasi organisai seperti dari Papa et al (1997) dan Goldhaber (1990) hampi sama menyatakan bahwa internal relations dan employee relations adalah tugas PR dala komunikasi organisasi. Jika disimpulkan intinya dari keduanya bahwa dengan pengelolaan komunikasi organisasi (internal) oleh PR amka efisiensi operasional organisasi akan tercapai. Lebih lanjut lagi dan melengkapi dari kedua literatur tersebut Heath (2001), menyatakan implikasinya komunikasi yang baik dalam organisasi. Yang pertama adalah dampaknya pada organisasi, adalah jika komunikasi yang buruk dalam organisasi akan menyebabkan produktifitas lambat, kualitas menurun, turnover tinggi, dan kontribusi negatif pada iklim serta budaya.

                                                            Dampak kedua adanya komunikasi pada karyawan, adalah jika sistem komunikasi organisasi buruk maka yang terjadi adalah munculnya frustrasi, ketakutan, ketidakpastian, ketidakpuasan dan rasa putus asa. Tidak dapat diingkari, karyawan memerlukan informasi untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mengurangi ketidakpastian. Tidak mengherankan apabila karyawan tidak memperoleh akses kepada informasi yang mereka perlukan maka mereka akan frustrasi.
                                                            Fungsi PR sebagai manajemen komunikasi adalah bertugas mengelola komunikasi antar anggota organisasi sehingga terjadi proses komunikasi efektif yang dapat mempermudah proses koordinasi kerja, sehingga dapat mewujudkan tujuan organisasi.

                                                            Sekian artikel tentang Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                            Daftar Pustaka
                                                            • Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Graha Ilmu, Jakarta
                                                            • Hall, Richard H 1999, Organizations. Structures, Process, and Outcomes, Prentice Hall, USA
                                                            • Jones, Gareth R 1993, Organizational Theory Text and Cases, Addison Wesley, Minnesota,
                                                            • Lubis, Hari & Martani Huseini 1987, Teori Organisasi:suatu pendekatan makro, PAU Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, Jakarta
                                                            • Pace, Wayne, Deddy Mulyana (alih bahasa) 2000, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosdakarya, Bandung

                                                            Pendekatan Klasik & Human Relations dalam Teori Organisasi

                                                            $
                                                            0
                                                            0
                                                            Pendekatan Klasik & Human Relations dalam Teori Organisasi - Salah satu kejadian paling penting sebelum abad ke dua puluh kaitannya dengan perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Dimulai pada abad ke delapan belas di Inggris, revolusi tersebut menyebrangi samudra Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang dunia ke dua. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan sarana transfortasi yang cepat mengubah metode pengiriman barang. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik-pabrik.

                                                            Dampaknya terhadap desain organisasi jelas, yaitu pembangunan pabrik membutuhkan penciptaan yang terus menerus dari struktur-struktur organisasi untuk memungkinkan terjadinya proses produksi yang efesien. Pada perkembangannya pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan, dengan demikian struktur organisasi yang kompleks harus dirancang.

                                                            Sejarah Perkembangan Teori Organisasi

                                                            Perkembangan teori organisasi dimulai pada tahun 1919-an dengan lahirnya teori manajemen ilmiah, dan berakhir pada tahun 1960-an dengan lahirnya teori modern yang mengakomodasi segi manusia, mesin, teknolgi, dan lingkungan sebagai dasar peningkatan produktivitas organisasi. Pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi dipengaruhi oleh persfektif sosial kerangka kerja sistem terbuka.

                                                            Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi tiga aliran utama, sesuai kurun waktu permunculan masing-masing pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, pendekatan neo-klasik dan pendekatan modern.

                                                            Pendekatan Klasik & Human Relations dalam Teori Organisasi_
                                                            image source: catalog.flatworldknowledge.com
                                                            baca juga: Definisi dan Teori Komunikasi Organisasi Menurut Para Ahli

                                                            Teori Klasik

                                                            Organisasi dipahami sebagai tempat (wadah) berkumpulnya orang-orang yang diikat dalam sebuah aturan-aturan yang tegas dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah terkoordinir secara sistematis dalam sebuah struktur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

                                                            1. Teori Manajemen Klasik Fayol
                                                              Henry Fayol mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai manajemen daripada Taylor, dan Ia lebih banyak memberikan kontribusinya terhadap teori organisasi. Fayol menentukan sejumlah prinsip organisasi yang memberikan pedoman untuk menetapkan susunan organisasi yang tepat. Kita telah memiliih beberapa dari prinsip tersebut, serta telah kita terapkan dalam perusahaan sebagai system dan telah kita bahas dalam istilah system.
                                                              1. Pembagian kerja. Sumber dikelompokka menjadi unit khusus, atau sub system. Spesialisasi semacam ini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
                                                              2. Kesatuan perintah. Ada satu titik control salam system.
                                                              3. Kesatuan arah sub system harus bekerja secara bersama-sama menuju tujuan system.
                                                              4. Subordinasi minat perorangan terhadap tujuan umum. Tujuan system adalah lebih penting daripada tujuan subsitem.
                                                              Elemen manajemen menurut Payor yang harus ada yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, komando, koordinasi, kontrol. Sedangkan prinsip-prinsip manajemennya sendiri yaitu 1. Prinsip struktur organisasi - schalar chain, unity of command, unity of direction, division of labour, order, span of control, 2. prinsip Kekuasaan dalam Organisasi - sentralisasi, otoritas dan tanggungjawab serta disiplin, 3. prinsip penghargaan – penggajian, equity dan stabilitas kepemilikan (tenure stability), 4. prinsip sikap organisasi - subordinasi dari keinginan individu, insiatif hingga esprit de corps.

                                                              2. Teori Birokrasi Max weber
                                                                Organisasi-organisasi modern, juga sebagian organisasi kuno, diorganisasikan berdasarkan teori Weber mengenai organisasi formal. Meskipun Weber  telah menulis karyanya pada tahun 1910, teorinya berfungsi baik untuk memahami aspek-aspek penting organisasi dari sudut pandang structural klasik, dan interaksi komunikatif yang terjadi dalam konteks tersebut, bahkan dewasa ini. Meskipun demikian, teori Weber telah dikritik dan diperbaiki, yang menghasilkan konsep-konsep lebih canggih tentang fungsi organisasi. Namun, uraian Pellow (1973) tentang tumbuh dan jatuhnya teori birokrasi menunjukkan minat yang berlanjut terhadap gagasan-gagasan weber:
                                                                “Awalnya, dengan pembahasannya mengenai efisiensi birokrasi, ia kurang memperoleh kehormatan, bahkan permusuhan. Semua penulis menentng birokrasi. Namun di luar dugaan, ternyata para manajer tidak menentangnya. Ketika ditanya, mereka menjawab bahwa mereka lebih menyukai arah komunikasi yang jelas, penjabaran yang jelas mengenai kewenangan dan tanggung jawab, dan pengetahuan yang jelas tentang kepada siapa mereka bertanggung jawab. Secara bertahap, telaah-telaah mulai enunjukkan bahwa organisasi birokratik dapat berubah cepat daripada organisasi nonbirokratik, dan bahwa moral dapat mmeningkat bila terdapat bukti yang jelas mengenai birokrasi.“

                                                                Ciri-ciri suatu organisasi terbirokratisasikan yang ideal ? Analisis atas karya Weber memberikan sepuluh ciri berikut ini :
                                                                1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
                                                                2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan  di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
                                                                3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
                                                                4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
                                                                5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
                                                                6. Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya.
                                                                7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
                                                                8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
                                                                9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
                                                                10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

                                                                Namum pada realitanya, proses birokrasi sering menimbulkan penyelewengan yang cukup massif. Berbagai kritik muncul pada aliran/teori ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut dalam organisasi:
                                                                1. Rigiditas: peraturan yang ketat–orang berlindung dibalik aturan
                                                                2. Impersonalitas:kepentingan personal diabaikan–turun gairah kerja
                                                                3. Pengalihan tujuan: sibuk dengan tujuan sendiri–lupa dengan tujuan organisasi
                                                                4. Penggolongan: satu orang bekerja hanya untuk satu bagian mempertahankan posisi
                                                                5. Pembentukan kemutlakan diri: fasilitas untuk melakukan pekerjaan-menggunakan hak istimewa
                                                                6. Nilai Pengendalian:petunjuk dan prosedur yang berlebihan–tidak kreatif, hanya berorientasi deadline
                                                                7. Kekhawatiran: ditekan untuk menyesuaikan diri–frustrasi atau “rindu promosi”

                                                                3. Manajemen Ilmiah Taylor
                                                                  Teori Weber mengenai birokrasi berforkus terutama pada pengorganisasian; teori itu dianggap sebagai pernyataan terpenting tentang organisasi formal, namun mungkin juga benar bahwa semua teori organisasi pada dasarnya adalah teori pengelolaan.Secara bersama-sama Weber dan Taylor menyajikan teori-teori organisasi dan manajemen yang hampir secara khusus membahas anatomi organisasi formal yang dapat disebut sebagai teori-teori struktural klasik. Pendekatan Taylor terhadap manajemen dilakukan di sekitar empat unsur kunci: pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan rentang kekuasaan. Menggunakan analisis Sofer (1972), kita akan membahas keempat pokok tersebut secara ringkas.
                                                                  1. Pembagian kerja menyangkut bagaimana tugas, kewajiban dan pekerjaan organisasi didistribusikan. Dalam pengertian birokratik, kewajiban perusahaan secara sistematis dibebankan kepada jabatan-jabatan dalam suatu tatanan spesialisasi yang menurun. Taylor menyatakan bahwa pekerja harus dibebaskan dari tugas perencanaan dan kegiatan tata usaha.
                                                                  2. Proses skalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan vertikal dan horisontal organisasi. Proses skalar menunjukkan rantai perintah atau dimensi vertikal organisasi. Dengan memperoleh dua asisten, manajer telah memperbesar ukuran organisasi secara vertikal, menciptakan perubahan-perubahan dalam pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab, kesatuan perintah, dan kewajiban melapor.
                                                                  3. Struktur berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Teori-teori klasik berfokus pada dua struktur dasar yang disebut Lini dan Staff. Nilai dasar yang membedakan Lini dengan Dasar terletak pada wilayah pembuatan keputusan. Isitlah lini berarti bahwa kewenangan terakhir terletak pada jabatan-jabatan dalam struktur.
                                                                    Tenaga staff secara tradisional memberi nasihat dan jasa untuk membantu lini. Lini mempunyai otoritas komando. Staff memberikan nasihat dan melakukan persuasi dalam bentuk usulan-ususlan, namun tidak mempunyai kewenangan untuk memeberikan perintah kepada manajer lini untuk mengikuti usulan-usulan tersebut.
                                                                  4. Struktur Tinggi dan Struktur Datar Terdapat berbagai bentuk struktur organisasi, namun pada dasarnya terbagi dua: struktur tinggi atau vertikal dan struktur datar atau horisontal. Tingginya atau datarnya suatu organisasi ditentukan oleh perbedaan dalam jumlah tingkatan kewenangan dan variasi dalam rentang pengawasan (span of control) pada setiap tingkat.
                                                                  5. Rentang Pengawasan (Span of Control) menunjukkan jumlah bawahan yang berada dibawah pengawasan seorang atasan. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah bawahan yang dapat diawasi seorang manajer adalah lima atau enam orang, dalam prakteknya, rentang pengawasan tersebut bervariasi.

                                                                  4. Teori Kewenangan Chester Bernard

                                                                  Dalam teori ini dikemukakan bahwa kewenangan yang dimiliki atasan tidak selamanya akan dipatuhi oleh bawahan, karena pada dasarnya manusia ada pada zona acuh tak acuh.

                                                                  Perow (1973) menunjukkan bahwa terdapat keprihatinan sejak dulu mengenai implikasi teori klasik mengenai organisasi dan doktrin ilmiah manajemen. “Birokrasi” telah dianggap satu kata kotor, dan usaha-usaha rancangan kerja dari Frederick Taylor bahkan telah menjadi pokok penelitian kongres. Namun, sejak Barnard (1938) mempublikasikan The Functions of the Executive-nya, pikiran-pikiran baru muncul.Ia menyatakan bahwa organisasi adalah system orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Suatu struktur  mekanis yang jelas dan baik tidaklah cukup. Kelompok-kelompok alamiah dalam struktur birokratik dipengaruhi oleh apa yang terjadi, komunikasi ke atas adalah penting, kewenangan berasal dari bawah alih-alih dari atas, dan pemimpin perlu berfungsi sebagai kekuatan yang padu.

                                                                  Barnard juga menyatakan bahwa kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerja sama. Ia menyebutkan empat syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima suatu pesan yang bersifat otoritatif:
                                                                  1. Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud.
                                                                  2. Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
                                                                  3. Orang tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya.
                                                                  4. Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan.

                                                                  Barnard menunjukkan bahwa banyak pesan tidak dapat dianalisis, dinilai dan diterima, atau ditolak dengan sengaja.Tetapi kebanyaka arahan, perintah, dan pesan persuasive termasuk ke dalam zona acuh-tak-acuh (zone of indifference) seseorang.

                                                                  Implikasi Pendekatan Klasik dalam Komuniksi Organisasi

                                                                  Setelah mengenal teori teori diatas, teori tersebut termasuk ke dalam teori klasik yang dimana komunikasi yang dilakukkan adalah komunikasi formal.Aliran komunikasi yang dilakukkan pun dari atas ke bawah dan lebih banyak tulisan.Dalam pengimplementasian pun pasti ada masalah yang akan terjadi, kemudian diselesaikan melalui perencanaan perencangan dan pengorganisasikn kemali.Selain itu Gaya bahasa verbal dan nonverbal menjadi gaya komunikasi yang dipakai contohnya gaya berpakaian .

                                                                  Pendekatan Human Relation

                                                                  Dalam teori kalsik human relation masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya penghargaan terhadap karyawan yang bekerja.Kita ankan membahas beberapa teori yang berhubungan dengan human reation dalam komunikasi organisasi.

                                                                  1. Teori hubungan Manusiawi Elton Mayo
                                                                    Setahun setelah Publikasi Bernard, Roethlisberger dan Dickson (1939) menerbitkan laporan mereka yang padat mengenai enelitian bersekala besar yang membahas produktifitas dan hubungan-hubungan social di kompleks Hawthorne yang dimiliki Western Electric Company. Dikenal dengan nama “Manajemen dan Pekerja” Penelitian tersebut menjadi lebih terkenal lagi dengan sebutan Studi Hawthorne. Studi tersebut dipimpin oleh Elton mayo dengan bantuan Fritz keduanya pengajar di universitas Harvard.Miller & Form (1951) Menyebutkan bahwa studi itu sebagai eksperimen paling besar pertama dalam Industry.

                                                                    Kesimpulan dari hasil study Hawthorne sering disebut efek hawthorne yaitu :
                                                                    1. Perhatian Terhadap Orag-orang boleh jdi mengubah sikap dan perilaku mereka
                                                                    2. Moral dan Produktivitas dapat meningkat apabila ara pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu sama lainnya.

                                                                    Mayo Kemudian menulis suatu alas an mengenai minat spesialis komunikasi terhadap analisis organisasi (1945) : Saya percaya bahwa Studi social harus dimulai dengan pengamatan yang teliti mengenai apa yang disebut Komunikasi yakni “Kemampuan serang individu untuk menyatakan perasan dan gagasannya kepada orang lain, Kemampuan kelompok untuk berkomnikasi secara efektif dan intim dengan kelompok lainnya”

                                                                    Kritik atas teori ini adalah mashab ini terlalu focus pada orang-orang dan hubungan mereka tetapi mengabaikan keseluruhan sumber daya organisasi dan anggotanya. Oleh karena itu komunikasi organisasi sekarang ini mencoba memberikan latar belakang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi sehingga tidak terjebak pada perkembangan kualitas hubungan manusianya saja.

                                                                    2. Teori The Needs Hieracchy
                                                                      Menurut maslow, kebutuhan manusia diklasifikasikan kedalam lima tingkat
                                                                      1. FILOSOFIS: Kebutuhan yang paling mendasar (makan, air, tempat tinggal, tidur dll)
                                                                      2. KEAMANAN: Kebutuhan suasana lingkungan/situasi yang teratur (jaminan masa depan, jaminan keselamatan kerja, aman dari kriminalitas dll)
                                                                      3. SOSIAL: Keinginan untuk diterima oleh kelompok, persahabatan, cinta, rasa kebersamaan, membantu orang lain dll
                                                                      4. HARGA DIRI: Membutuhkan penghargaan/hormat dari orang lain (pengakuan rasa berguna)
                                                                      5. PERWUJUDAN DIRI: Merupakan kebutuhan tertinggi (prestasi, pemenuhan diri, peluang pertumbuhan lebih lanjut, dan pernyataan diri)

                                                                      Ilmu Psikologi | Teori Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow menyarankan agar Pemimpin harus mengetahui tingkat kebutuhan karyawannya, sehingga dia dapat menyesuaikan gaya memotivasi yang sesuai dengan kebutuhan.

                                                                      3. Teori ERG
                                                                        Clayton Alderfer dari Universitas Yale telah mengerjakan ulang teori hierarki kebutuhan dari Maslow untuk disandingkan secara lebih dekat dengan riset empiris. Hierarki kebutuhan yang direvisinya itu disebut teori ERG. Alderfer berargumen bahwa ada tiga kelompok kebutuhan inti yaitu: E (Existence atau keberadaan), R (Relatedness atau hubungan). Dan G (Growth atau pertumbuhan).

                                                                        Konsep kebutuhan ERG ini merupakan penghalusan dari sistem kebutuhan Maslow, namun berbeda dalam dua aspek. Pertama, meskipun urutan serupa, ide hierarki tidak dimasukkan. Alderfer menyatakan bahwa bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Kedua, ia juga menegaskan bahwa meskipun suatu kebutuhan tetpenuhi, kebutuhan tersebut dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Misalnya, anda boleh menerima gaji yang cukup besar dan pekerjaan yang aman namun terus menginginkan peningkatan, meskipun kebutuhan akan eksistensi tampaknya sudah terpenuhi.

                                                                        Ketiga kebutuhan pokok manusia ini diurai Aldelfer sebagai simplifikasi teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow sebagai berikut:
                                                                        1. Existence atau keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman.
                                                                        2. Relatedness atau hubungan mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow.
                                                                        3. Growth atau pertumbuhan adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow.

                                                                        Ringkasannya, teori ERG berargumen seperti Maslow, bahwa kebutuhan tingkat lebih rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat lebih tinggi; tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagai motivator pada saat yang sama dan frustasi ketika berusaha memuaskan kebutuhan tingkat lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke kebutuhan tingkat lebih rendah.

                                                                        4. Teori Kesehatan Motivator
                                                                          Herzberg (1966) mencoba menentukan factor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskankkebutuhan manusia:
                                                                          1. Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja
                                                                          2. Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja

                                                                          Factor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja disebut motivator.Ini meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi.Semua ini berkaitan berkaitan dengan pekerjaa itu sendiri.Bila factor-faktor ini ditanggapi secara positif, pegawai cenderung merasa puas dan termotivasi. Namun, bila factor-faktor tersebut tidak ada di tempat kerja, pegawai akan kekurangan motivasi namun tidak berarti tidak puas dengan  pekerjaan mereka.

                                                                          Factor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut factor-faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesahatan (hygiene), dan meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan ditempat kerja. Factor-faktor ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.Itulah sebabnya mengapa program-program untuk memotivasi pegawai yang menggunakan sistem Herzber menyebutnya “motivasi melalui pekerjaan itu sendiri”.

                                                                          Factor kesehatan berkaitan dengan ketidakpuasaan kerja namun tidak dengan kepuasan kerja.Jadi untuk memelihara atau tetap memiliki pegawai, manjer harus memusatkan perhatian pada factor-faktor kesehatan.

                                                                          5. Teori Harapan Dan Motivasi

                                                                            Vroom (1964) mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang dibuat orang untuk mencapai suatu tujuan,alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy theory) memiliki tiga asumsi pokok:
                                                                            1. Setiap individu percaya bahwa bila ia berperilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy). Misalnya anda mungkin percaya bahwa bila anda memperoleh score sekurang-kurangnya 85 pada tes mendatang anda akan dinyatakan lulus dalam kuliah. Anda juga mungkin mempunyai harapan bahwa anda memperoleh sekurangkurangnya B dikelas keluarga anda akan menyetujui apa yang anda lakukan jadi peilaian tersebut adalah penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil akan muncul dari tindakan orang tersebut.
                                                                            2. Setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu disebut valence. Misalnya anda mungkin menghargai sebuah gelar untuk kemajuan karir sementara orang lain mungkin menghargai suatu program pension atau kondisi kerja dalam valence ini aaspek pekerjaan biasanya berasal dari kebutuhan internal namun motivasi sebenarnya merupakan proses yang rumit. Jadi kita mendefinisikan valence sebagai nilai yang orang berikankepada suatu hasil yang diharapkan.
                                                                            3. Setiap hasil erkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasi tersebut disebut haraan usaha (effort expectancy). Jadi kita mendefinisikan harapan usaha sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan suatu tujuan terttentu.

                                                                            Motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga  prinsip yaitu 1. Suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, 2. Hasil tersebut punya nilai positif baginya, 3. Hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi seseoran akan memilih ketika ia melihat alternative, tingkat kinerja demikian yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaita dengannya.

                                                                            Analisis Nadler dan Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manajer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai:
                                                                            1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
                                                                            2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang diinginkan dari pegawai.
                                                                            3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
                                                                            4. Kaitkan hasil yang diinginkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan
                                                                            5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
                                                                            6. Orang berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada orang yang berkinerja rendah

                                                                            6. Teori Persepsi Tentang Motivasi
                                                                              Penelitian dan pengalaman hidup dalam organisasi menunjukkan bahwa vitalitas kerja didasarkan atas 4 asumsi utama.
                                                                              • Seberapa jauh harapan pegawai dipenuhi oleh organisasi
                                                                              • Apa yang dipikirakan pegawai mengenai peluang mereka dalam organisasi.
                                                                              • Bagaimana pendapat pegawai mengenai seberapa banyak pemenuhan yang diperoleh dari pekerjaan dalam organisasi
                                                                              • Bagaimana persepsi pegawai mengenai kinerja mereka dalam organisasi

                                                                              Harapan menggambarkan apa yang akan orang pikirkan mengenai apa yang terjadi pada mereka. Jaji adalah jaminan  yang menimbulkan harapan. Ketika kita diyakini bahwa sesuatu akan terjadi kita diberi harapan bahwa hal itu akan terjadi, jadi suatu factor utama yang menunjukkan atau mencerminkan vitalitas kerja adalah reaksi seseorang terhadap seberapa jauh harapannya telah dipenuhi oleh organisasi dimana ia bekerja.

                                                                              Pemenuhan dalam bekerja menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa mereka telah mampu mendefinisikan diri mereka sendiri sesuai dengan keinginan mereka dan diterima apa yang telah mampu mereka lakukan menunjukkan bahwa janji organisasi dan harapan pegawai telah terwujud dan bahwa kehidupan seseorang sangat memuaskan. Pemenuhan dan harapan bergandengan  bersama. Bila anda penuh harapan, itu karena anda juga merasa bahwa janji telah ditepati harapan telah diwujudkan dan anda akan terus merasa puas atas apa yang terjadi pada anda. Kegagalan menemukan pemenuhan dalam pekerjaan merupakan penderitaan yang meluas yang merasuki tempat kerja dan membuat para pekerja menderita.

                                                                              Peluang mugkin merupaka usur paling kuat dari 4 unsur yang mempengaruhi vitalitas kerja karena ia mempunyai konsekuensi yang secara potensial merusak bila tidak hadir. Un tuk membuka peluang, kita harus menciptakan kondisi yang mendukung untuk melakukan segala sesuatu yang ingin kita lakukan. Agar peluang ada, pegawai harus mempunyai kondisi yang mendukung untuk mencapai tujuan mereka.

                                                                              Kanter Wheatley 1976-1981, membahas 5 kategori perilaku yang dipengaruhi oleh peluang dalam organisasi secara positif maupun negative:
                                                                              1. Penghargaan diri. Mereka yang menerima citra positif mengenai kemampuan mereka melalui komentar dan ganjaran akan menilai diri mereka sendiri lebih tinggi. Pegawai yang berpengalaman dan berbakat sering mengungkapkan keraguan mereka mengenai kemampuan mereka ketika menghadapai penolakan yang terus berulang.
                                                                              2. Peluang jugga mempengaruhi aspirasi seorang pegawai atau prestasi yang diinginkan. Aspirasi pegawai yag sudah menduduki suatu jabatan untuk waktu yang lama cenderung menurun, meskipun pada awalnya mereka mempunyai aspirasi tersebut.
                                                                              3. Peluanng juga memepengaruhi sejauh mana komitmaen pegawai terhadap organisasi. Mereka yang mengalami pertumbuhan pribadi dan penghargaan cenderung menaruh perasaan positif kepada organisasi.
                                                                              4. Pegawai yang peluangnya terhalang cenderung berpaling kepada rekan kerja dan sahabat untuk memperoleh kenyamanan dan penghargaan.
                                                                              5. Pemecahan masalah. Pegawai yang mempunyai peluang tinggi cederung proaktif dalam menangani masalah pekerjaan mereka dan dalam organisasi. Bagi mereka yang tidak punya peluang, masalah organisasi mencerminkan ketidakpuasan pribadi. Bila seseorang menyarankan suatu solusi merekalah yang pertama kali mengkritiknya.

                                                                              Dalam konteks vitalitas kerja suatu organisasi pandangan gilbert mengenai kinerja sangat konsisten dengan apa yang kita anggap penting untuk meemberdayakan pekerja untuk bekerjja secara cakap, pekerja membuat prestasi yang bernilai bagi organisasi seraya mengurangi biaya untuk mencapai tujuan. Gilbert menjelaskan bahwa banyak energy atau pekerjaan yang dirangkaikan dengan banyak pengetahuan dan diterapkan dengan antuasisme yang tinggi tanpa prestasi yang sebanding, menggambarkan kinerja yang tidak layak dan mencapur adukkan

                                                                              7. Teori X dan Teori Y
                                                                                Asumsi Teori X bahwa karyawan tidak menyukai pekerjaannya, malas, tidak bertanggung jawab, dan harus dipaksa agar berprestasi. Asumsi Teori Y bahwa keryawan menyukai pekerjaannya, kreatif, bertanggung jawab dan dapat menjalankan penghargaan diri.

                                                                                Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:
                                                                                1. Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan, akan mencoba menghindarinya
                                                                                2. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran.
                                                                                3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari penghargaan formal bila mungkin
                                                                                4. Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukan ambisi yang rendah

                                                                                Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat empat asumsi positif, yang disebutnya teori X:
                                                                                1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain
                                                                                2. Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen pada sasaran
                                                                                3. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan tanggung jawab
                                                                                4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen

                                                                                Penerapan Human Relations dalam Organisasi

                                                                                Pada sebuah organisasi atau perusahaan yang dinamis pasti terdapat dinamika dan problematika tersendiri di dalamnya. Kita sering melihat berbagai permasalahan di organisasi atau perusahaan, misalnya terjadi penurunan produktivitas kerja, hingga terjadinya pemogokan dan lain sebagainya. Tentu hal tersebut sangatlah mengganggu efektifitas kerja organisasi atau perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Jika dikaji lebih jauh, tidak sedikit permasalahan tersebut banyak dilatarbelakangi oleh berbagai masalah internal misalnya konflik antar individu (karyawan), keryawan dengan manajemen organisasi dan lain sebagainya.

                                                                                Dalam konteks inilah, diperlukan sebuah pemahaman mengenai bangaimana organisasi atau perusahaan dalam mengelola dan membina hubungan dengan karyawan melalui pendekatan human relations. Human relations dipandang mampu memberikan kontribusi dan solusi dalam menjawab permasalahan tersebut. Berbagai peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan sangat dipengaruhi sejauhmana perusahaan memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada karyawannya. Parameter kenyamanan dan kepuasan tersebut tentu tidak hanya diukur dari seberapa besar materi yang diberikan perusahaan kepada karyawan semata, tetapi kenyamanan dan kepuasan pun dapat diperoleh melalui hubungan kerja yang humanis.

                                                                                Human relations sangatlah penting untuk mengatasi berbagai masalah yang diakibatkan miss communication dan miss interpretation antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam konteks organisasi, maka hal ini bermaksud untuk menghindari kesalahfahaman antara manajemen dengan para karyawannya.

                                                                                Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Human ralations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Kemudian human relations juga dapat diartikan sebagai satu kegiatan yang komunikatif, persuasif, sugestif, dimana kedua belah pihak merasa hatinya terpuaskan, dan ini melalui pendekatan manusiawi.

                                                                                Melalui pendekatan human relations maka dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabeat manusia. Demikian kata Norman R.F. Maier. Jadi human relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai tujuan.
                                                                                Richard M. Hodgett human relations is a process by which management brings workers into contact with the organization in such a way that the objectives of both groups are achieved (human relations adalah suatu proses dimana manajemen membawa pekerja ke dalam kontak dengan organisasi sedemikian rupa bahwa tujuan dari kedua kelompok tercapai).

                                                                                Human Relations at Work (2002: 5) menyatakan bahwa “Human relations is the process by which management and workers interact and attain their objectives (Human relations adalah proses bagaimana jajaran manajemen dan karyawan berinteraksi dan bekerja mencapai tujuan-tujuan mereka).

                                                                                Kunci aktivitas human relations adalah motivasi (motivation) memotivasi para karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan, yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya sehari-hari, kebahagiaan keluarganya, kemajuan dirinya sendiri, dan lain sebagainya. Untuk memuaskan hati seluruh karyawan tentu tidak mudah, ini memang tak dapat di sangkal; kebahagiaan seorang karyawan yang mendapat kenaikan gajih mungkin menyebabkan bebarapa teman sejawatnya tidak merasa senang. Akan tetapi lingkungan dan suasana yang bisa membantu seluruh karyawan memperoleh kebahagiaan, akan dapat diciptakan dan diadakan. Dalam hal ini seorang pemimpin kelompok harus berfikir secara situasional dalam rangka mencapai tujuannya.

                                                                                Sekian artikel tentang Pendekatan Klasik dan Human Relations dalam Teori Organisasi. Semoga bermanfaat.

                                                                                Daftar Pustaka
                                                                                • Buku Komunikasi Organisasi: Strategi Miningkatkat Kinerja Perusahaan,R.Wayne Pace don F. Faules
                                                                                • Effendy, Onong Uchjana, Human Relations & Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.
                                                                                • Hodgetts & Richard M., Modern Human Relations At Work, The Dryden Press Harcourt Brace Jovanovich, Fort Worth, TX, 1993

                                                                                Pendekatan Human Resources dan Sistem Menurut Para Ahli

                                                                                $
                                                                                0
                                                                                0
                                                                                Pendekatan Human Resources dan Sistem Menurut Para Ahli - Pendekatan ini mengemukakan bahwa individu dalam organisasi memiliki perasaan, sehingga hal tersebut harus dijadikan pertimbangan. Hal lain yang ditemukan oleh pendekatan ini bahwa pekerja secara individual adalah bagian yang penting bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Pada pendekatan ini, karyawan diberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi berupa pemikiran dan ide mereka bagi organisasi.

                                                                                Sehingga dapat disimpulkan yang membedakan pendekatan ini dan pendekatan klasik adalah bahwa karyawan memiliki kontribusi bukan hanya fisik saja tetapi juga mental. Artinya pada pendekatan ini lebih ditekankan pada proses partisipasi karyawan guna menciptakan iklik kerja yang lebih baik dan melibatkan peran yang lebih terhadap karyawan. Sedangkan yang membedakan pendekatan ini dari pendekatan human relations adalah karyawan haruslah dipandang sebagai asset yang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan organisasi melalui idenya untuk memperbaiki tempat kerjanya.

                                                                                Berikut ini adalah teori teori yang dianggap mewakili pendekatan ini. Tetapi sebelumnya untuk yang pertama akan dipaparkan satu teori yang jarang disitasi oleh pengarang lain. Pace dalam bukunya memang tidak memang tidak secara eksplisit menyatakan bahwa teori ini masuk ke dalam pendekatan human resources.Teori ini dimasukkan ke dalam teori transisi tetapi digolongkan kepada teori perilaku.

                                                                                Teori Fusi – Bake & Argyris

                                                                                Sadar akan adanya masalah dalam organisasi yang berhubungan dengan struktur dan birorkrasi maka Bakke menyarankan suatu proses fusi. Bakke berpendapat bahwa pada tahap tertentu organisasi mempengaruhi individu dan pada saat yang sama individu mempengaruhi organisasi. Hasilnya adalah organisasi dipersonalkan oleh setiap individu atau pegawai dan individu-individu di sosialisasikan oleh organisasi.

                                                                                Argyris menyempurnakan teori tersebut.Kadang-kadang organisasi memiliki tujuan yang berlawanan dengan organisasi tersebut (biasanya terjadi dan sangat berhubungan dengan kematangan individu). Para pegawai mengalami frustasi akibat ketidaksuksesan ini dan akhirnya keluar atau tetap tinggal dengan sikap acuh atau apatis dan biasanya mereka tidak berharap banyak dari apa yang dikerjakannya.

                                                                                Teori Managerial Grid – Blake &Mouton

                                                                                Blakke & mouton mengembangkan teori tentang level managerial atau yang sekarang lebih dikenal dengan leadership grid. Bagai alat melatih manager dalam menerapkan gaya management yang diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dan dapat mendorong atau menggiatkan serta kreatifitas kerja.

                                                                                Ini berawal dari asumsi bahwa pemimpin akan efektif apabila mereka menunjukkan perhatian kepada orang atau pekerja dan kepada produksi, hal itu merupakan gabungan dari ide-ide antara periode klasik dan human relations.

                                                                                Pendekatan Human Resources dan Sistem Menurut Para Ahli_
                                                                                image source: www.calstatela.edu
                                                                                baca juga: Pendekatan Klasik & Human Relations dalam Teori Organisasi

                                                                                Blakke & mouton membentuk kisi-kisi dimana perhatian pada orang atau karyawan dan produksi berada pada jarak dari rendah ke tinggi.Setiap dimensi diberi nilai 1-9.Para manager dapat ditempatkan pada grid ini sesuai dengan kriterianya tergantung dari tingkat perhatiannya. Selain itu blakke & mouton juga membagi lima model gaya management.

                                                                                Gaya yang pertama adalah gaya pengalah (improverished management), yang ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap produksi. Pemimpin yang lemah cenderung menerima keputusan orang lain, menyetujui pendapat, sikap dan gagasan oranglain serta menghindari konflik dan menghindari sikap memihak. Bila terjadi konflik maka pemimpin ini tetap netral dan berada diluar masalah.Dengan tetap netral, pemimpin pengalah jarang terlibat dan hanya sedikit saja mengatasi keadaan.

                                                                                Gaya kedua adalah pemimpin pertengahan (middle of the road style).Gaya ini ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap produksi dan manusia. Pemimpin jenis ini mencari cara-cara yang dapat berguna untuk dapat ada pendapat, gagasan dan sikap yang berbeda dengan yang dianutnya, pemimpin ini akan berusaha jujur tetapi tegas dan mencari pemecahan yang tidak memihak. Bila mendapat tekanan, ia mungkin akan ragu dan mencari jalan untuk keluar dari ketegangan, ia akan berusaha untuk mempertahankan keadaaan untuk tetap jadi baik.

                                                                                Gaya berikutnya yang ketiga adalah gaya tim (team style). Ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin dengan gaya tim sangat menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari kesepakatan anggota organisasi. Ia mau mendengarkan dan mencari gagasan, pendapat dan sikap yang berbeda dengan yang dianutnya. Ia juga memiliki keyakinan kuat tentang hal yang harus dilakukan tetapi tetap memberi respon pada gagasan orang lain yang logis dengan mengubah pendapatnya. Bila terjadi konflik, ia mencoba memeriksa alas an munculnya perbedaan dan mencari penyebab utamanya. Dalam keadaan marah, ia dapat mengendalikan diri meskipun kadang menampakkan ekspresi tidak suka. Ia memiliki rasa humor yang tinggi meskipun dalam keadaan tertekan. Ia menunjukkan upaya yang keras dan kuat untuk melibatkan orang lain untuk ikut bergabung dengannya. Pemimpin ini mampu menunjukkan keinginanannya untuk saling percaya dan saling menghargai diantara sesame anggota tim dan juga menghargai pekerjaan.

                                                                                Gaya santai merupakan gaya selanjutnya. Ini ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan perhatian tinggi terhadap manusia.Ia lebih suka menerima pendapat, gagasan dan sikap oranglain daripada memaksakan kehendak nya. Ia juga menjaga sikap hangat dan ramah untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh gangguan-gangguan yang ada. Pemimpin dengan gaya ini lebih banyak menolong daripada memimpin.

                                                                                Gaya yang kelima adalah gaya kerja. Ditandai oleh perhatian tinngi terhadap pekerjaan tetapi sangat kurang memperhatikan manusianya.Ia amat menghargai keputusan yang telah dibuat. Perhatian utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan cenderung mempertahankan, gagasan dan sikapnya sekalipun didapatnya dengan cara menekan orang lain. Jika ada konflik, ia cenderung menghentikan dan memenangkan posisinya dengan cara membela diri, berkeras pada pendapatnya atau mengulangi konflik dengan membuat argumentasi baru

                                                                                Blake dan Mouton menyatakan bahwa manajemen tim merupakan gaya yang lebih disukai. Pada umumnya gaya ini mengasumsikan bahwa orang akan menghasilkan sesuatu yang terbaik apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Gaya ini memaksimalkan perhatian pada kedua hal, baik pada produksi maupun pada manusianya sendiri.

                                                                                Teori peniti penyambung - Rensis Likert

                                                                                Munculnya konsep supervisor ada disini berfungsi sebagai peniti penyambung.Ia mengikat kelompok kerja yang satu dengan kelompok kerja yang lain pada tingkat berikutnya. Struktur ini menunjukkan hubungan antar kelompok daripada hubungan antar pribadi.Organisasi yang menganut konsep ini lebih berorientasi keatas daripada kebawah.

                                                                                Pada penilitiannya likert menyatakan bahwa gaya management dapat diklasifikasikan menjadi 4 :

                                                                                1. Sistem 1. Hampir mirip dengan teori X mac Gregor tentang leadership, manajemen tidak memilki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan.Iklim yang diakibatkan dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman, hukuman. Komunikasi lebih dari atas ke bawah. Bawahan tidak mempercayai pesan yang beredar dan beberapa informasi ke atas cenderung tidak akurat. Pengambilan keputusan dari atas. Manajemen cenderung mengontrol dan mengarahkan/mengatur bawahan. Hasil dari semua ini adalah munculnya organisasi informal dalam perusahaan yang bertujuan berbeda dengan tujuan perusahaan.
                                                                                2. System 2. Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan seperti halnya hubungan majikan dan budak. Keputusan ada di atas tetapi ada sedikit kesempatan bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.Kekuasaan dan kontrol ada di atas. Interaksi bertujuan untuk meraih tujuan organisasi. Informasi tetap dari atas dan beberapa bawahan tetap ada yang menaruh curiga.Komunikasi ke atas kadang-kadang ada tergantung atau jika atasan membutuhkan informasi dari bawahan. Informal organisasi ada tetapi tidak berbeda jauh dengan harapan/tujuan organisasi atau atasan.
                                                                                3. System 3. Manajer mulai membuka diri terhadap bawahan tetapi tidakl terlalu percaya. Bawahan boleh bebas berhubungan/diskusi dengan atasan dan sudah mulai ada hubungan/interaksi antara atasan dan bawahan. Aliran komunikasi baik dari atas kebawah dan sebaliknya. Komunikasi kebawah mulai diterima meskipun dengan sedikit curiga.Komunikasi ke atas pada umumnya akurat tetapi terbatas hanya sebatas apa yang diinginkan oleh atasan. Kebijakan umum dibuat oleh atasan tetapi kebijakan yang lebih khusus diserahkan kepada bawahan/tingkat dibawahnya. Organisasi informal ada tetapi bersifat sama sekaligus bertentangan atau menolak manajemen
                                                                                4. System 4. Mirip dengan teori Y. Manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan. Semua diberi kesempatan membuat keputusan. Alur Informasi ke atas, kebawah dan menyilang. Komunikasi kebawah pada umumnya diterima jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sisitem terbangun. Komunikasi keatas pada umumnya akurat dan manajer menanggapinya dengan tulus atas feedback tersebut. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam pengambilan keputusan,penetapan goal setting, dan penilaian. Pada umumnya organisasi informal dan formal identik dan integritas antara karyawan dan manajer terwujud nyata/baik.


                                                                                Implikasi teori dalam komunikasi organisasi

                                                                                Isi komunikasi yang dilemparkan dalam organisasi adalah tugas, social dan inovasi.Hal ini terlihat pada penekanan pendekatan ini pada pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memberikan masukan.Komunikasi tentang idei-ide baru juga harus dimaksimalkan untuk efektifitas organisasi maupun bagi pencapaian tujuan pribadi anggota.Dalam teori Fusi, hal ini sangat jelas diutarakan.Oleh karena itulah, teori Fusi dimasukkan kedalam pendekatan ini.Isi pesan social atau yang pada pendekatan sebelumnya dikenal dengan mantainance, bagi pendekatan ini dianggap penting.Isi pesan yang mengarah pada peningkatan hubungan diantara anggota dan perhatian lebih kepada memperdayaan karyawan atau anggota dianggap dapat meningkatkan kepuasan.

                                                                                Mengenai aliran informasi, tujuannya adalah meningkatkan atau membuka aliran ide dari dan kepada seluruh posisi dalam organisasi.Dengan demikian, aliran informasi dapat kesegala arah baik itu dari atas-bawah, bawah-atas, sejawat maupun menyilang. Secara khusus, aliran informasi ke segala araha ini (multi direction) menjadikan pendekatan ini kearah tim. Struktur organisasi menurut pendekatan ini dapat dikonfigurasi atau ditata kenbali disesuaikan untuk membuka kesempatan informasi mengalir ke segala arah. Diharapkan komunikasi yang berdasar pada tim ini dapat meningkatkan kontribusi optimal keunikan masing-masing anggota.

                                                                                Saluran komunikasi yang digunakan eragam dengan tujuan seperti telah disebutkan diatas.Yaitu, memaksimalkan produktifitas organisasi melalui pemanfaatan intelejensia dan keunikan dari sumber daya manusia yang ada.Pendekatan ini membuka berbagai saluran komunikasi yang dianggap sesuai dan memilih serta menggunakan saluran yang dianggap perlu, bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan lebih dari satu saluran untuk mengkomunikasikan sebuah pesan. Sebagai contoh misalnya informasi kenaikan gaji dapat disampaikan dengan cara memo dan tatap muka melalui pertemuan, dll. Mengenai gaya komunikasi yang digunakan lebih banyak informal meski formal pun tetap dilakukan.

                                                                                Implementasi Pendekatan Human Resources Pada Organisasi

                                                                                Saat ini banyak organisasi yang mengadopsi pendekatan ini  karena dilihat sangat ideal untuk mendukung jalannya organsasi dewasa ini.  Pandangan human resources tentang dua sisi yang memperhatikan efektifitas organisasi tetapi tidak melupakan kepuasan karyawan. Saat implementasi berbagai program haruslah menekankan pada manajemen tim dan mengutamakan pentingnya keterlibatan/partisipasi karyawan. Keterlibatan merupakan proses memberikan kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dan mencurahkan segenap kemampuannya , hal ini ditunjang dengan desain untuk meningkatkan komitmen karyawan baik secara individu ataupun kelompok dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi.

                                                                                Pendekatan system

                                                                                Konsep system berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagian-bagian, dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan atau keseluruhan.Konsep system sedemikian luas sehingga sulit didefinisikan. Suatu definisi yang sederhana akan mengabaikan kerumitan dan kecanggihan konsep tersebut, namun penjelasan yang terperinci akan menimbulkan kepelikan yang tidak dipahami. Meskipun suatu uraian terperinci mengenai sumbangan dan pengaruh teori system terhadap kajian organisasi di luar liputan buku ini, beberapa aspek perlu diperhatikan. Bahkan pada tingkat paling umum, konsep system memungkinkan orang untuk memahami organisasi sebagai suatu keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya karena dinamikanya.Dinamika ini mencakup struktur, hubungan dan perilaku yang pelik.

                                                                                Ada dua system yang dipahami disini yaitu system tertutup dan system terbuka. Fisher dan Hawes membedakan keduanya sebagai berikut:
                                                                                Sistem TertutupSistem Terbuka
                                                                                Menetapkan batas sehingga tidak ada/tidak memerlukan interaksi dengan lingkungannyaMembuka diri terhadap lingkungannya
                                                                                Struktur, Fungsi dan Perilaku sistem relatif stabilStruktur, fungsi dan Perilaku Sistem mudah berubah (dinamis)

                                                                                Komponen Sistem

                                                                                Pada tingkatan dasar, system adalah sebuah rangkaian bagian-bagian atau komponen-komponen. Dalam system organisasi komponen ini adalah manusia dan departemen yang membuat organisasi  tumbuh dan hidup. Hal yang harus dipahami dalam system adalah mengidentifikasi komponen relevan yang dapat membentuk sebuah system. Setelah komponennya teridentifikasi, selanjutnya akan dilihat bagaimana bagian itu dikelola dan bagaimana mereka bekerja. Tiga konsep yang mencirikan komponen system meliputi susunan berdasarkan tingkatan (hierarchical ordering), ketergantungan (interdependence), dan dapat dilalui (permeability)    

                                                                                Hierarchically OrderSebuah sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil dan berada pada supersistem yang lebih besar
                                                                                InterdependentKomponen sistem saling tergantung antar satu sama lain untuk dapat bekerja secara efektif
                                                                                Proses Input-Throughput-OutPrinsip
                                                                                Proses Pertukaran (exchange process)Proses input dan output memerlukan pertukaran antar sistem dan lingkunga. Proses throughput memerlukan pertukaran antara komponen sistem
                                                                                Proses umpan balik (feedback process)Kontrol sistem dipelihara melalui umpan balik. Umpan balik negatif membantu merawat sisitem agar dapat bertahan. Umpan balik positif membantu untuk perubahan atau transformasi sistem                              

                                                                                Proses system

                                                                                Setelah melihat komponen system selanjutnya akan kita lihat prosesdari system. Pada tingkatan yang paling dasar, system dicirikan dengan proses input-throughput-output. System memasukan material atau informasi dari lingkungannya melalui batasan yang dapat dilalui. Selanjutnya system bekerja mengelola input tadi melalui sebuah proses transformasi, inilah yang disebut dengan throughput. Akhirnya, dalam system mengembalikan output atau keluaran yang telah ditransformasikan kepada lingkungannya.Sebagai contoh, perguruan tinggi menerima mahasiswa, mengolah mereka dan akhrinya menjadikan mereka sarjana yang siap pakai bagi lingkungan kerja.

                                                                                Pada prinsipnya proses i-T-O diatas merupakan proses pertukaran dan umpan balik. Proses pertukaran, tampak pada aktivitas baik input maupun output. Proses baik input maupun output memerlukan proses pertukaran dengan lingkungan di luar system. Jika tidak demikian maka sebuah organisasi tidak akan bertahan hidup. Ada dua tipe umpan balik, yang pertama adalah umpan balik negative, korektif dan devicion-reducing feedback.Feedback seperti inilah yang membantu merawat dan membina sebuah system.Sebagai contoh dalam perguruan tinggi ada evaluasi akhir dosen.

                                                                                Tipe kedua umpan yaitu yang dikenal dengan umpan balik positif, pengembangan dan penguatan.Ini berupa informasi yang berguna untuk memfungsikan system melalui pertumbuhan dan perkembangan.Sebagai contoh dalam perguruan tinggi, bagian perpustakaan menemukan bahwa mahasiswa merasa bahwa kondisi perpustakaan kurang nyaman. Kepala perpustakaan akan melaporkan (memberikan umpan balik) kepada rector dan rector menyetujui akan adanya alokasi dana untuk perbaikan perpustakaan.

                                                                                Teori Sistem Sosial (Katz dan Khan)

                                                                                Suatu sistem sosial, secara keseluruhan terdiri dari manusia-manusia. Ia tidak sempurna, namun kesinambungan hubungan manusianya begitu baik. Hubungan-hubungan antara orang-orang, bukan orang-orang itu sendiri. Hal ini mengandung pengertian apabila ada seseorang yang tidak bisa menjalankan fungsinya dapat diganti.

                                                                                Katz dan Khan menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang-orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, bicara dan diam). Komunikasi – pertukaran informasi dan transmisi makna - adalah inti dari sistem sosial atau organisasi. Komunikasi merupakan penghubung di antara orang-orang dalam organisasi. Pencapaian tujuan organisasi akan sangat tergantung kepada bagaimana komunikasi berjalan dengan efektif dan tanpa mengalami hambatan yang berarti.

                                                                                Teori sistem menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasi perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Katz dan Khan berpendapat bahwa watak suatu sistem sosial mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif.

                                                                                Scott mengatakan bahwa organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah organisasi. Hawes menyatakan ”suatu kolektivitas sosial adalah perilaku komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak terjadi dalam jaringan hubungan tetapi merupakan jaringan itu sendiri”.

                                                                                Teori system Sibernetika

                                                                                Dalam teori ini ada berbagai komponen yang saling bergantungan yaitu system tujuan tujuan sebagai pusat control, mekanisme, dan umpan balik.Sebagai contoh badan manusia memiliki system tujuan mempertahankan suhu badan agar tetap normal.System tubuh menggunakan berbagai mekanisme untuk dapat mempertahankan tujuan tersebut. Meskipun demikian, terkadang perilaku system tidak selamanya seperti apa yang diinginkan. Misalnya, pada saat ada bagian tubuh terinfeksi maka suhu tubuh naik. Pada kondisi seperti ini, dalam proses siberneti, umpan balik dikirim pada system pusat dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan antara tujuan dan umpan balik, maka mekanisme baru harus dikembangkan untuk dapat memperbaikinya

                                                                                Teori pengorganisasian-Karl Weick

                                                                                Teori ini diterapkan untuk menjelaskan bahwa organisasi adalah sebuah proses hidup. Weick menyamakan pengorganisasian sebagai proses informasi. Informasi merupakan material dasar dalam organisasi tetapi dalam kenyataannya komunikasi organisasi sering equivocal. Multi interpretasi sering terjadi sehingga untuk menghubungkan system dalam hal ini organisasi dan publiknya diperlukan proses pengorganisasian menggambarkan proses pengorganisasian ini kedalam proses enactmen, seleksi dan retensi.

                                                                                “New Science” system theory

                                                                                Teori ini dapat dibilang baru. Inti dari teori ini adalah mengenai teori ini memang tidak secara detail dibahas, hanya akan dilihat pokok pikirannya saja. Teori ini disebut sebagai new science karena dalam teori ini, berusaha dijelaskan dinamika yang terjadi organisasi diturunkan dari teori-teori mutakhir yang ada didalam ilmu pasti seperrti fisika dan salah satu canag dari filsafat yaitu kosmologi.

                                                                                Intinya dalam teori ini system tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang linear dan setara melainkan system adalah kompleks dan system adaptif dimana keberaturan dapat muncul dari ketidakberaturan.Dimana waktu membuat berbagai perubahan, efek yang besar dapat muncul dari perubahan kecil. System berdasarkan pandangan ini tidak selamanya masuk akan dan dapat diprediksi. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya kompleksitas fikuktasi informasi dan inovasi.

                                                                                Pada dasarnya ide komunikasi organisasi yang diturunkan dari “new science” ini meliputi: pentingnya hubungan dalam organisasi. Factor ini diturunkan dari ide tentang keterkaitan dan ketergantungan dari mewujudkan fisika kuantum. Pentingnya partisipasi dalam proses organisasi. Apresiasi terhadap perubahan dan ketidakstabilan dalam organisasi.Dimana dalam hal ini perubahan organisasi dalam system yang lebih besar sekalipun dapat dilakukan oleh kelompol yang lebih kecil. Factor yang lain adalah pentingnya keterbukaan informasi dari dan pada lingkungan.
                                                                                Dalam hal tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, teori ini membuka ide tentang bagaimana kompleks dan kacaunya system organisasi dapat diarahkan kepada bentuk dan proses organisasi yang baru dan lebih inovatif.

                                                                                Sekian artikel tentang Pendekatan Human Resources dan Sistem Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                Daftar Pustaka
                                                                                • Conrad, Charles & Marshall Scott Poole 2001, Strategic Organizational Communication in a global Economy, Harcourt, USA
                                                                                • Miller, Katherine 2003, Organizational Communication Approaches and Process, Wadsworth, USA
                                                                                • Pace, Wayne, Deddy Mulyana (alih bahasa) 2000, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosdakarya, Bandung

                                                                                Sifat dan Pola Aliran Informasi dalam Komunikasi Organisasi

                                                                                $
                                                                                0
                                                                                0
                                                                                Sifat dan Pola Aliran Informasi dalam Komunikasi Organisasi - Artikel ini akan menjabarkan tentang Komunikasi Organisasi dan aliran informasi, meliputi: sifat aliran dan pola aliran. Melalui artikel ini diharapkan mampu menemukan dan memecahkan masalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi dengan menggunakan konsep dan pendekatan dalam komunikasi organisasi.

                                                                                Komunikasi Organisasi dan Aliran Informasi

                                                                                Tantangan terbesar dalam komunikasi organisasi yaitu memastikan proses pendistribusian dan penerimaan informasi dapat berjalan dengan baik pada setiap bagaian yang ada dalam organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran informasi. Aliran informasi erat kaitannya dengan manusia sebagai elemen penting dalam organisasi. Manusia sebagai anggota organisasi melakukan pekerjaannya tentu saja dengan menggunakan komunikasi.

                                                                                Dalam komunikasi tentu saja terjadi aliran informasi, baik dari satu orang ke satu orang lainnya, atau satu ke banyak, dan lain-lain. Proses aliran informasi merupakan proses yang rumit karena aliran informasi berpengaruh juga terhadap iklim dan moral organisasi sedangkan biasanya informasi yang seharusnya terjadi dalam struktur sering bukan seperti itu yang terjadi.

                                                                                Pada sesi ini kita akan membahas tentang aliran informasi dalam komunikasi organisasi. Dari sekian banyak hal yang diulas pada komunikasi organisasi, bagian inilah dapat dikatakan sebagai inti dari komunikasi organisasi. Hal ini dikarenakan pada dasarnya yang dibahas dalam komunikasi organisasi adalah mengenai aliran informasi dalam organisasi. Pertukaran informasi atau aliran informasi yang didistribusikan oleh tiap manusia dalam organisasi merupakan elemen penting dalam aktivitas organisasi. Oleh karena itu penting rasanya kita mengetahui dan mempelajari bagaimana organisasi menyampaikan dan menerima informasi dari bagian yang satu ke bagian yang lain, individu satu ke individu yang lain

                                                                                Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa proses aliran informasi merupakan proses yang rumit karena hal ini berkaitan dengan rumitnya tingkatan struktur dalam organisasi, sehingga aliran informasi ini dapat berpengaruh terhadap efisiensi kerja organisasi. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Selain itu, pada komunikasi organisasi, informasi hanyalah pesan dan salah satu dari elemen proses komunikasi yang ada. Mungkin ia hanya sebagai salah satu elemen tetapi tentu saja aliran informasi erat kaitannya dengan elemen-elemen dalam proses komunikasi yang lain seperti siapa berbicara dengan siapa, apa pesan atau informasinya, disampaikan dengan melalui apa, dengan cara apa, efek yang diharapkan apa, serta dibahas juga hambatannya.

                                                                                image source: www.freestockphotos.name
                                                                                baca juga: Pendekatan Klasik & Human Relations dalam Teori Organisasi

                                                                                Sifat Aliran Informasi

                                                                                Informasi tidak mengalir begitu saja dan tidak bergerak melainkan yang bergerak adalah prosesnya atau penyampaian pesan, interpretasi terhadap penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian lainnya. Aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik. Dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan di ciptakan, ditampilkan, dan di interpretasikan.

                                                                                Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan, artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti, melainkan komunikasi terjadi sepanjang waktu. Guetzkow menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara, diantaranya : serentak, berurutan dan keduanya.

                                                                                1. Penyebaran secara serentak

                                                                                  Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang (diadik), hanya pelibatkan sumber pesan dan penerima- yang menginterpretasikan pesan- sebagai tujuan akhir. Meskipun demikian, cukup sering seorang manajer menginginkan informasi disampaikan kepada lebih dari satu orang, misalnya bila diperlukan perubahan jadwal kerja atau bila sebuah kelompok harus diberi penjelasan mengenai suatu prosedur baru. Sering kali pesan-pesan disebut memo atau memorandum- dikirim kepada sejumlah orang dalam sebuah organisasi. Kadang-kadang, misalnya setiap pagi Bank senantiasa melakukan briefing (pengarahan) yang dilakukan oleh kepala caban Bank kepala seluruh stafnya, semua menerima suatu informasi dalam waktu yang bersamaan, proses ini dapat disebut dengan penyebaran pesan secara serentak.

                                                                                  Selain itu, penyebaran pesan serentak juga dapat dilakukan/disampaikan melalui memo, internet, dll. Dengan berkembangnya media telekomunikasi, tugas menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi lebih sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan telepon yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat berhubungan secara visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil tetap berada di tempat kerja masing- masing. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif dan efisien daripada cara lainnya untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.

                                                                                  Penyebaran pesan secara serentak lebih melihat kepada bagaimana pesan tersebut disampaikan, yaitu satu untuk semua. Bahkan banyak organisasi yang mengeluarkan selembaran yang diposkan kepada semua anggota organisasi. Bila semua anggota dalam organisasi tersebut menerima suatu informasi dalam waktu yang bersamaan, maka proses ini bisa disebut proses penyabaran pesan secara serentak. Penyebaran informasi juga tidak harus selalau bermedia namun tatap muka pun dapat dijadikan pilihan untuk menyampaikan pesan secara serentak. Contoh rapat, pertemuan seluruh karyawan, dll.

                                                                                  Gambar: Penyebaran Pesan Secara Serentak_
                                                                                  Gambar: Penyebaran Pesan Secara Serentak

                                                                                  Simulasi dan contoh gambar diatas menunjukan bahwa pesan disebarkan oleh sumber (Head of sales area) kepada para stafnya yang terdiri dari customer service, chenel and distribution dan Marketing. Disini kita melihat bahwa pesan dari atasan disebarkan secara bersamaan pada waktu yang sama, tanpa membeda-bedakan waktu pengirimannya.

                                                                                  2. Penyebaran secara berurutan
                                                                                    Haney mengemukakan bahwa “penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi”. Contoh si A memberikan informasi kepada si B kepada si c kepada si D kepada si E dalam serangkaian transaksi dua orang; dalam hal ini setiap individu kecuali orang ke 1 (sumber pesan), mula-mula menginterpretasikan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.

                                                                                    Proses penyebaran pesan secara berurutan ni memperlihatkan pola “siapa yang berbicara kepada siapa pesan yang disampaikan”. Bila pesan disebarkan secara berurutan, penyebaran informasi berlangsung dalam waktu yang tidak berurutan, jadi informasi tersebut tiba di tempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula. Individu cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang berlainan. Karena adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut, mungkin timbul masalah dalam koordinasi. Adanya keterlambatan dalam penyebaran informasi akan menyebabkan informasi itu sulit digunakan untuk membuat keputusan karena ada orang yang belim memperoleh informasi.

                                                                                    Gambar: Penyebaran Pesan Secara Beruntun_
                                                                                    Gambar: Penyebaran Pesan Secara Beruntun

                                                                                    Bila jumlah orang yang harus diberi informasi cukup banyak, proses berurutan memerlukan waktu yang lebih lama lagi untuk menyampaikan informasi kepada mereka. Selain itu, kebenaran atau kecermatan informasi akan tergantung sebagai akibat dari interpretasi dan reproduksi pesan yang berlangsung dalam penyampaian pesan secara berurutan.

                                                                                    Pola Aliran Informasi dalam Organisasi

                                                                                    Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu. Diantara orang-orang saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan itu melalui jalur tertentu dinamakan pola aliran informasi. Meskipun organisasi formal amat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz dan Khan (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi di antara para anggota system tersebut dibatasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa.

                                                                                    Burgess (1969) mengamati  bahwa karakter komunikasi yang ganjil dalam organisasi adalah bahwa “pesan mengalir menjadi amat teratur sehingga kita dapat berbicara tentang jaringan atau struktur komunkasi”. Ia juga mengatakan bahwa organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus. Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. Pada pembahasan kali ini kita akan membandingkan dua pola yang berlawanan yaitu pola roda dan pola lingkaran untuk menggambarkan pengaruh aliran komunikasi yang dibatasi dalam organisasi.

                                                                                    Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontrak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Pola lingkaran memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui jenis system pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.

                                                                                    1. Pola lingkaran.

                                                                                      Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua orang anggota lain di sisinya. Pola lingkaran ini cenderung lebih baik dari pada pola roda- yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat.

                                                                                      Gambar: Pola Lingkaran_
                                                                                      Gambar: Pola Lingkaran

                                                                                      Mereka cenderung memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota dapat berkomunikasi dengan dua naggota lain di sisinya. Pada pola ini memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan lainnya hanya melalui sistem pengulangan pesan. Hambatannya mereka cenderung lambat dalam pemecahan masalah

                                                                                      2. Pola Roda

                                                                                        Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan orang lain, maka pesannya harus di sampaikan melalui pemimpinnya.

                                                                                        Gambar: Pola Roda_
                                                                                        Gambar: Pola Roda

                                                                                        Pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang dalam posisi tersebut menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.

                                                                                        Masing-masing pola tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pola roda merupakan pola yang paling memusat, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisir. Sedangkan pola lingkaran memiliki kelemahan dalam hal kecepatan memecahkan masalah, pola lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan besar. Namun jika masalahnya adalah masalah yang kompleks pola lingkaran akan lebih cepat menyelesaikannya dibandingkan pola roda. Pola roda hanya efektif memecahkan masalah yang mudah saja. Untuk lebih detailnya mengenai dalam hal apa sebuah pola tepat atau dianggap paling efektif digunakan, lihat tabel berikut.
                                                                                        Variabel Komunikasi OrganisasiPola LingkaranPola Roda
                                                                                        Aksesibilitas para anggota satu dengan yang lainnya.RendahTinggi
                                                                                        Pengawasan aliran pesanTinggiRendah
                                                                                        Moral atau kepuasanSangat RendahTinggi
                                                                                        Kemunculan pemimpinTinggiSangat Rendah
                                                                                        Kecermatan solusiBaikBuruk
                                                                                        Kecepatan kinerjaCepatLambat
                                                                                        Jumlah pesan yang dikirimkanRendahTinggi
                                                                                        Kemunculan organisasi yang stabilCepatSangar Lambat
                                                                                        Penyesuaian dengan perubahan kerjaLambatCepat
                                                                                        Kecenderungan beban berlebihanTinggiRendah

                                                                                        Burgess (1969) mengamati bahwa sebagai upaya untuk memecahkan masalah dalam eksperimen-eksperimen, para anggota kelompok harus “belajar bagaimana mengenai peralatan eksperimen dengan benar dan efisien, dan bagaimana mengefisienkan pengiriman pesan kepada satu atau beberapa posisi yang dihubungkan dengan pesan-pesan tersebut”. Hal ini berimplikasi bahwa perilaku-perilaku peranan tertentu yang rumit harus dipelajari, agar pola komunikasi berfungsi secara optimal. Pola aliran informasi secara langsung dapat mempengaruhi berjalannya jaringan komunikasi. Beberapa penelitian mengenai jaringan komunikasi dalam organisasi besar menunjukan bahwa distribusi peranan jaringan penting untuk keefisienan berfungsinya organisasi.

                                                                                        Sekian artikel tentang Sifat dan Pola Aliran Informasi dalam Komunikasi Organisasi. Semoga bermanfaat.

                                                                                        Daftar Pustaka
                                                                                        • Conrad, Charles & Marshall Scott Poole 2001, Strategic Organizational Communication in a global Economy, Harcourt, USA
                                                                                        • Pace, Wayne, Deddy Mulyana (alih bahasa) 2000, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosdakarya, Bandung

                                                                                        Definisi dan Teori-Teori Psikologi Sosial Menurut Para Ahli

                                                                                        $
                                                                                        0
                                                                                        0
                                                                                        Definisi dan Teori-Teori Psikologi Sosial Menurut Para Ahli - Psikologi sosial saat ini membawa manfaat yang luar biasa dari sebelumnya. Psikologi sosial membantu masyarakat memahami kisah-kisah peristiwa dalam masyarakat akhir-akhir ini seperti terorisme, prasangka etnis, pelecehan seksual, dampak teknologi dan berbagai fenomena sosial disekitar kita. Psikologi sosial telah mendapat tempat yang penting dalam psikologi modern. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan terhadap fungsi pemikiran masyarakat dan memperkaya jiwa masyarakat (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009).

                                                                                        Melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuwan psikologi sosial, para ilmuwan menandaskan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, maka perlu mengetahui peranan dari situasi permasalahan dan budaya. Pengaruh dari variable-variabel situasional dalam mentransformasikan perilaku melalui cara yang tidak bias diprediksi bila hanya memahami apa yang ada dalam diri manusia, seperti disposisi bawaan ataupun yang dipelajari.

                                                                                        Situasi-situasi sosial tersebut bukanlah merupakan variable eksternal seperti yang dipercaya oleh penganut behaviorisme radikal, melainkan merupakan konstruk realitas yang dialami bersama atau sebuah konstruk subjektif yang kita bentuk dan kita berikan kepada orang lain (Zimbardo dalam baron dan Byrne, 2005).

                                                                                        A. Definisi Psikologi Sosial

                                                                                        Taylor, Peplau, dan Sears (2009) mendefinisikan psikologi sosial sebagai studi ilmiah tentang bagaimana orang berpikir, mempengaruhi, dan berhubungan dengan orang lain. Sementara Baron dan Byrne berpendapat bahwa psikologi sosial merupakan studi ilmiah yang mencoba memahami asal-usul dan sebab-sebab individu dalam situasi sosial.

                                                                                        Definisi dan Teori-Teori Psikologi Sosial Menurut Para Ahli_
                                                                                        image source: study.com

                                                                                        baca juga: Sejarah, Pengertian, dan Kedudukan Psikologi Sosial

                                                                                        B. Teori-Teori dalam Psikologi Sosial
                                                                                         
                                                                                        1. Psikoanalisa Teori Motivasi

                                                                                        Teori ini berfokus pada kebutuhan atau motif individu. Pengalaman sehari-hari maupun riset psikologi sosial telah memberikan banyak contoh bagaimana kebutuhan kita bisa mempengaruhi persepsi kita, sikap, dan perilaku individu. Misalnya, untuk menjaga harga diri, individu cenderung menyalahkan orang lain ketika sedang mengalami kegagalan, dan apabila mendapat keberhasilan, individu cenderung mengatakan bahwa itu adalah hasil jerih payahnya selama ini.

                                                                                        Pandangan Freudian atau psikoanalitik tentang motivasi menunjukkan arti penting dari dorongan bawaan  (inborn) individu. Khususnya dorongan yang berhubungan dengan seksualitas dan agresi. Sebaliknya psikologi sosial lebih memahami fenomena tersebut sebagai pertimbangan sederet kebutuhan dan keinginan manusia. Psikolog sosial juga menekankan cara dimana situasi dan hubungan sosial tertentu dapat menciptakan dan menimbulkan kebutuhan dan motif.

                                                                                        Misalnya pengalaman pindah rumah, dari rumah menuju rumah kos untuk kuliah di kota lain. Mungkin akan menimbulkan kesepian diantara remaja yang menjelang dewasa. Perpindahan tempat akan memutus jaringan sosial pertemanan. Oleh karena itu muncul kebutuhan akan keakraban dan rasa memiliki. Keinginan tersebut mungkin dapat diwujudkan dengan cara bergabung dengan organisasi kemahasiswaan di kampus. Dan berbagai cara lain untuk mengatasi kesepiannya.

                                                                                        Psikologi sosial akan berusaha memahami dan berusaha mengidentifikasi secara detail apakah pencetus perilaku misalnya perilaku merampok yang dilakukan. Psikolog sosial akan berusaha mempelajari remaja lainnya yang pernah melakukan perampokan bersenjata dalam rangka mendapatkan kesimpulan umum tentang hubungan antara motivasi dan tindakan kriminal.

                                                                                        2. Teori Belajar
                                                                                          Ide utama  teori belajar adalah perilaku seseorang sekarang merupakan hasil dari pengalaman sebelumnya. Dalam situasi tertentu seseorang belajar perilaku tertentu, yang seiring dengan berjalannya waktu mungkin akan menjadi kebiasaan. Ketika seseorang berhadapan dengan situasi serupa, orang tersebut akan cenderung berperilaku sesuai dengan kebiasaan yang pernah dilakukannya. Misalnya ketika lampu merah menyala, kita biasanya menghentikan kendaraan kita, karena pada masa lalu kita pernah belajar merespon situasi itu dengan menghentikan kendaraan.

                                                                                          Pendekatan  ini ketika diaplikasikan pada perilaku sosial oleh Albert Bandura (1977) dinamakan social learning theory.

                                                                                          Terdapat tiga mekanisme umum terjadinya proses belajar, yang pertama adalah:

                                                                                          1. Asosiasi atau pengkondisian klasik
                                                                                            Anjing Pavlov belajar mengeluarkan air liur ketika mendengarkan bel karena bersamaan dengan makanan yang diberikan bersama dengan suara bel. Setelah beberapa waktu kemudian, anjing akan mengeluarkan air liur setiap kali mendengar suara bel. Beberapa waktu kemudian suara bel diberikan tetapi makanan tidak diberikan namun air liur keluar dari mulut anjing karena anjing telah belajar mengasosiasikan antara suara bel dan makanan.

                                                                                            Manusia kadang belajar emosi melalui asosiasi. Misalnya orang beberapa kali datang ke dokter gigi, karena terlalu sakitnya perlakuan yang diberikan ketika operasi gigi, meskipun tidak datang ke dokter, ketika mendengar kata dokter gigi, seseorang sudah bisa merasakan betapa sakitnya operasi gigi.

                                                                                            2. Reinforcement (penguatan)
                                                                                              Dipelajari oleh B. F Skinner, orang belajar melakukan perilaku tertentu karena perilaku itu diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan atau memuaskan kebutuhan. Seorang anak belajar membantu orang lain karena orang tuanya memujinya saat dia berbagi mainan atau membantu merapikan mainan. Atau siswa SMA yang tidak akan pernah bertanya pada guru matematika karena gurunya sudah memasang wajah geram dan marah ketika muridnya bertanya.

                                                                                              3. Observational learning
                                                                                                Orang cenderung belajar sikap dan perilaku sosial dengan mengamati orang lain yang secara teknis disebut sebagai model. Anak belajar bahasa etnisnya dari orang-orang yang berbicara sekelilingnya. Remaja mungkin mengikuti sikap politik tertentu karena orang tuanya secara aktif mendengarkan orasi-orasi orang tuanya. Anak juga belajar meniru (imitasi) dari perilaku orang lain ketika belajar.

                                                                                                Modeling terjadi ketika seseorang tidak hanya mengamati tapi juga meniru perilaku orang lain. Misalnya perilaku merokok, remaja cenderung meniru orang dewasa untuk merokok, sebutlah bapaknya sendiri merokok, anak akan meniru perilaku merokok dari bapaknya sebagai bagian dari kehidupan dewasa seseorang.

                                                                                                • Modeling : meniru perilaku orang lain
                                                                                                • Reinforcement : belajar berdasarkan imbalan sebagai penguat
                                                                                                • Social learning theory: belajar berdasarkan penguatan dan modeling
                                                                                                • Observational learning: belajar dengan mengamati orang lain


                                                                                                3. Teori Kognitif
                                                                                                  Pendekatan kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang tergantung pada cara individu memahami situasi sosial. Kurt Lewin mengaplikasikan gagasan Gestalt kedalam psikologi sosial. Lewin menekankan pentingnya bagaimana individu memahami lingkungan  sosial. Menurut Lewin perilaku dipengaruhi oleh karakteristik personal individu (seperti kemampuan, kepribadian,  dan disposisi genetik) dan oleh pemahanan tentang lingkungan.

                                                                                                  Gagasan inti dalam perspektif kognitif adalah bahwa individu cenderung secara spontan mengelompokkan dan mengkategorikan objek. Diperpustakaan, kita melihat deretan buku dirak sebagai satu unit, bukan sebagai buku-buku yang banyak jumlahnya. Kita mungkin memandang orang lain yang ada diperpustakaan sebagai suatu kelompok.

                                                                                                  Kedekatan_
                                                                                                  Kedekatan
                                                                                                  Proximity atau Kedekatan_
                                                                                                  Proximity atau Kedekatan


                                                                                                  Riset kognisi sosial fokus pada bagaimana seseorang menyatukan berbagai informasi tentang orang, situasi sosial, dan kelompok dalam rangka menarik kesimpulan tentang mereka (Fiske dan Taylor dalam Taylor, Peplau dan Sears, 2009).

                                                                                                  Perbedaan kognitif dibanding dengan pendekatan teori belajar, pertama pendekatan kognitif fokus pada persepsi saat ini dibanding pada pengalaman masa lalu. Kedua, pendekatan kognitif lebih memperhatikan arti penting persepsi atau interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi

                                                                                                  Sekian artikel tentang Definisi dan Teori-Teori Psikologi Sosial Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                  Daftar Pustaka
                                                                                                  • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                  • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                  Memahami Teori-Teori dalam Psikologi Sosial Menurut Ahli

                                                                                                  $
                                                                                                  0
                                                                                                  0
                                                                                                  Memahami Teori-Teori dalam Psikologi Sosial Menurut Ahli - Psikologi sosial saat ini membawa manfaat yang luar biasa dari sebelumnya. Psikologi sosial membantu masyarakat memahami kisah-kisah peristiwa dalam masyarakat akhir-akhir ini seperti terorisme, prasangka etnis, pelecehan seksual, dampak teknologi dan berbagai fenomena sosial disekitar kita. Psikologi sosial telah mendapat tempat yang penting dalam psikologi modern. Psikologi sosial telah memberikan pencerahan terhadap fungsi pemikiran masyarakat dan memperkaya jiwa masyarakat (Taylor, Peplau, dan Sears, 2009).

                                                                                                  Melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuwan psikologi sosial, para ilmuwan menandaskan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, maka perlu mengetahui peranan dari situasi permasalahan dan budaya. Pengaruh dari variable-variabel situasional dalam mentransformasikan perilaku melalui cara yang tidak bias diprediksi bila hanya memahami apa yang ada dalam diri manusia, seperti disposisi bawaan ataupun yang dipelajari.

                                                                                                  Situasi-situasi sosial tersebut bukanlah merupakan variable eksternal seperti yang dipercaya oleh penganut behaviorisme radikal, melainkan merupakan konstruk realitas yang dialami bersama atau sebuah konstruk subjektif yang kita bentuk dan kita berikan kepada orang lain (Zimbardo dalam baron dan Byrne, 2005).

                                                                                                  A. Role Theories / Teori Peran

                                                                                                  Perspektif dasar teori ini adalah bahwa tingkah laku dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu-individu untuk melaksanakannya. Teori ini mengakui pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi yang berbeda. Peranan pada umumnya didefinisikan sebagai sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu (Sarbin & Allen, 1968).

                                                                                                  Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif independent pada seseorg yang menjalankan peranan tersebut, karena itu masing-masing peran diasosiasikan dengan sejumlah harapan mengenai tingkah laku apa yang sesuai dan dapat diterima dalam peranan tersebut (role expectation).

                                                                                                  Memahami Teori-Teori dalam Psikologi Sosial Menurut Ahli_
                                                                                                  image source: psychology.iresearchnet.com
                                                                                                  baca juga: Definisi dan Teori-Teori Psikologi Sosial Menurut Para Ahli

                                                                                                  Teori peran berkaitan dengan status sosial dan peran sosial. Status sosial adalah posisi dalam masyarakat, seperti mahasiswa, pengantar surat pos, ibu, atau karyawan.

                                                                                                  Peran adalah harapan untuk bagaimana orang-orang dalam status sosial tertentu harus bersikap. Peran terikat dengan status, sehingga mahasiswa diharapkan untuk belajar dan operator surat diharapkan untuk mengirim email. Teori Peran menegaskan bahwa orang-orang memenuhi harapan pada peran yang diemban dan banyak perilaku sosial adalah orang-orang yang melaksanakan peran mereka.

                                                                                                  Mengetahui bahwa seseorang ibu memberitahu banyak tentang bagaimana kita mengharapkan seorang ibu untuk berperilaku. Sebagai contoh, kita akan mengharapkan dia untuk memelihara anak-anaknya, untuk melindungi mereka dari bahaya, untuk membantu mengajar mereka, dan sebagainya.
                                                                                                  Peran seseorang tidak hanya menentukan perilaku, tetapi jg beliefs (keyakinan) dan sikap individu. Individu memilih sikap yang selaras dengan harapan-harapan yang menentukan peran mereka.

                                                                                                  Sehingga perubahan peran akan membawa pada perubahan sikap. Peran juga dapat mempengaruhi values yang dipegang orang dan mempengaruhi arah dari pertumbuhan dan perkembangan kepribadian mereka. Impression management. Suatu bidang yang mempelajari cara bagaimana orang-orang mencoba membentuk kesan spesifik dan positif tentang dirinya (Schlenker, 1970).

                                                                                                  B. Learning Theories / Teori Belajar

                                                                                                  Teori belajar menekankan pada peranan situasi dan lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Teori ini menganalisa tingkah laku sosial dalam istilah “asosiasi yg dipelajari” antara stimulus dan respon.

                                                                                                  Tingkah laku terjadi akibat proses belajar yg juga disertai dgn adanya reinforcement. Sehingga manusia cenderung berinteraksi dengan orang-orang yang memberikan ganjaran dan akan menghindari orang-orang yang menimbulkan kerugian.

                                                                                                  Menurut Bandura (1977), seorang anak belajar tingkah laku baru dengan melihat orang lain (model) yang melakukannya dan mengamati konsekuensi dari sejumlah tingkah laku. Jika modelnya mendapat reward maka tingkah laku model tersebut akan dilakukannya dimasa yang akan datang, namun jika model tersebut mendapat hukuman, maka anak akan menjauhi tingkah laku tersebut, proses belajar ini disebut “imitasi”.

                                                                                                  Ciri-ciri khusus teori belajar:
                                                                                                  1. Sebab-sebab perilaku terletak pada pnegalaman belajar individu di masa lampau
                                                                                                  2. Cenderung menempatkan penyebab perilaku pada lingkungan eksternal
                                                                                                  3. Pendekatan belajar diarahkan untuk menjelaskan prilaku yang nyata dan bukan keadaan subyektif atau psikologis (faktor internal seperti emosi/perasaan, motif, persepsi dll).

                                                                                                  C. Social Exchange Theory / Teori Pertukaran Sosial
                                                                                                  Teori ini keluar pada tahun 1958 oleh seorang sosiolog bernama George Homans Teori yang menganalisis interaksi antar – orang dari segi hasil (imbalan minus biaya) dari pertukaran antar -  individu tersebut. Dalam psikologi sosial dan sosiologi, gagasan bahwa perubahan sosial dan stabilitas merupakan proses analisis biaya - manfaat antara pihak-pihak.  Teori pertukaran sosial adalah jenis hubungan matematis dan logis dari sebuah hubungan.

                                                                                                  Contoh: Menurut teori pertukaran sosial, seseorang yang merasa bahwa biaya hubungan romantisnya melapaui manfaat atau merasa rugi kemungkinan besar akan meninggalkan hubungan.
                                                                                                  Layak = Imbalan – Biaya

                                                                                                  D. Cognitive dissonance theory

                                                                                                  Teori yang dikembangkan oleh Leon Festinger, yang menyatakan inkonsistensi (disonansi) antara dua elemen kognitif akan menimbulkan tekanan untuk membuat elemen itu selaras kembali. Teori ini telah diaplikasikan pada banyak fenomena, seperti pembuatan keputusan, perilaku yang berbeda dengan sikap, dan daya tarik personal.

                                                                                                  Disonansi kognitif merupakan dikrepansi atau terjadinya kesenjangan antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten yang berakibat ketidaknyamanan secara psikologis.

                                                                                                  Festinger menjelaskan, terdapat dua elemen penting dalam disonansi kognitf, yaitu:

                                                                                                  1. Hubungan tidak relevan
                                                                                                    Tidak terdapat kaitan antara dua elemen kognitif, misalnya:  elemen pertama, pengetahuan tentang kebersihan, tidak mencuci tangan ketika hendak makan akan membawa penyakit kedalam tubuh dengan elemen kedua, bahwa di pulau jawa terdapat sekali singa.

                                                                                                    2. Hubungan yang sesuai atau relevan

                                                                                                    Terdapat kaitan atau hubungan antara dua elemen kognisi, sehingga elemen pertama akan membawa akibat pada elemen kedua. Terdapat dua macam hubungan dalam hubungan yang relevan :

                                                                                                    3. Disonan
                                                                                                      Terjadi manakala dua elemen atau pikiran bersifat berlawanan, antara elemen pikiran 1 dengan elemen pikiran 2, atau terjadinya ketidakselarasan antara elemen pikiran 1 dengan elemen pikiran 2.
                                                                                                      Contoh: seseorang akan bangun kesiangan jika tidur tengah malam, dan ternyata ia mampu bangun pagi karena tuntutan masuk kantor.

                                                                                                      4. Konsonan
                                                                                                        Terjadi manakala dua elemen atau pikiran bersifat sesuai atau relevan, dan tidak saling tumpang tindih antara elemen 1 dengan elemen 2, atau terjadinya keselarasan antara elemen pikiran 1 dengan elemen pikiran 2.

                                                                                                        Contoh: semua orang tahu bahwa tidak memakai helm akan ditangkap polisi, dan memang akan ditangkap polisi ketika berkendara motor di jalan tidak memakai helm.

                                                                                                        E. Balance Theory

                                                                                                        Teori keseimbangan (balance theory) berpendapat bahwa formulasi yang secara spesifik menyatakan hubungan antara: (1) rasa suka individu terhadap orang lain, (2) Sikapnya mengenai suatu topik, dan (3) sikap orang lain yang dipersepsikan mengenai topik yang sama. Keseimbangan berakibat pada keadaan emosional yang positif, ketidakseimbangan berakibat pada keadaan emosional yang negatif, dan keadaan tidak seimbang mengakibatkan ketidak pedulian.


                                                                                                        Formulasin ini menyatakan bahwa orang-orang secara alamiah mengorganisasikan rasa suka dan rasa tidak suka mereka secara simetris. Ketika dua orang menyukai satu sama lain, dan mengetahui bahwa mereka sama pada suatu hal yang khusus, hal ini mencerminkan keseimbangan (balance), dan keseimbangan secara emosional menyenangkan. Ketika dua orang menyukai satu sama lain dan mengetahui bahwa mereka tidak sama pada suatu hal yang spesifik, hasilnya adalah ketidakseimbangan (imbalance), yang secara emosional tidak menyenangkan.

                                                                                                        Pada kasus yang terakhir, mereka berjuang untuk mengembalikan keseimbangan dengan mengubah sikap dan tingkah laku satu orang atau orang yang lain agar lebih sama, dengan  mempersepsikan derajat ketidaksamaan secara keliru, atau cukup dengan memutuskan untuk tidak menyukai satu sama lain. Rasa tidak suka membuat keadaan bukan seimbang (nonbalance) yang bukannya sangat menyenangkan, namun bukan juga sangat tidak menyenangkan, karena masing-masing individu merasa tidak peduli terhadap kesamaan ataupun ketidaksamaan satu dengan yang lain.

                                                                                                        Fritz Heider mengatakan bahwa kita berusaha menjaga keseimbangan antar perasaan-perasaan dan relasi kita. Kita termotivasi untuk menyukai orang lain yang dekat dengan kita, menyukai orang yang sepaham dengan kita, dan tidak menyukai orang yang berseberangan dengan kita.

                                                                                                        Sekian artikel tentang Memahami Teori-Teori dalam Psikologi Sosial Menurut Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                        Daftar Pustaka
                                                                                                        • Baron, A. R. &  Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                        • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                        Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok

                                                                                                        $
                                                                                                        0
                                                                                                        0
                                                                                                        Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok - Kali ini Ilmu Psikologi akan membahas mengenai Pengertian Kelompok dan jenis kelompok, Mengapa orang berkelompok, Proses terbentuknya kelompok, dan Dinamika kelompok. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami proses interaksi dalam kelompok dalam berbagai tatanan sosial serta mengenal penerapan beberapa teori dan metode Psikologi Sosial untuk memecahkan masalah sosial dan mengembangkan masyarakat.

                                                                                                        Definisi Kelompok

                                                                                                        • Kelompok adalah kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terjalin dan saling terhubung satu dengan lainnya - McGrath , 1984
                                                                                                        • Orang –orang yang saling tergantung (interdependen) satu sama lain dan saling Taylor, Peplau, Sears (2009
                                                                                                        • Psikologi kelompokdidefinisikansebagai secara psikologis yang penting bagipara anggota, yang merekaterkaitsecarasubyektifuntuk perbandingansosial danakuisisinormadan nilai-nilai dalam kelompok danbahwa individu-individu secara pribadimenerima keanggotaan dalamkelompokyang mempengaruhisikap danperilaku mereka (Turner, 1987).


                                                                                                        Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok_
                                                                                                        image source: psychandneuro.duke.edu
                                                                                                        baca juga: Memahami Teori-Teori dalam Psikologi Sosial Menurut Ahli

                                                                                                        KARAKTERISTIK UKURAN KELOMPOK MENURUT SIMMEL (1902)
                                                                                                        1. Diad terdiri dari dua orang
                                                                                                        2. Triad terdiri dari tiga orang
                                                                                                        3. Sekelompok kecil terdiri dari 4 - 20 orang
                                                                                                        4. Masyarakat, terdiri dari 20-30 orang
                                                                                                        5. Kelompok besar lebih dari 40 orang.

                                                                                                        ALASAN MEMBENTUK KELOMPOK - Gibson dkk,1989, Marvin E.Shaw 1981
                                                                                                        1. Kebutuhan
                                                                                                        2. Kedekatan
                                                                                                        3. Daya tarik
                                                                                                        4. Tujuan kelompok
                                                                                                        5. Ekonomi

                                                                                                        PROSES PEMBENTUKAN KELOMPOK

                                                                                                        Tuckman (1965) dalam menggambarkan tahap-tahap perkembangan kelompok mengidentifikasi empat tahap yang berbeda dalam perkembangan kelompok.

                                                                                                        Tuckman menyarankan agar kelompok-kelompok yang diperlukan bergerak melalui dan mengalami semua empat tahap untuk memaksimalkan potensi untuk pengalaman kelompok yang sukses. Pada tahun 1977 Tuckman dan Jensen menambahkan tahap kelima.

                                                                                                        Tuckman (1965) dalam menggambarkan tahap-tahap perkembangan kelompok mengidentifikasi empat yang berbeda tahap perkembangan kelompok. Dia menyarankan agar kelompok-kelompok yang diperlukan untuk bergerak melalui dan mengalami semua empat tahap untuk memaksimalkan potensi untuk pengalaman kelompok yang sukses. Pada tahun 1977 Tuckman dan Jensen menambahkan tahap kelima.
                                                                                                        1. Forming atau Pembentukan -dimana invididu-individumembentukdiri menjadikelompok-kelompok
                                                                                                        2. Storming-dimana tiap angootaberdebat dan memutuskanmasalahkelompokseperti kepemimpinan, arah,metodedll
                                                                                                        3. Norma / norming, anggota-anggotamenetapkanaturan-aturan dasaruntukberoperasisebagai sebuah kelompok
                                                                                                        4. Performing (Melakukan), kelompokmenjadikohesifdan efektif
                                                                                                        5. Adjourning, Tugas atau pekerjaan berakhir sebagai tujuan kelompok telah selesai dan terjadi pembubaran diri pada kelompok.

                                                                                                        Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok 2_

                                                                                                        KATEGORI SOSIAL
                                                                                                        1. Kategori sosial : mengelompokkan orang berdasarkan atribut yang sama. Misalnya,  keluarga, pengangguran, remaja, Orang Badui.
                                                                                                        2. Audien : semua orang yg menonton ILK, merupakan bagian dari audien yang sama meski tidak saling tahu dan berinteraksi.
                                                                                                        3. Crowd (kerumunan) : orang-orang yang berdekatan secara fisik dalam situasi atau stimulus tertentu. Misal: Penggemar Iwan Fals di GBK.
                                                                                                        4. Tim : sekelompok orang yang berinteraksi secara reguler untuk tujuan tertentu atau aktivitas tertentu. Misalnya: Kelompok kerja, tim Futsal, tim bulu tangkis
                                                                                                        5. Keluarga: sekelompok orang yang terikat ikatan darah atau perkawinan, umumnya tinggal ditempat yang sama.
                                                                                                        6. Organisasi formal : kumpulan banyak orang yang bekerja sama dalam struktur yang jelas untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya: APA (American Psychology Association), Organisasi Kanker, Organisasi Greenpeace.

                                                                                                        Ciri-Ciri Dasar
                                                                                                        1. Adanya struktur kelompok .
                                                                                                        2. Norma sosial : aturan dan standar untuk perilaku yg tepat.
                                                                                                        3. Peran sosial : seperangkat norma tentang bagaimana sso dalam posisi sosial tertentu harus berperilaku.
                                                                                                        4. Status sosial : level atau privelese seseorang dalam kelompok .
                                                                                                        5. Posisi2 dlm kebanyakan sistem sosial akan berbeda dalam hal prestise (hak istimewa) dan level otoritasnya. Teori keadaan - ekspektansi : status seseorang dalam kelompok dipengaruhi oleh karakteristik status yang luas seperti usia, gender, etnis, dan kekayaan.
                                                                                                        6. Adanya Kohesivitas (kepaduan / kelekatan)

                                                                                                        Kohesivitas  (keutuhan / kepaduan): kekuatan,  baik baik  positif maupun negatif yang menyebabkan anggota tetap berada dalam kelompok.

                                                                                                        Faktor :
                                                                                                        1. Saling menyukai satu sama lain.
                                                                                                        2. Efektivitas interaksi anggota  dan kerukunan serta sedikitnya konflik. Orang-orang  lebih suka pada tim kerja yang bekerja secara efisien daripada tim yang boros waktu.
                                                                                                        3. Tujuan kelompok, sebagai cara untuk mencapai tujuan, misalnya uang, kesenangan.
                                                                                                        4. Cenderung tertarik pada kelompok yang punya tujuan personal

                                                                                                        Sekian artikel tentang Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok. Semoga bermanfaat.

                                                                                                        Daftar Pustaka
                                                                                                        • Baron, A. R. &  Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                        • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                        Pengertian dan Faktor Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ahli

                                                                                                        $
                                                                                                        0
                                                                                                        0
                                                                                                        Pengertian dan Faktor Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ahli - Artikel ini akan membahas mengenai Dinamika Kelompok: Group cohesiveness, Groupthink, Group polarization, Social facilitation, dan social inhibition. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami proses interaksi dalam kelompok dan antar kelompok dalam berbagai tatanan sosial serta mengenal penerapan beberapa teori dan metode Psikologi Sosial untuk memecahkan masalah sosial dan mengembangkan masyarakat.

                                                                                                        DINAMIKA KELOMPOK

                                                                                                        Dinamika kelompok adalah adanya interaksi dan interdependensi di antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.

                                                                                                        Dinamika kelompok adalah proses interpersonal yang saling mempengaruhi yang berlangsung dalam kelompok (Forsyth, 2006). Kurt Lewin (1951) menggambarkan dinamika kelompok sebagai cara kelompok dan individu bertindak dan bereaksi terhadap perubahan keadaan.

                                                                                                        Pengertian dan Faktor Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ahli_
                                                                                                        image source: catalog.flatworldknowledge.com
                                                                                                        baca juga: Pengertian, Karakteristik, dan Proses Pembentukan Kelompok

                                                                                                        KOHESIVITAS KELOMPOK (GROUP COHESIVITY)

                                                                                                        Kohesivitas (keutuhan / kepaduan) adalah kekuatan,  baik positif maupun negatif yang menyebabkan anggota tetap berada dalam kelompok. Dalam beberapa kelompok, ikatan diantara anggota cukup kuat dan awet, semangatnya tinggi dan ada rasa kebersamaan.

                                                                                                        Dalam kelompok lain, anggotanya tidak terlalu erat hubungannya, kurang memiliki rasa kebersamaan, dan cenderung terpecah dari waktu ke waktu. Kohesivitas (keutuhan, kepaduan, kelekatan) merupakan karakteristik kelompok secara keseluruhan berdasarkan komitmen individu kepada kelompok.

                                                                                                        Brown (2000), Paxton dan Moody (2003), Vugt dan Hart (2004) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok :
                                                                                                        1. Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain.
                                                                                                        2. Terikat oleh hubungan pertemanan
                                                                                                        3. Efektivitas interaksi anggota  dan kerukunan serta sedikitnya konflik. Kita lebih suka pada tim kerja yg yng bekerja secara efisien drpd tim boros waktu.
                                                                                                        4. Tujuan kelompok, ketertarikan seseorang pada kelompok akan bergantung pada kesesuaian antara tujuan personal atau individu dengan tujuan kelompok, dan pada seberapa sukses kelompok mencapai tujuannya. Berbagai tujuan tersebut antara lain uang, kesenangan, hiburan, pekerjaan, status.

                                                                                                        Groupthink ( pemikiran kelompok)
                                                                                                        Groupthink atau pemikiran kelompok adalah pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan pertimbangan alternatif yang tidak memadai. Groupthink muncul dari kelompok yang merasa sangat optimis dan tidak terkalahkan.

                                                                                                        Anggota-anggotanya melindungi diri mereka dari informasi luar yang mungkin melemahkan keputusan mereka. Kelompok itu percaya bahwa keputusannya adalah bulat meski ada pendapat yang sangat bertentangan. Karena ketidaksepakatan didalam dan diluar kelompok dicegah, maka keputusannya terkadang keliru dan tidak masuk akal.

                                                                                                        Irving Janis (1982) mengidentifikasi beberapa kemungkinan penyebab atau anteseden dari groupthink. Janis mengatakan bahwa groupthink sering terjadi dalam kelompok yang sangat kohesif yang mampu mencegah masuknya opini dari luar dan memiliki pemimpin yang kuat dan dinamis. Anggota yang skeptis mungkin akan patuh pada kelompok dan bahkan berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa keraguan dirinya adalah salah dan tidak perlu dikemukakan. Janis mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi groupthink dan memperkuat efektifitas pembuatan keputusan kelompok:
                                                                                                        1. Pemimpin harus mendorong setiap anggota kelompok untuk mengemukakan keberatannya dan meragukan usulan keputusan. Agar efektif, pemimpin harus siap menerima kritik.
                                                                                                        2. Pemimpin harus tidak berpihak sejak awal diskusi, dan menyatakan preferensi dan harapannya hanya setelah anggota kelompok mengajukan gagasan-gagasannya.
                                                                                                        3. Kelompok harus dibagi menjadi sub ordinat atau sub komite untuk mendiskusikan isu secara independen dan kemudian berkumpul untuk memecahkan perbedaan.
                                                                                                        4. Sesekali pakar dari luar harus diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan harus didorong untuk menentang pandangan anggota kelompok.
                                                                                                        5. Pada setiap rapat, setidaknya ada satu orang yang diberi tugas berperan sebagai tukang penyanggah ide-ide kelompok. Istilahnya adalah Devil’s Advocate Technique, yaitu suatu teknik untuk meningkatkan kualitas keputusan kelompok dimana satu anggota kelompok diberikan tugas untuk menjadi tidak setuju dengan dan mengkritik apapun rencana atau keputusan yang sedang dipertimbangkan.

                                                                                                        Group Polarization

                                                                                                        Polarisasi kelompok adalah kecenderungan pada anggota kelompok, sebagai hasil dari disukusi kelompok untuk bergerak menuju posisi yang lebih ekstrim dari pada yang mereka pegang pada awalnya.

                                                                                                        Apakah kelompok cenderung mengambil keputusan yang lebih konservatif ataukah lebih beresiko daripada keputusan individual. Pada tahun 1968, James Stoner melaporkan bahwa keputusan kelompok sering lebih beresiko daripada keputusan individu sebelum dia ikut diskusi kelompok.

                                                                                                        Temuan ini dinamakan sebagai Risky Shift (pergeseran resiko) menimbulkan minat besar, sebab ia tampaknya bertentangan dengan keyakinan umum bahwa kelompok cenderung relatif konservatif dan mencari posisi aman dalam mengambil keputusan. Risky Shift adalah diskusi kelompok dapat menyebabkan individu mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada jika mereka mengambil keputusan sendiri.




                                                                                                        Social Fasilitation (Fasilitasi Sosial)

                                                                                                        Fasilitasi social adalah berkinerja dengan lebih baik manakala individu berada ditengah-tengah orang lain disbanding dengan  saat sendirian. Terkadang orang tampil lebih baik saat ditengah-tengah orang lain daripada saat seseorang sendirian. Sebuah studi yang dilakukan Norman Triplet (1898). 

                                                                                                        Triplet mengamati bahwa pengendara sepeda tampak mengayuh lebih cepat saat mereka berlomba daripada saat mereka sendirian. Untuk menguji observasi ini, dia menyusun eksperimen untuk melihat apakah anak akan bekerja lebih keras saat memancing bersama-sama dibandingkan ketika memancing sendirian. Seperti diprediksikan, anak-anak itu bekerja lebih keras saat ada orang lain.

                                                                                                        Floyd Allport (1920, 1924) meminta partisipan eksperimennya untuk mengisi teka-teki silang di Koran, mengerjakan soal perkalian yang mudah, atau menulis argument penolakan yang logis. Meskipun partisipan selalu bekerja sendiri-sendiri, namun mereka akan lebih produktif apabila ada lima orang dalam satu ruangan daripada jika mereka sendirian diruangan.

                                                                                                        Fasilitas social terjadi saat orang lain yang hadir juga mengerjakan tugas serupa (saat mereka adalah co actor) dan ketika mereka hanya pengamat atau penonton.

                                                                                                        Fasilitas sosial tidak hanya ada pada manusia. Pada binatang juga ada fasilitasi sosial yakni pada tikus, kecoa dan burung parkit. Pada semut, dapat diamati bahwa semut menggali pasir tiga kali lebih banyak saat semut bekerja dalam kelompok dibandingkan bekerja sendiri.

                                                                                                        Mengapa kehadiran orang lain memotivasi seseorang, hal ini dapat dijelaskan dengan teori Evaluation Apprehension (pemahaman evaluasi) menurut Robert Zajonc (1965), bahwa ada tendensi bawaan untuk bangkitnya motivasi ketika ada orang lain dan orang lain dapat membangkitkan motivasi seseorang karena seseorang memikirkan bagaimana orang lain itu akan menilai dan orang tersebut ingin memberi kesan yang positif.

                                                                                                        Saat kita tahu bahwa kita sedang dinilai dalam mengerjakan tugas sederhana, kita mungkin menjadi lebih giat berusaha. Tetapi pada tugas yang kompleks tekanan evaluasi ini justru dapat menghambat kinerja (terjadi inhibisi sosial)

                                                                                                        Social inhibition (Inhibisi Sosial)

                                                                                                        Berbeda dengan fasilitasi sosial. Pada konsep inhibisi sosial adalah kebalikan dari konsep fasilitasi sosial.

                                                                                                        Social inhibition dapat diartikan sebagai mengerjakan atau melakukan sesuatu dengan lebih buruk saat ada orang lain yang hadir dibandingkan dengan saat sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu perhatian

                                                                                                        Menurut pandangan Baron (1986) pada teori distraction-conflict model (Model Gangguan – Konflik), menyatakan bahwa kehadiran orang lain menciptakan konflik antara dua tendensi dasar:
                                                                                                        1. Memberi perhatian pada audiens
                                                                                                        2. Memberi perhatian pada tugas

                                                                                                        Konflik ini dapat memperbesar motivasi, yang bisa membantu atau menghambat pelaksanaan tugas, tergantung pada apa respon yang mesti digunakan. Lebih jauh, konflik juga dapat menimbulkan beban kognitif yang berlebihan jika usaha yang dibutuhkan untuk memberi perhatian pada tugas sulit dan orang lain melebihi kapasitas mental individual.

                                                                                                        Jim Blascovich dan rekannya (1999) mereka mengatakan bahwa kehadiran orang lain dapat memicu dua respon yang berbeda yaitu tantangan atau ancaman. Apabila individu memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan tugas, muncullah respon tantangan. Sebaliknya jika sumber daya individu tidak cukup, muncullah respon ancaman, seolah-olah sedang menghadapi bahaya.

                                                                                                        Sekian artikel tentang Pengertian dan Faktor Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                        Daftar Pustaka
                                                                                                        • Baron, A. R. &  Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                        • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                        Pengertian Norma Kelompok, Jenis dan Proses Pembentukan

                                                                                                        $
                                                                                                        0
                                                                                                        0
                                                                                                        Pengertian Norma Kelompok Jenis, dan Proses Pembentukan Norma Kelompok - Artikel ini akan membahas mengenai Norma Kelompok, Bagaimana Terjadinya norma, Psikodinamika norma, Perubahan sosial. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami proses terjadinya norma kelompok dan menjelaskan serta memahami psikodinamika kelompok, serta perubahan sosial yang terjadi pada kelompok.

                                                                                                        Norma Kelompok

                                                                                                        Sebuah kasus jautuhnya pesawat, yang selamat dari kecelakaan yang diperlukan adalah untuk koordinasi tindakan mereka jika mereka tetap hidup. Dengan makanan, air, dan tempat tinggal sangat terbatas, mereka dipaksa untuk berinteraksi dengan dan bergantung pada satu sama lain secara terus-menerus pada sebuah pulau, dan tindakan tidak patuh pada dari satu orang saja akan mengganggu dan bahkan membahayakan beberapa orang lain. Jadi anggota segera mulai mengikuti seperangkat aturan bersama yang didefinisikan bagaimana kelompok akan tidur di malam hari, apa jenis tugas masing-masing individu yang sehat diharapkan untuk melakukan apa dan bagaimana makanan dan air itu harus dibagi (forsyth, 2010).

                                                                                                        Norma-norma kelompok adalah standar yang mengatur perilaku dalam suatu kelompok. Norma-norma dapat secara eksplisit dan dicatat dengan hati-hati untuk semua anggota pada masa depan untuk dilihat dan dipelajari, tetapi juga dapat bersifat secara implisit, di mana transmisi norma untuk anggota baru akan tergantung pada kemampuan dan motivasi senior anggota kelompok untuk menyampaikan secara akurat norma. Norma memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku kelompok dan sulit untuk berubah. Lebih menyusahkan bagi pemimpin kelompok yang ingin mengubah norma kelompok (Parks, 2004).

                                                                                                        Norma adalah peraturan di dalam kelompok yang mengindikasikan bagaimana anggota-anggota seharusnya atau tidak seharusnya bertingkah laku (Baron dan Byrne, 2003).

                                                                                                        Menurut Baron dan Byrne, norma kelompok merupakan faktor yang menyebabkan kelompok memiliki dampak yang kuat terhadap anggota-anggotanya. Peraturan yang diciptakan oleh kelompok untuk memberi tahu anggotanya bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku. Kepatuhan pada norma sering kali merupakan kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan status dan penghargaan lain yang dikontrol oleh kelompok.

                                                                                                        Pengertian Norma Kelompok, Jenis dan Proses Pembentukan_
                                                                                                        image source: skillslab.tue.nl
                                                                                                        baca juga: Pengertian dan Faktor Dinamika Kelompok Sosial Menurut Ahli

                                                                                                        Jenis-Jenis Norma Sosial

                                                                                                        Semua kelompok memiliki beberapa sistem norma yang mengatur perilaku anggotanya. Memang, kelompok yangtidak mempunyai norma akan kacau dan anarkis karena ada tidak akan ada batas untuk perilaku yang sesuai dan benar. Norma membantu anggota kelompok menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi yang asing, dan bagi banyak kelompok norma sangat penting untuk keberhasilan kelompok atau organisasi. Terdapat norma untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Norma sosial dapat bersifat formal dan non formal.

                                                                                                        1. Norma sosial deskriptif (himbauan).
                                                                                                          Norma deskriptif adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma-norma ini mempengaruhi tingkah laku dengan cara memberitahu perilaku kita mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau adaptif pada situasi tersebut.

                                                                                                          2. Norma injungtif (
                                                                                                          perintah)
                                                                                                            Norma injungtif adalah norma yang harus dipatuhi atau menetapkan apa yang harus dilakukan, tingkah laku apa yang dapat diterima atau tidak diterima pada situasi tertentu.

                                                                                                            Kedua norma tersebut dapat memberikan pengaruh yang kuat pada tingkah laku (Brown dalam Baron dan Byrne). Akan tetapi Cialdini dkk. Percaya bahwa pada situasi-situasi tertentu (terutama situasi dimana tingkah laku anti sosial) cenderung muncul, norma injungtif dapat memberikan pengaruh yang lebih kuat. Hal ini benar karena karena dua hal:
                                                                                                            1. Norma semacam itu cenderung mengalihkan perhatian dari bagaimana orang-orang bertindak pada suatu situasi tertentu, misalnya membuang sampah sembarangan.
                                                                                                            2. Norma semacam itu dapat mengaktifkan motif sosial untuk melakukan hal yang benar dalam situasi tertentu tanpa mengindahkan apa yang orang lain lakukan.

                                                                                                            Proses Pembentukan Norma Kelompok

                                                                                                            Kelompok mempunyai pengaruh pada yang ambigu (Sherif, 1936) dan situasi yang tidak ambigu orang sering mengadopsi pendapat anggota kelompok yang lain dan bertemu dengan norma-norma sosial (Asch, 1951, 1955).Website Terkait: Informasi lebih lanjut tentang studi kesesuaian Asch Norma-norma sosial ini mencerminkan evaluasi kelompok apa yang benar dan salah. Sebagai hasil dari konvergensi pendapat kelompok,  orang menjadi lebih sama ketika berinteraksi dalam kelompok (http://psypress.co.uk).

                                                                                                            Kelompok  terkadang mendiskusikan dan secara resmi mengadopsi norma sebagai aturan kelompok mereka, tetapi norma-norma lebih sering adalah standar implisit daripada yang eksplisit. Karena anggota secara bertahap menyelaraskan perilaku mereka sampai mereka sesuai dengan standar tertentu, mereka sering bahkan tidak menyadari bahwa perilaku mereka ditentukan oleh norma-norma situasi.  Mereka mengambil norma-norma tersebut begitu saja sehingga sepenuhnya bahwa mereka mematuhi secara otomatis (Aarts, Dijksterhuis, & Custers, dalam Forsyth, 2010).

                                                                                                            Menurut Sherif (Forsyth, 2010), bahwa norma-norma muncul, secara bertahap, karena perilaku anggota kelompok, penilaian, dan keyakinan menyelaraskan perilaku dari waktu ke waktu. Norma, karena baik konsensual (diterima oleh banyak anggota kelompok) dan diinternalisasi (secara pribadi diterima oleh setiap anggota kelompok), adalah fakta sosial – yang diambil untuk diberikan pada elemen struktur yang stabil pada kelompok. Bahkan jika individu-individu yang awalnya didorong norma-norma tidak lagi hadir, inovasi normatif mereka tetap menjadi bagian dari tradisi kelompok, dan pendatang baru harus berubah untuk mengadopsi tradisi kelompok.

                                                                                                            Muzafer Sherif (Forsyth, 2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa individu cenderung mengambil keputusan secara individual. Namun ketika individu berada dalam sebuah kelompok akan berbeda. Sesi pertama dalam kelompok, individu mulai mempertimbangkan keputusan lain dari anggota lain dalam kelompok. Kemudian keputusan individu tersebut menjadi sebuah keputusan kelompok. Sherif mempelajari bahwa perkembangan norma merupakan gerak refleks dari setiap anggotanya.

                                                                                                            Muzafer Sherif, mempelajari proses ini munculnya norma dengan mengambil keuntungan dari autokinetic (self-motion) efek. Dalam satu studi efek autokinetic, peneliti membentuk norma ekstrim menempatkan tiga orang yang dalam tiga kelompok. Sesi pertama dalam kelompok, individu tersebut mulai mempertimbangkan keputusan lain dari anggota kelompok lainnya. kemudian, keputusan individu tersebut menjadi satu keputusan kelompok hingga pada sesi ketiga keputusan menjadi konvergen atau menjadi keputusan bulat. Proses konvergensi atau bersatunya keputusan menjadi satu keputusan dalam kelompok.

                                                                                                            Menurut Sherif, norma berkembang karena adanya interaksi diantara anggota kelompok.

                                                                                                            Dalam studi generasi lain, peneliti memberikan umpan balik kelompok yang disarankan bahwa norma mereka tentang bagaimana keputusan harus dibuat menyebabkan mereka untuk membuat kesalahan, tetapi umpan balik negatif ini tidak mengurangi usia panjang norma pada setiap generasi anggota dalam kelompok (Nielsen & Miller, 1997).

                                                                                                            Karakteristik dan Varietas (Jenis-Jenis) Norma

                                                                                                            Fitur-fitur umumDeskripsi
                                                                                                            DeskriptifMenjelaskan bagaimana kebanyakan anggota-anggota dalam kelompokm beraksi, merasa, dan berpikir
                                                                                                            KonsensualTerbagi diantara anggota kelompok, daripada secara personal dan level keyakinan tiap anggota kelompok
                                                                                                            InjungtifMenjelaskan perilaku yang mana yang buruk atau tidak diterima dan yang baik atau dapat diterima
                                                                                                            PreskriptifMelihat standar perilaku yang diharapkan, apa yang harus dilakukan
                                                                                                            ProskriptifMengidentifikasi perilaku-perilaku yang seharusnya tidak ditampilkan
                                                                                                            InformalMenjelaskan aturan-aturan yang tidak tertulis dalam kelompok
                                                                                                            ImplisitDiambil oleh anggota kelompok dan secara otomatis mengikuti norma kelompok
                                                                                                            Pembangkitan diri (self-generating)Muncul sebagai anggota mencapai konsensus melalui pengaruh timbal balik
                                                                                                            StabilSekali norma berkembang, anggota akan tahan (resisten) terhadap perubahan dan diteruskan dari anggota saat ini menuju anggota baru

                                                                                                            Psikodinamika Norma

                                                                                                            Kapankah tepatnya norma injungtif benar-benar mempengaruhi perilaku? Karena jelas bahwa norma tersebut tidak selalu dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang . contohnya meskipun ada norma injungtif yang menyatakan, “bersihkan kotoran ayam dikandangmu” dan meskipun pada kenyataannya terdapat aturan untuk yang mengatur kebersihan lingkungan, dan seringkali pemilik kandang ayam juga melihat pada tetangga yang juga mempunyai kandang ayam yang juga tidak menghiraukan kebersihan lingkungan.

                                                                                                            Mengapa orang-orang mengabaikan norma injungtif? Hal ini dapat dijelaskan melalui teori fokus normatif (Focus Normative Theory) oleh Cialdini (1990). Teori ini menyatakan bahwa norma akan akan mempengaruhi tingkah laku hanya bila norma tersebut menjadi fokus orang-orang yang telibat pada saat perilaku tersebut muncul . Dengan kata lain, orang akan mematuhi norma injungtif hanya jika mereka memikirkan tentang norma tersebut dan melihatnya terkait dengan tindakan mereka.

                                                                                                            Penelitian yang dilakukan Kallgren, Reno, dan Cialdini (2000) dalam sebuah laboratorium terkait ketika norma injungtif mempengaruhi dan tidak mempengaruhi perilaku. Dari hasil penelitian laboratorium, dihasilkan bahwa partisipan penelitian yang membaca bacaan yang terkait erat dengan norma yang menentang aksi pembuangan sampah sembarangan, cenderung untuk tidak membuang sampah sembarangan dibandingkan dengan kelompok kontrol atau kelompok yang membaca bacaan yang tidak terkait dengan aksi membuang sampah atau norma membuang sampah. Temuan ini memperkuat teori fokus normatif, yang memandang bahwa norma mempengaruhi tingkah laku hanya bila norma tersebut menjadi fokus (penting) bagi orang-orang yang terliibat.

                                                                                                            Perubahan Sosial

                                                                                                            Melalui norma bagaimana perilaku individu dibentuk oleh apa ada sekitar masyarakat, mereka anggap tepat, benar atau diinginkan. Para peneliti sedang menyelidiki bagaimana norma-norma perilaku manusia dibentuk dalam kelompok dan bagaimana perilaku-perilaku masyarakat berevolusi dari waktu ke waktu, dengan harapan belajar bagaimana untuk mengerahkan pengaruh yang lebih ketika datang untuk mempromosikan kesehatan, pemasaran barang atau mengurangi prasangka.
                                                                                                            Norma-norma sosial, aturan yang sering terucapkan dari kelompok, bukan hanya membentuk perilaku kita, tetapi juga sikap kita.

                                                                                                            Norma sosial mempengaruhi bahkan hingga preferensi yang mereka anggap pribadi, seperti musik yang kita suka atau kebijakan apa yang akan kita dukung. Intervensi yang memanfaatkan tekanan kelompok yang sudah ada, harus mampu menggeser sikap dan perilaku perubahan dengan biaya yang sedikit.

                                                                                                            Norma melayani fungsi dasar sosial manusia, membantu kita membedakan apa yang berada dalam kelompok dan apa yang berada diluar kelompok. Berperilaku dengan cara kelompok yang dianggap tepat adalah cara untuk menunjukkan kepada orang lain, dan untuk diri sendiri, bahwa kita adalah bagian dari sebuah kelompok.

                                                                                                            Para ilmuwan mengetahui bahwa tekanan kelompok mempunyai efek pengaruh kuat terhadap perilaku kesehatan, termasuk penggunaan alkohol, merokok dan berolahraga. Dengan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dinamika trensetter dan trend-pengikut, peneliti dapat menemukan lebih banyak pilihan perilaku untuk mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (http://online.wsj.com/news/articles).

                                                                                                            Sekian artikel tentang Pengertian Norma Kelompok Jenis, dan Proses Pembentukan Norma Kelompok

                                                                                                            Daftar Pustaka
                                                                                                            • Parks, C. D. 2004. Encyclopedia of Leadership. 2004. SAGE Publications.
                                                                                                            • Forsyth, R, D. 2010. Group Dynamics, Fifth Edition. Wadsworth, Cengage Learning.
                                                                                                            • http://psypress.co.uk/smithandmackie/resources/topic.asp?
                                                                                                            • Baron, A. R. &  Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                            • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.
                                                                                                            • http://online.wsj.com/news/articles/SB10001424052748704436004576298962165925364

                                                                                                            Memahami Dilema Sosial dalam Kelompok Menurut Para Ahli

                                                                                                            $
                                                                                                            0
                                                                                                            0
                                                                                                            Memahami Dilema Sosial dalam Kelompok Menurut Para AhliDilema sosial adalah situasi dimana kepentingan diri bertentangan dengan kesejahteraan kelompok dalam waktu jangka panjang atau situasi dimana keinginan individu menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan oleh kelompok. Dalam istilah teknis dilema sosial adalah situasi dimana pilihan jangka pendek yang paling menguntungkan bagi individu pada akhirnya akan menimbulkan hasil negatif bagi semua pihak yang terkait.

                                                                                                            Brewer dan Kramer (1986) dilema sosial eksis atau terjadi setiap kali hasil kumulatif dari pilihan individual yang masuk akal menjadi bencana kolektif. Dilema sosial membuat kepentingan diri jangka pendek individu bertentangan dengan kepentingan jangka panjang kelompok (yang mencakup individu).

                                                                                                            Ketidakpastian Dalam Dilema Sosial

                                                                                                            Banyak situasi dimana kerjasama seharusnya dapat berkembang, tetapi tidak demikian halnya yang melibatkan sebuah kondisi yang disebut dilema sosial adalah situasi dimana setiap orang yang terlibat dapat meningkatkan hasil individual mereka dengan bertindak menang sendiri / egois, tetapi jika semua orang melakukan hal yang sama, hasil akhir yang didapat oleh semua orang akan berkurang (Komorita dan Parks, 1994).

                                                                                                            Sebagai hasilnya, orang-orang dalam situasi seperti ini harus berurusan dengan motif campuran (mixed motive): terdapat alasan untuk bekerja sama (menghindari hasil negatif untuk semua orang) tetapi juga alasan untuk berkompetisi melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Bagaimanapun juga jika hanya satu atau sedikit orang yang terlibat dalam perilaku ini, mereka akan diuntungkan sementara yang lain dirugikan.

                                                                                                            Memahami Dilema Sosial dalam Kelompok Menurut Para Ahli_
                                                                                                            image source: www.asourceofinspiration.com
                                                                                                            baca juga: Pengertian Norma Kelompok, Jenis dan Proses Pembentukan

                                                                                                            Perbedaan Individu dalam Menyelesaikan Dilema Sosial

                                                                                                            Penjelasan gambar diatas adalah terkait dilema narapidana, bentuk sederhana dari dilema sosial, dua orang dapat memilih untuk bekerja sama atau untuk berkompetisi satu sama lain. Jika keduanya memilih untuk bekerja sama, masing-masing menerima hasil yang memuaskan.

                                                                                                            Jika keduanya memilih untuk berkompetisi maka masing-masing menerima hasil yang negatif, jika yang satu memilih untuk berkompetisi sedangkan yang lain memilih untuk bekerja sama, yang pertama menerima hasil yang jauh lebih baik daripada yang kedua, hasil ini mengindikasikan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi pilihan yang dibuat orang dalam situasi yang mengandung motif campuran seperti ini.

                                                                                                            Karena individu yang menghadapi dilema sosial terkadang bertindak mementingkan diri sendiri dan terkadang mementingkan kelompok. Tidak mengejutkan beberapa faktor yang diidentifikasi dalam diskusi kompetisi dan kerjasama juga relevan dengan dilema sosial:
                                                                                                            1. Struktur imbalan dan situasi akan sangat berpengaruh
                                                                                                            2. Tindakan mengingatkan orang terhadap norma kerjasama sosial

                                                                                                            Menyelesaikan Dilema Sosial

                                                                                                            Faktor-faktor lain juga penting dalam memecahkan dilema sosial (Kerr dan Park, 2001). Orientasi nilai dan tujuan seseorang – apakah kooperatif, kompetitif atau individualis – dapat mempengaruhi cara orang tersebut menghadapi dilema sosial. Besarnya kelompok juga berpengaruh. Dalam kelompok besar, efek perilaku egosi satu orang akan tidak kelihatan.

                                                                                                            Hubungan antar individu juga penting. Kita akan meninggalkan kepentingan diri kita, jika kita mengenal dan peduli pada orang dalam kelompok dan jika kita ingin terus berinteraksi dengan mereka dimasa depan. Komunikasi diantara individu juga dapat meningkatkan kerjasama. Diskusi akan membuka kesempatan bagi individu untuk membuat komitmen terbuka untuk bekerja sama.

                                                                                                            Menciptakan kebersamaan kelompok dapat meningkatkan tendensi untuk menahan diri dan menggunakan sumber daya secara bijak, khususnya dalam kelompok kecil.

                                                                                                            Keadilan Distributif dan Heuristik dalam Dilema Sosial

                                                                                                            Upaya mewujudkan keadilan sosial dapat dimulai dari penerapan model nilai- nilai kelompok. Namun harus diakui bahwa bahwa menjaga kebersamaan, menghargai dan mempercayai orang lain bukanlah hal yang mudah dipraktekkan. Manusia selalu menghadapi dilema sosial, yaitu konflik antara kepentingan pribadi versus pengorbanan diri untuk kepentingan bersama.

                                                                                                            Dalam menghadapi dilema ini, hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang memilih kepentingan pribadi terlebih dulu. Tidak mengherankan bila orang kemudian berusaha untuk mendapatkan kebebasan sebesar-besarnya agar kepentingan pribadinya dapat diwujudkan. Keadilan sosial ditinjau dari dimensi keadilan distributif bermakna kesejahteraan bagi semua pihak. (Faturochman, 2007).

                                                                                                            Khusus berkaitan dengan penilaian keadilan, teori heuristik menambahkan bahwa penilaian terhadap prosedur lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penilaian terhadap distribusi. Penilaian yang terakhir ini akan lebih mudah dilakukan bila ada perbandingan. Oleh karena itu, penjelasan-penjelasan psikologi tentang keadilan distributif seringkali dikaitkan dengan konsep-konsep perbandingan sosial (Folger dkk., 1983; Mark & Folger, 1984; Master & Smith, 1987).

                                                                                                            Lebih mudahnya menilai keadilan prosedural dibandingkan dengan menilai keadilan distributif memberikan peluang meningkatnya peran penilaian keadilan prosedural terhadap penilaian keadilan distributif. Hal ini sejalan dengan teori heuristik.

                                                                                                            Pola hubungan antara penilaian keadilan prosedural dan penilaian keadilan distributif diyakini bukan merupakan hubungan yang satu arah (Brockner & Wiesenfield; Van den Bos dkk., dalam ). Dari model interes pribadi dalam penilaian keadilan prosedural terbukti bahwa penilaian tersebut banyak dipengaruhi oleh upaya untuk mendapatkan keuntungan (Lind & Tyler, 1988).

                                                                                                            Dari sinilah muncul pengaruh penilaian keadilan distributif terhadap penilaian keadilan prosedural. Kepentingan pribadi yang terpuaskan akan meningkatkan penilaian keadilan distributif. Peningkatkan ini akan membawa imbas terhadap penilaian keadilan prosedural bila dilakukan sesudah terjadi distribusi.

                                                                                                            Kelompok sering terlibat dalam pemprosesan informasi secara bias untuk mencapai keputusan yang menjadi preferensi mereka dari awal atau untuk mendukung nilai umum seperti keadilan distributif. Keadilan distributif (kesetaraan) mengacu pada penilaian individual mengenai apakah mereka menerima bagian yang adil dari hasil akhir yang ada, bagian yang proporsional dengan kontribusi mereka pada kelompok (atau pada hubungan sosial manapun).

                                                                                                            Dengan kata lain, kita mencari keadilan distributive (distributive justice) kondisi dimana hasil-hasil akhir yang ada dibagi secara adil diantara anggota kelompok menurut apa yang telah dikontribusikan oleh setiap orang pada kelompok (Brockner dan Wiesenfeld; Greenbert dalam Baron dan Byrne, 2003).

                                                                                                            Dua poin yang layak  dipertimbangkan dalam keadilan distributif:
                                                                                                            1. Penilaian mengenai keadilan distributif berasal dari sudut pandang orang itu sendiri; kita yang melakukan perbandingan dan kita yang memutuskan apakah bagian kita adil secara relatif dibanding dengan anggota kelompok yang lain (Greenberg, 1990)
                                                                                                            2. Kita jauh lebih sensitif untuk menerima kurang daripada yang seharusnya kita terima dibandingkan dengan menerima lebih daripada yang seharusnya kita terima. Dengan kata lain self-serving bias bekerja kuat dalam konteks ini (Greenberg, 1996; Diekmann dkk 1997)

                                                                                                            Sekian artikel tentang Memahami Dilema Sosial dalam Kelompok Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                            Daftar Pustaka
                                                                                                            • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                            • Faturochman, Ancok, D. 2001. DINAMIKA PSIKOLOGIS PENILAIAN KEADILAN. JURNAL PSIKOLOGI. No. 1, 41-60. Universitas Gadjah Mada.
                                                                                                            • Faturochman. 2007. PSIKOLOGI KEADILAN UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KOHESIVITAS SOSIAL. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada.
                                                                                                            • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                            Kerjasama dan Kompetisi dalam Organisasi Menurut Para Ahli

                                                                                                            $
                                                                                                            0
                                                                                                            0
                                                                                                            Kerjasama dan Kompetisi dalam Organisasi Menurut Para Ahli - Terkadang orang dalam berkelompok berinteraksi secara kooperatif. Mereka saling membantu, berbagi informasi dan bekerjasama demi keuntungan bersama. Diwaktu lain, anggota kelompok mungkin bersaing. Mereka mendahulukan tujuan individualnya dan berusaha mengalahkan anggota lain.

                                                                                                            Kerja sama adalah perilaku dimana kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan tujuan yang sama. Kerjasama dapat menjadi sangat menguntungkan bahkan melalui proses tersebut kelompok dapat memperoleh hasil yang tidak pernah mereka harap dapat dicapai sendirian, namun mengejutkan kerja sama tidak selalu Seringkali anggota dari suatu kelompok mencoba untuk menkoordinasikan usaha-usaha mereka tetapi gagal.

                                                                                                            Pertanyaan kunci yang muncul adalah:
                                                                                                            Mengapa anggota kelompok tidak selalu mengkoordinasikan aktifitas mereka dalam cara ini?
                                                                                                            Satu jawaban langsung, mereka tidak berkerja sama karena beberapa tujuan yang ingin mereka raih terkadang tidak dapat dibagi dalam sebuah kelompok. Dalam kasus seperti itu, kerjasama tidak memungkinkan dan konflik dapat berkemabang cepat selagi setiap orang (atau kelompok) berusaha memaksimalkan hasil mereka masing-masing (Tjosvold, 1993).

                                                                                                            Pola kerja sama (cooperation) menekankan bahwa individu sering terlibat dalam perilaku prososial-tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi tidak memiliki keuntungan nyata atau segera bagi orang yang melakukannya. Sementara perilaku seperti itu sangat sering terjadi, pola yang lain dimana pertolongan bersifat timbal balik dan menguntungkan kedua belah pihak bahkan lebih umum lagi. Kerjasama melibatkan situasi dimana kelompok bekerja secara bersama-sama untuk mendapatkan tujuan yang sama.

                                                                                                            Kerjasama dan Kompetisi dalam Organisasi Menurut Para Ahli_
                                                                                                            image source: blog.datis.com
                                                                                                            baca juga: Pengertian Norma Kelompok, Jenis dan Proses Pembentukan

                                                                                                            Faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama

                                                                                                            Meskipun terdapat banyak faktor yang menentukan apakah individu akan memilih untuk bekerja sama dengan orang lain dalam situasi yang mengandung motif campuran yang dimunculkan oleh dilema sosial, terdapat tiga faktor tampak menjadi utama:

                                                                                                            1. Kecenderungan pada timbal balik
                                                                                                              Timbal balik (reciprocity) adalah faktor yang paling pasti diantara ketiga faktor. Sepanjang hidup kita cenderung mengikuti prinsip ini, memperlakukan orang lain sebagaimana mereka telah memperlakukan kita (Pruitt dan Carnevale, 1993). Dalam memilih apakah akan kerjasama atau berkompetisi, kita tampaknya mempertimbangkan prinsip timbal balik ini. Ketika orang lain bekerjasama dengan kita dan mengesampingkan kepentingan pribadinya, biasanya kita akan melakukan hal yang sama sebagai balasannya. Sebaliknya jika mereka tidak bersikap baik dan memaksakan kepentingan pribadi, kita juga akan melakukan hal yang sama (Kerr dan Kaufman-Gilliland, 1994).

                                                                                                              Psikolog evolusioner  menekankan bahwa kecenderungan untuk menerapkan prinsip timbal balik dalam kerjasama tidak terbatas pada manusia; hal ini juga telah diobservasi pada binatang (misalnya pada kelelawar dan simpanse, Buss, 1999). Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan yang menarik; karena “orang-orang yang curang” (mereka yang tidak bekerja sama setelah menerima perlakuan yang baik) sering mendapatkan keuntungan, bagaimana kecenderungan kuat pada prinsip timbal balik dapat berevolusi?

                                                                                                              Sebuah kemungkinan jawaban disediakan oleh teori Altruisme Timbal Balik (Reciprocal Altruism), Cosmides dan Tooby (1992), teori ini menyatakan bahwa dengan berbagi sumberdaya (resources) seperti makanan, organisme, meningkatkan kemungkinan mereka untuk bertahan dan kemungkinan bahwa mereka akan mewariskan gen pada generasi berikutnya. Lebih jauh, mereka cenderung berbagi dalam cara tertentu sehingga penerima memperoleh keuntungan cukup besar sedangkan usaha yang dikeluarkan oleh penyedia cukup minimal.

                                                                                                              2. Orientasi pribadi menyangkut kerjasama
                                                                                                                Secara spesifik, temuan penelitian memperlihatkan bahwa individu dapat memiliki satu dari tiga orientasi yang berbeda terhadap situasi yang meliputi dilema sosial, diantaranya (DeDreu dan McCusker, 1997 Van Lange dan Kuhlman, 1994):
                                                                                                                • Orientasi kooperatif, Dimana  mereka memilih untuk memaksimalkan hasil akhir bersama yang diterima oleh semua orang yang terlibat.
                                                                                                                • Orientasi individualistik, Dimana fokus utamanya adalah untuk memaksimalkan hasil mereka sendiri.
                                                                                                                • Orientasi kompetitif, Fokus utamanya adalah untuk mengalahkan orang lain

                                                                                                                Orientasi diatas memiliki dampak besar pada bagaimana orang bertindak pada banyak situasi, jadi hal tersebut merupakan faktor penting sehubungan dengan tercipta atau tidak terciptanya kerjasama.

                                                                                                                3. Komunikasi
                                                                                                                  Penalaran umum menunjukkan bahwa jika individu dapat mendiskusikan situasi dengan orang lain, mereka mungkin akan segera menyimpulkan bahwa pilihan yang terbaik untuk setiap orang adalah bekerja sama; bagaimanapun hal ini akan bermanfaat bagi semua yang terlibat. Namun sangat mengejutkan, penelitian awal pada kemungkinan ini menghasilkan fakta campuran.

                                                                                                                  Dalam berbagai situasi, kesempatan bagi anggota kelompok untuk berkomunikasi satu sama lain mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan tidaklah meningkatkan kerjasama. Sebaliknya, anggota kelompok tampaknya menggunakan kesempatan ini terutama untuk mengancam satu sama lain sehingga hasilnya kerjasama tidak terjadi (Deutsch dan Krauss, 1960, Stech dan Mc Clintock, 1981).

                                                                                                                  Terdapat penemuan penelitian mengarah pada kesimpulan yang lebih optimis, tampaknya komunikasi antara anggota kelompok dapat menghasilkan peningkatan kerjasama jika terdapat beberapa kondisi tertentu (Kerr dan Kaufman-Gilliland, 1994; Sally, 1998).

                                                                                                                  Secara spesifik dampak yang menguntungkan dapat dan memang terjadi jika anggota kelompok membuat komitmen pribadi untuk bekerjasama satu sama lain dan jika komitmen ini didukung oleh norma pribadi yang kuat untuk menghargainya (Kerr dkk, 1997).

                                                                                                                  Sekian artikel tentang Kerjasama dan Kompetisi dalam Organisasi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                                  Daftar Pustaka
                                                                                                                  • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                                  • Faturochman, Ancok, D. 2001. DINAMIKA PSIKOLOGIS PENILAIAN KEADILAN. JURNAL PSIKOLOGI. No. 1, 41-60. Universitas Gadjah Mada. 
                                                                                                                  • Faturochman. 2007. PSIKOLOGI KEADILAN UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KOHESIVITAS SOSIAL. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada.
                                                                                                                  • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

                                                                                                                  Pelatihan Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Pelatihan

                                                                                                                  $
                                                                                                                  0
                                                                                                                  0
                                                                                                                  Pelatihan Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Pelatihan - Materi tentang penilaian sesi,evaluasi pada akhir pelatihan 1 dan 2, evaluasi program pelatihan terbuka dan jarak jauh, nilai dan efektivitas biaya pelatihan. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami penilaian sesi,evaluasi pada akhir pelatihan 1 dan 2, evaluasi program pelatihan terbuka dan jarak jauh, nilai dan efektivitas biaya pelatihan.
                                                                                                                  1. Penilaian Sesi
                                                                                                                  Para pelatih perlu mengukur kemajuan program dengan cara yang lebih rinci daripada dalam proses pelalatihan dan pembelajaran. Penilaian-penilaian sesi bisa mengunakan bentuk yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal dengan penilaian harian, Bentuk-bentuk tersebut, diantaranya adalah:
                                                                                                                  1. Penilaian Verbal
                                                                                                                  2. Penilaian Tertulis Sederhana
                                                                                                                  3. Daftar Reaksi
                                                                                                                  4. Angket Tick List
                                                                                                                  5. Angket Justifiable

                                                                                                                  Penilaian-penilaian verbal
                                                                                                                  Penilaian ini barangkali yang paling sulit dilaksanakan dimana setiap orang berkesempatan berbicara dan segala sesuatu yang harus dikatakan bisa dikatakan, tapi sering perencanaan dan pelaksanaannya tidak banyak membutuhkan waktu.

                                                                                                                  Pelatihan Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Pelatihan_
                                                                                                                  image source: www.hitfit.site
                                                                                                                  baca juga: Kerjasama dan Kompetisi dalam Organisasi Menurut Para Ahli

                                                                                                                  Penilaian-penilaian tertulis sederhana
                                                                                                                  Penilaian ini dilakukan dalam penilaian harian. Pertanyaan-pertanyaan yang relevan yang diajukan akan memancing respons yang sesuai seabanyak mungkin. Jenis-jenis penilaian seperti ini sering didasarkan pada pendekatan reaksioner, yaitu reaksi peserta terhadap pelatihan dibandingkan dengan seberapa besar meraka mampu belajar.

                                                                                                                  Pendekatan ini biasanya memiliki satu atau dua bentuk, yaitu respons tekstual terhadap pertanyaan-pertanyaan teks dan daftar reaksi yang meminta para peserta untuk memberi tanda centang atau melingkari skala.contoh yang tipikal untuk jenis ini ditunjukkan dalam daftar penilaian berikut.

                                                                                                                  Sesi : Siklus Manajemen
                                                                                                                  Tolong perhatikan sesi yang baru saja berakhir dan lingkarilah angka skor yang anda rasa paling tepat mencerminkan jawaban.Anda atas pertanyaan-pertanyaan.

                                                                                                                  Menarik654321Membosankan
                                                                                                                  Jelas654321Membingungkan
                                                                                                                  Sederhana654321Rumit
                                                                                                                  Waktu terlalu pendek654321Waktu terlalu lama
                                                                                                                  Alat bantu visual bagus654321Alat bantu buruk
                                                                                                                  Sesi harus dipertahankan654321Sesi harus dihilangkan
                                                                                                                  Belajar banyak hal654321Belajar sedikit
                                                                                                                  Konfirmasi banyak654321Konfirmasi sedikit

                                                                                                                  Secara ringkas, argumen-argumen yang menentang penggunaan angket reaksi    “daftar – centang” , diantaranya adalah :
                                                                                                                  1. Pendekatan itu terlalu sederhana sehingga sangat terbatas;
                                                                                                                  2. Sedikit saja informasi yang muncul;
                                                                                                                  3. Scoring seperti ini bisa kelihatan kurang personal bagi para peserta sehingga kurang mendapat tangapan;
                                                                                                                  4. Skor-skor bisa diberikan tanpa pikir panjang;
                                                                                                                  5. Respons yang kurang jujur atau kurang akurat bisa saja muncul.

                                                                                                                  Sesi : Siklus menajamen

                                                                                                                  Tolong perhatikan sesi yang baru saja berakhir dan berilah tanda centang di tempat yang Anda rasa paling mencerminkan jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan.tempat-tempat yang ada di bagian tengah menunjukkan tingkat-tingkat di antara ujung kiri dan kanan.

                                                                                                                  MenarikMembosankan
                                                                                                                  JelasMembingungkan
                                                                                                                  SederhanaRumit
                                                                                                                  Waktu terlalu pendekWaktu terlalu lama
                                                                                                                  Alat bantu visual bagusAlat bantu buruk
                                                                                                                  Sesi harus dipertahankanSesi harus dihilangkan
                                                                                                                  Belajar banyak halBelajar sedikit
                                                                                                                  Konfirmasi banyakKonfirmasi sedikit

                                                                                                                  Angket yang beralasan

                                                                                                                  Isi sama dengan angket reaksi ‘daftar centang’, tetapi bukan Cuma meminta untuk memberi centang atau melingkari, peserta harus memberikan komentar atas penilaian yang mereka berikan. Jelas diperlukan pertimbangan lebih matang oleh peserta tentang penilaiann dan penilaian pasti lebih akurat, penuh pertimbangan, dan lebih komprehensif.

                                                                                                                  Sesi : Siklus Manajemen
                                                                                                                  Tolong perhatikan sesi yang baru saja berakhir dan lingkarilah angka skor yang paling tepat mencerminkan jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan.Selain itu, di bawah setiap penilaian yang diberikan, berikan komentar dengan alasan-alasan mengapa memberi nilai seperti itu. Komentar-komentar itu sama pentingnya dengan penilaian yang Anda berikan.

                                                                                                                  Menarik654321Membosankan
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Jelas654321Membingungkan
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Sederhana654321Rumit
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Waktu terlalu pendek654321Waktu terlalu lama
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Alat bantu visual buruk654321Alat bantu buruk
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Sesi harus diperhatikan654321Sesi harus dihilangkan
                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  Belajar banyak hal654321Belajar sedikit
                                                                                                                  Apa yang sudah Anda pelajari ? (rating 6-4)
                                                                                                                  Mengapa Anda hanya sedikit belajar? (rating 3-1)
                                                                                                                  Konfirmasi banyak654321Konfirmasi sedikit

                                                                                                                  Mengapa Anda memberi penilaian ini?
                                                                                                                  1. Evaluasi pada Akhir Kegiatan – 1
                                                                                                                    1. Tuntutan pada akhir validasi program
                                                                                                                  • Sebutkan daftar pertanyaan validasi sebelum akhir kegiatan dan berikan cukup waktu untuk diisi secara lengkap.
                                                                                                                  • Buatkan kuesioner dengan pertanyaan sependek dan sesederhana mungkin (KISS--keep it short and simple)
                                                                                                                  • Jelaskan tujuan dilakukannya validasi: jadikanlah evaluasi hal penting bagi peserta pelatihan
                                                                                                                  • Fokuskan pada pentingnya evaluasi dan pengesahan
                                                                                                                  • Beri tahu peserta tentang apa yang terjadi pada tanggapan mereka
                                                                                                                  • Berjanjilah, jika mungkin, untuk memberikan salinan ringkasan validasi
                                                                                                                  • Jangan mencoba mempengaruhi tanggapan para peserta
                                                                                                                  1. Instrumen validasi pada akhir program
                                                                                                                  • Pengetahuan – pada umumnya, tetapi tidak selalu, tes tertulis
                                                                                                                  • Keterampilan – operasional atau procedural
                                                                                                                  • Keterampilan dengan cara demonstrasi tes praktis dan tes yang lebih umum yang dapat dinilai melalui kegiatan dan prosesnya.
                                                                                                                  • Pengamatan atas peserta yang melakukan tugas, baik yang nyata maupun simulasi, dapat dimulai dengan tes pengetahuan tertulis.
                                                                                                                  • Perilaku dan sikap – biasanya melalui pendekatan observasi praktis.
                                                                                                                  1. Reaksioner dan kuesioner
                                                                                                                    • Keterbatasan metode reaksioner
                                                                                                                  Meskipun metode reaksioner banyak digunakan pada pelatih, yang sering tidak menyadari adanya nilai yang berkurang pada saat dilakukan evaluasi, harus diakui adanya berbagai keterbatasan metode ini, yang meliputi :
                                                                                                                  1. Hampir tidak terdapat indikasi terjadinya proses pembelajaran dan umumnya tidak berhasil melakukan pembenaran atau kuantifikasi capaian pembelajaran;
                                                                                                                  2. Hanya ada sedikit indikasi terjadinya alih pembelajaran kepada lingkungan kerja dan sepertinya tidak ada penerapan ilmu hasil pembelajaran;
                                                                                                                  3. Tidak adanya tolok ukur terhadap pencapaian pembelajaran meskipun ada “kotak centang” dan scoring, yang mengindikasikan pendekatan matematis (skor dari jawaban centang bisa dianalisis dengan berbagai cara, tetapi subjektivitas angka-angkanya tidak memungkinkan adanya hasil yang objektif, meskipun kelihatannya begitu).
                                                                                                                  4. Bisa diisi tanpa pikir panjang, terutama jika sudah tersedia kotak centang (“);
                                                                                                                  5. Hanya menampilkan kesan terhadap apa yang menurut peserta telah mereka pelajari.
                                                                                                                  • Manfaat reaksioner
                                                                                                                  Walaupun pada umumnya reaksioner merupakan cara yang subjektif, mentah, dan isntan dalam memperoleh berbagai pandangan dari peserta program terhadap berbagai aspek kegiatan, cara ini tidaklah tepat jika dipakai sebagai instrument evaluasi. Meskipun demikian, reaksioner tetaplah berguna dan bernilai. Ringkasannya sebagai berikut :
                                                                                                                  1. Jika terdapat jawaban yang baik, hal ini bermanfaat bagi publikasi program dengan, apabila memungkinkan, cara analisa semiaritmetik.
                                                                                                                  2. Tersedianya informasi mengenai pandangan para peserta yang subjektif, barangkali merupakan pandangan pada level tertinggi yang bisa dihasilkan pada beberapa program – ingat akan kriteria bahwa pelatihan objektif harus mampu menghasilkan penilaian yang objektif. Oleh karena itu, pelatihan yang subjektif hanya bisa dinilai dengan cara-cara yang subjektif pula.
                                                                                                                  3. Adanya isyarat peringatan bilamana ada sesuatu yang tidak beres dalam program, misalnya ada ungkapan perasaan reaktif yang ditunjukkan oleh peserta.
                                                                                                                  4. Jika tujuan telah dinyatakan oleh peserta pada awal program, berbagai perbedaan yang dihasilkan reaksioner dapat dimanfaatkan untuk menguji tercapai tidaknya tujuan tersebut.
                                                                                                                  5. Adanya jawaban terhadap pertanyaan untuk mendapatkan data reaksi peserta bisa dimungkinkan melalui metode ini – seberapa efektif kebutuhan pelatihan telah teridentifikasi, ada tidaknya faktor lingkungan yang menghambat selama kegiatan pelatihan, apakah rancangan program bermanfaat bagi peserta, diterima tidaknya metode pembelajaran yang dipakai dan seterusnya.
                                                                                                                  6. Harus selalu diingat bahwa ada tengah berusaha untuk mencari pandangan subjektif yang mungkin muncul tanpa didasari pengetahuan dan berbagai pendapat yang tidak mencerminkan nilai sesungguhnya.
                                                                                                                  7. Tetapi jika peserta membuat pernyataan, yang merupakan pandangannya, signifikansinya menjadi lebih besar jika terdapat sejumlah jawaban yang serupa.
                                                                                                                  8. Terdapat aspek penting, terutama pada kursus di luar institusi, adanya kepuasan peserta terhadap program pelatihan dan pengembangan.
                                                                                                                  • Penggunaan kata-kata
                                                                                                                  Menentukan kata-kata bisa menjadi masalah. Bila pertanyaan menggunakan daftar centang (“) seperti di bawah ini, apa arti jawabannya.
                                                                                                                  Bagaimana menurut anda mengenai alat peraga visual yang telah digunakan?
                                                                                                                  Sangat baik7654321Buruk
                                                                                                                  • Konsistensi angka polaritas
                                                                                                                  Terdapat dua bentuk. Yang satu adalah perubahan dari satu pertanyaan ke pertanyaan lain menurut posisi angka; sedangkan yang lainnya perubahan angkanya. Contoh yang pertama :
                                                                                                                  Seberapa baikkah nilai alat peraga visual yang digunakan?
                                                                                                                  Sangat baik7654321Buruk
                                                                                                                        Seberapa baikkah kamu menilai handouts yang dikeluarkan?
                                                                                                                  Buruk7654321Sangat buruk
                                                                                                                        Seberapa menarikkah kegiatan praktis?
                                                                                                                  Sangat menarik7654321Sama sekali tidak
                                                                                                                  • Hindari memaksakan pertanyaan
                                                                                                                  Apakah menurut anda handouts akan bermanfaat ?
                                                                                                                  Sangat
                                                                                                                  bermanfaat
                                                                                                                  7654321Tidak
                                                                                                                  bermanfaat
                                                                                                                  Format khusus reaksioner
                                                                                                                  AKOMODASI HOTEL
                                                                                                                  Lingkarilah skor yang ingin anda catatkan
                                                                                                                  KENYAMANAN KAMAR
                                                                                                                  Baik7654321Buruk
                                                                                                                  MENGAPA ANDA MEMBERI SKOR TERSEBUT?
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  FASILITAS KAMAR
                                                                                                                  Baik7654321Buruk
                                                                                                                  MENGAPA ANDA MEMBERI SKOR TERSEBUT?
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  KUALITAS MAKANAN
                                                                                                                  Baik7654321Buruk
                                                                                                                  MENGAPA ANDA MEMBERI SKOR TERSEBUT?
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  AKOMODASI PELATIHAN
                                                                                                                  Baik7654321Buruk
                                                                                                                  MENGAPA ANDA MEMBERI SKOR TERSEBUT?
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………………
                                                                                                                  Reaksioner ungkapan perasaan
                                                                                                                  Ungkapan perasaan anda sebebas-bebasnya pada ruang yang tersedia, mengenai berbagai hal yang ditanyakan :
                                                                                                                  • Hal yang paling saya rasakan mengenai kegiatan ini adalah :
                                                                                                                  ………………………………………………………………………………………...
                                                                                                                  • Seandainya kursus ini merupakan film, buku atau permainan, judulnya adalah :
                                                                                                                  …………..……………………………………………………………………………
                                                                                                                  • Bagian dari kegiatan yang paling saya sukai adalah :
                                                                                                                  ………………………………………………..……………………………..……….
                                                                                                                  • Pengalaman yang paling berguna adalah :
                                                                                                                  …………………………………………………………………………………….......
                                                                                                                  • Hal yang telah saya pelajari, atau yang telah menguatkan pandangan tentang diri saya sendiri adalah :
                                                                                                                   ……………………………………………………………….……………………….
                                                                                                                  • Hal yang telah saya pelajari, atau yang menguatkan pandangan tentang orang lain adalah …………………………………………………………………………………
                                                                                                                  • Bagian dari kegiatan yang paling tidak saya sukai adalah …………………………...
                                                                                                                  • Bagian dari kegiatan yang paling tidak bermanfaat adalah …………………………..
                                                                                                                  • Jika mengalami lagi kegiatan seperti ini, saya akan………………………………….
                                                                                                                  • Satu hal yang telah saya lakukan dan saya menyesalinya selama kegiatan adalah …………………………………………………………………………………….......
                                                                                                                  • Satu hal yang belum saya perbuat dan saya menyesalinya adalah ………………….
                                                                                                                  • Saat ini saya merasa ………………………………………………………………….
                                                                                                                  1. Evaluasi pada Akhir Kegiatan – 2
                                                                                                                    1. Informasi tambahan (Alternatif I)
                                                                                                                  Untuk tiap pernyataan mengenai program pelatihan berikut ini, berikan tanda “X” pada kotak penilaian yang paling sesuai dengan pendapat anda. Selain itu, berikan komentar singkat mengenai alasan memberikan penilaian, terutama bila memberi penilaian 3,2 atau 1.
                                                                                                                  654321
                                                                                                                  MenyenangkanMembosankan
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut :
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Bermanfaat untuk
                                                                                                                  pekerjaan saya
                                                                                                                  Tidak bermanfaat
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Relevan dengan
                                                                                                                  pendekatan saya
                                                                                                                  Tidak relevan
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Diskusi berjalan baikDiskusi dibatasi
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Pelaksanaan pelatihan
                                                                                                                  Fleksibel
                                                                                                                          Pelaksanaan pelatihan
                                                                                                                  kaku
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Pelatihan terlaksana
                                                                                                                  dengan baik
                                                                                                                  Pelatihan tidak
                                                                                                                          Terlaksan dengan baik
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Banyak tuntutanTidak banyak tuntutan
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Menantang Tidak menantang
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Materi cukup longgarMateri terlalu padat
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  Pemanfaatan waktu
                                                                                                                  Baik
                                                                                                                  Pemanfaatan waktu buruk
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Kualitas kegiatan baikKualitas kegiatan buruk
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Tujuan saya mengikuti pelatihan tidak terpenuhiTujuan saya mengikuti
                                                                                                                  pelatihan tidak terpenuhi
                                                                                                                  Berikan komentar singkat mengenai alasan anda memberikan penilaian tersebut
                                                                                                                  ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                  Saya akan menyarankan teman saya untuk mengikuti program pelatihan ini.                                                                                   YA □ TIDAK □
                                                                                                                  1. Informasi tambahan (alternatif 2)
                                                                                                                  • Menurut anda, materi pelatihan apa yang paling bermanfaat ?
                                                                                                                  • Menurut anda, materi pelatihan apa yang paling tidak bermanfaat ?
                                                                                                                  • Menurut anda, apakah ada materi pelatihan yang sebaiknya ditiadakan? Jika ya, materi pelatihan yang mana dan mengapa ?
                                                                                                                  • Menurut anda, apakah ada materi yang perlu ditambahkan untuk pelatihan ini? Sebaiknya materi tersebut menggantikan materi apa?
                                                                                                                  • Diantara semua tujuan anda mengikuti pelatihan ini, tujuan apa yang terpenuhi?
                                                                                                                  • Di antara semua tujuan anda mengikuti pelatihan ini, tujuan apa yang tidak terpenuhi?
                                                                                                                  • Komentar lain apa yang ingin anda utarakan ?
                                                                                                                  Nama : ……………………………. Tanggal : ………………………………..
                                                                                                                  Validasi pada akhir pertemuan, akhir kegiatan per hari atau akhir sejumlah pertemuan
                                                                                                                  1. SESI : MANFAAT KEGIATAN PRAKTIK
                                                                                                                  Memperoleh banyak pengetahuan.654321Tidak memperoleh
                                                                                                                  pengetahuan apa pun
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 6, 5 atau 4, sampaikan secara singkat apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana Anda akan menerapkan di tempat Anda bekerja.
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 3, 2 atau 1, sampaikan secara jelas alasan Anda memberikan penilaian tersebut.
                                                                                                                  1. SESI : PEMANFAATAN VIDEO SECARA EFEKTIF DALAM PELATIHAN
                                                                                                                  Tidak memperoleh banyak pengetahuan654321Pengetahuan apapun
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 6, 5 atau 4, sampaikan secara singkat apa yang telah Anda pelajari dan bagaimana Anda akan menerapkan di tempat Anda bekerja.
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 3, 2 atau 1, sampaikan secara jelas alasan Anda memberikan penilaian tersebut.
                                                                                                                  Komentar lain
                                                                                                                  Nama : ……………………………… Tanggal ……………………………….
                                                                                                                  Bagaimana dengan fasilitator ?
                                                                                                                  Sejauh ini saya menghindari untuk memberikan pendapat tentang penilaian secara langsung dari peserta pelatihan terhadap fasilitator.Bila dilaksanakan, objektivitas penilaian ini lebih sulit untuk diperoleh daripada pelaksanaan evaluasi program pelatihan.Secara normal juga dipertanyakan apakah peserta pelatihan boleh menilai fasilitator.Berikut ini disampaikan alasan-alasan yang menolak ataupu yang mendukung penilaian terhadap fasilitator.
                                                                                                                  Penilaian Terhadap Fasilitator
                                                                                                                  Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut tentang fasilitator pelatihan yang bernama …………… berusahalah untuk menjawab sejujur dan sekritis mungkin karena respons Anda akan bermanfaat untuk pengembangan diri fasilitator. Selain menjawab pertanyaan dengan cara melingkari angka penilaian yang sesuai, berikan penjelasan secukupnya tentang penilaian yang anda berikan.
                                                                                                                  Bagaimana fasilitator dalam :                         Sangat Baik                 Buruk
                                                                                                                  Berinteraksi dengan kelompok belajar654321
                                                                                                                  Mengapa demikian
                                                                                                                  Menggunakan teknik yang paling efektif untuk membantu anda dalam belajar ?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Menjelaskan materi pelatihan ?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Membantu anda belajar ?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Mengembangkan materi program pelatihan?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Memanfaatkan waktu yang tersedia ?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Melakukan presentasi ?654321
                                                                                                                  Bagaimana caranya ?
                                                                                                                  Menggunakan alat bantu presentasi?654321
                                                                                                                  Alat bantu apa dan bagaimana caranya?
                                                                                                                  Penilaian secara keseluruhan
                                                                                                                  Mengapa demikian?
                                                                                                                  654321
                                                                                                                  Komentar lain :
                                                                                                                  Rencana Tindakan
                                                                                                                  Format rencana tindakan
                                                                                                                  Format rencana tindakan sebaiknya :
                                                                                                                  1. Sederhana dan langsung pada pokok persoalan;
                                                                                                                  2. Jelas dan tidak ambigu;
                                                                                                                  3. Berisikan poin-poin yang bisa diterapkan oleh peserta pelatihan, baik menggunakan maupun tidak menggunakan sumber daya;
                                                                                                                  4. Milik peserta pelatihan;
                                                                                                                  5. Berisikan informasi khusus dengan rencana implementasi yang memiliki batas waktu pelaksanaan.
                                                                                                                  Rencana Tindakan Perseorangan
                                                                                                                  Rencana TindakanCara PenerapanWaktu Pelaksanaan
                                                                                                                  1.
                                                                                                                  2.
                                                                                                                  3.
                                                                                                                  4.
                                                                                                                  5.
                                                                                                                  Tabel.Format rencana tindakan
                                                                                                                  Membuat rencana tindakan
                                                                                                                  • Awali rencana tindakan dengan hasil pengerjaan kuesioner validasi akhir program sehingga peserta teringat dengan materi-materi yang telah mereka pelajari dan rencana yang akan mereka lakukan dengan penguasaan materi tersebut. (Pencantuman Daftar Materi Pelajaran juga terbukti bermanfaat bagi peserta untuk mengingat materi yang telah diajarkan).
                                                                                                                  • Berikan waktu yang cukup bagi peserta untuk memikirkan :
                                                                                                                  1. Semua tujuan dari rencana tindakan mereka;
                                                                                                                  2. Tujuan rencana tindakan prioritas;
                                                                                                                  • Perintahkan peserta untuk menyelesaikan rencana tindakan mereka dan secara khusus memperhatikan:
                                                                                                                  1. Kepastian implementasi rencana tindakan yang mereka miliki;
                                                                                                                  2. Bahan dan sumber daya (termasuk sumber daya manusia) yang mungkin mereka butuhkan;
                                                                                                                  3. Faktor waktu yang dibutuhkan;
                                                                                                                  4. Strategi dan taktik pelaksanaan rencana tindakan;
                                                                                                                  5. Pengaruh rencana tindakan mereka terhadap orang lain;
                                                                                                                  6. Hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaan;
                                                                                                                  7. Faktor-faktor khusus yang bisa mendukung pelaksanaan.
                                                                                                                  • Setelah peserta menuliskan semua rencana tindakan mereka, biasakan mereka supaya membuat prioritas. Jangan biarkan mereka melaksanakan rencana tindakan begitu saja atau mengerjakan rencana tindakan yang paling tidak penting (sering paling mudah) terlebih dahulu.
                                                                                                                  • Persilahkan peserta bekerja secara berpasangan sehingga mereka bisa berdiskusi dengan pasangan mereka. Metode ini memungkinkan ditemukannya hambatan, sumber daya tambahan, alternatif metode pelaksanaan, dan strategi yang lebih efektif.
                                                                                                                  • Perintahkan peserta untuk melaksanakan sendiri rencana kerja mereka dan untuk segera mendiskusikannya dengan pimpinan di tempat kerja mereka. (Diharapkan jadwal pertemuan pascaprogram pelatihan untuk melaporkan hasilk pelatihan kepada pimpinan sudah disusun).
                                                                                                                  • Buatlah kesepakatan yang mungkin tanpa kehadiran pihak pimpinan tempat peserta bekerja tentang pelaksanaan monitoring implementasi dan pelaksana monitoringnya.
                                                                                                                  Selain itu, dengan persetujuan peserta pelatihan, fasilitator perlu menyimpan satu kopian rencana tindakan tersebut untuk membantu proses evaluasi jangka menengah dan jangka panjang.
                                                                                                                  Ada beberapa cara untuk memproses rencana tindakan. Berikut ini beberapa cara yang penting dilakukan :
                                                                                                                  • Peserta pelatihan melengkapi rencana tindakan mereka dan membawanya untuk dilaksanakan di tempat kerja mereka, dengan atau tanpa intervensi pimpinan mereka.
                                                                                                                  • Fasilitator diberi satu kopian rencana tindakan untuk membantunya bila nantinya dilibatkan dalam proses evaluasi jangka menengah dan jangka panjang.
                                                                                                                  • Fasilitator mengirim surat kepada peserta pelatihan untuk meminta informasi tentang implementasi atau tidak diimplementasikannya rencana tindakan atas seizing pihak pimpinan tempat peserta bekerja.
                                                                                                                  • Peserta pelatihan membuat surat jawaban dan melampirkan satu kopian rencana tindakan yang dulu ia buat.
                                                                                                                  1. Evaluasi Program Pelatihan Terbuka dan Jarak Jauh
                                                                                                                  Penggunaan paket materi pelatihan secara efektif
                                                                                                                              Tahap-tahap yang sebaiknya dilaksanakan peserta pelatihan dalam menggunakan paket pelatihan meliputi :
                                                                                                                  • Meyakinkan pimpinan bahwa pelatihan tersebut diperlukan
                                                                                                                  • Meyakinkan pimpinan bahwa keterampilan tersebut dapat dikuasai dengan baik melalui pelatihan terbuka.
                                                                                                                  • Meyakinkan pimpinan untuk memberikan waktu cukup selama jam kerja kepada peserta guna mempelajari paket materi dan juga menyediakan semua fasilitas yang diperlukan.
                                                                                                                  • Pimpinan atau peserta pelatihan memperoleh materi paket pelatihan dari sumber yang benar (anggap saja dari pusat penyedia bahan pelatihan yang terdapat dalam lembaga yang memiliki tenaga pelatih professional atau ahli pelatihan terbuka).
                                                                                                                  • Peserta pelatihan mulai belajar dengan menggunakan panduan paket materi pelatihan terbuka.
                                                                                                                  • Bila timbul permasalahan dalam penggunaan materi tersebut, pecahkan lewat diskusi dengan pimpinan, ahli pelatihan setempat, atau hubungi pusat penyedia bahan pelatihan.
                                                                                                                  • Selama belajar dengan menggunakan paket materi tersebut, peserta pelatihan mengerjakan latihan dan kegiatan yang sesuai.
                                                                                                                  • Setelah selesai mempelajari paket materi, harus ada kesepakatan dengan pimpinan bahwa peserta pelatihan diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan.
                                                                                                                  Evaluasi Pelatihan Terbuka
                                                                                                                  Evaluasi kualitas materi tertulis pelatihan terbuka
                                                                                                                  Pertimbangan apakah isi materi tertulis
                                                                                                                  Sesuai dengan nilai-nilai dan budaya organisasi yang mempekerjakan peserta pelatihan
                                                                                                                  Sesuai dengan pendekatan-pendekatan, teknik-teknik, contoh-contoh, dan seterusnya yang dapat diterima oleh organisasi yang mempekerjakan peserta pelatihan
                                                                                                                  Ditulis dengan sejauh mungkin mempertimbangkan berbagai gaya belajar peserta pelatihan
                                                                                                                  Seimbang dalam hal tingkat kerumitan dan kesederhanaan serta tingkat kesulitan dan kemudahan
                                                                                                                  Hanya berisikan informasi yang relevan
                                                                                                                  Memiliki keseimbangan yang baik antara informasi tertulis, latihan, kegiatan, tugas bacaan lain, studi kasus, dan video serta materi komputer pendukung di mana relevan
                                                                                                                  Menyediakan program video dan komputer yang relevan dan sesuai bilamana diperlukan
                                                                                                                              Pikirkan program pelatihan yang baru saja Anda selesaikan dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.Berusahalan sejujur mungkin dalam memberikan penilaian dan menjawab pertanyaan.
                                                                                                                  BAGIAN SATU : PENGUASAAN MATERI
                                                                                                                  Berapa banyak materi pelatihan yang telah Anda kuasai?(Lingkari angka penilaian yang paling sesuai dengan jawaban Anda).
                                                                                                                  Banyak654321Sedikit
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 6, 5 atau 4, mohon jelaskan a) materi yang telah Anda kuasai, dan b) rencana Anda dengan penguasaan materi tersebut setelah Anda kembali bekerja.
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 3, 2 atau 1, mohon nyatakan sejelas mungkin mengenai alasan Anda memberikan penilaian tersebut.
                                                                                                                  BAGIAN KEDUA : KEMANFAATAN PELATIHAN
                                                                                                                  Sangat yakinkah Anda bahwa materi yang Anda pelajari bermanfaat ?(Mungkin Anda sudah lupa sebagian yang diberikan).
                                                                                                                  Sangat yakin654321Kurang yakin
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 6, 5 atau 4, mohon jelaskan a) materi yang telah Anda kuasai, dan b) rencana Anda dengan penguasaan materi tersebut setelah Anda kembali bekerja.
                                                                                                                  Bila Anda memilih penilaian 3, 2 atau 1, mohon nyatakan sejelas mungkin mengenai alasan Anda memberikan penilaian tersebut.
                                                                                                                  Lingkarilah angka penilaian pada papan penilaian yang disediakan sesuai pilihan Anda dan buatlah penjelasan selengkap mungkin.
                                                                                                                  1.       Sebagai lulusan paket pelatihan, dapatkah Anda memenuhi
                                                                                                                        (a) tujuan Anda mengikuti pelatihan?
                                                                                                                  Semua terpenuhi654321Tidak ada yang
                                                                                                                  terpenuh
                                                                                                                  Bila anda memberikan penilaian 1 sampai 3, berikan penjelasan mengap memberi penilaian tersebut.
                                                                                                                         (b) tujuan penyelenggaraan program pelatihan?
                                                                                                                  Semua terpenuhi654321Tidak ada yang
                                                                                                                  terpenuhi
                                                                                                                  Bila anda memberikan penilaian 1 sampai 3, berikan penjelasan mengapa memberi penilaian tersebut.
                                                                                                                  2.  Kegiatan apa saja yang paling membantu Anda dalam mengikuti pelatihan?
                                                                                                                  3. Kegiatan mana saja yang kurang bermanfaat? Paling kurang bermanfaat? Kenapa demikian?
                                                                                                                  5. Apakah ada kegiatan yang tidak menarik? Yang Mana?Kenapa demikian?
                                                                                                                  10. Seberapa mudah materi/pengajar/orang lain dihitung untuk dimintai bantuan?
                                                                                                                  Sangat mudah654321Sulit
                                                                                                                                  Bila Anda memberikan penilaian 4, 3, 2 atau 1, jelaskan sesulit apa?
                                                                                                                  11. Apakah orang yang anda maksudkan di atas sangat membantu ketika Anda meminta bantuan?
                                                                                                                  Sangat membantu654321Tidak sama sekali
                                                                                                                                  Bila Anda memberikan penilaian 4, 3, 2 atau 1, jelaskan tidak membantu bagaimana ?
                                                                                                                  12. Seberapa sering Anda harus meminta bantuan ?
                                                                                                                  13.          Apakah Anda merasa sendiri tanpa bantuan ketika Anda melaksanakan paket pelatihan?
                                                                                                                  Sangat654321Tidak sama sekali
                                                                                                                  15.          Seberapa sulit paket tersebut secara keseluruhan?
                                                                                                                  Sangat sulit654321Tidak sulit sama sekali
                                                                                                                  6. Apakah anda diberi cukup informasi untuk melaksanakan kegiatan?
                                                                                                                  Cukup654321Tidak cukup
                                                                                                                  Bila Anda memberikan penilaian 3, 2, atau 1, jelaskan dalam hal apa?
                                                                                                                  7. Apakah ada contoh kegiatan dimana Anda merasa diberi terlalu banyak informasi? Kegiatan apa
                                                                                                                  dan terlalu banyak bagaimana?
                                                                                                                  8. Apakah instruksi dan materi yang diberikan selalu jelas dan mudah dipahami?
                                                                                                                  Selalu654321Tidak pernah
                                                                                                                                  Bila tidak jelas, bagian mana yang tidak jelas?
                                                                                                                  9. Apakah waktu yang Anda miliki cukup bagi Anda untuk menyelesaikan program pelatihan   sebagaimana Anda harapkan?
                                                                                                                  Cukup654321Tidak cukup
                                                                                                                  4. Apakah ada instruksi yang sulit diikuti? Bila ada, instruksi yang mana?
                                                                                                                  16. Ada komentar lain ?
                                                                                                                  Angket Tindak Lanjut
                                                                                                                  Tujuan-tujuan itu diantaranya adalah :
                                                                                                                  1. Kepastian banyaknya pembelajaran yang telah dicapai selama program pelatihan.
                                                                                                                  2. Tindakan yang diambil untuk melaksanakan rencana kerja
                                                                                                                  3. Penilaian efektivitas pelaksanaan pembelajaran
                                                                                                                  Angket Tindakan Evaluasi Jangka Menengah
                                                                                                                  Kursus yang diikuti ………………..……… tanggal ………………………
                                                                                                                  Bagian Pertama :
                                                                                                                  Ketika Anda menyelesaikan program pelatihan, anda berminat melaksanakan rencana tindakan yang memuat butir-butir berikut ini:
                                                                                                                  1. ……………..
                                                                                                                  2. ……………..
                                                                                                                  3. Dan sebagainya
                                                                                                                  Maukah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut selengkap mungkin.
                                                                                                                  • Butir-butir rencana tindakan mana yang telah anda laksanakan sejauh ini?
                                                                                                                  • Seberapa banyak keberhasilan yang sudah anda capai dalam butir-butir ini?
                                                                                                                  • Disebabkan oleh faktor apa atau alasan apa keberhasilan pelaksanaan butir-butir ini menurut Anda ?
                                                                                                                  • Butir-butir yang mana dalam rencana tindakan Anda yang belum Anda laksanakan ?
                                                                                                                  • Mana di antara butir-butir ini yang sudah Anda yang belum Anda laksanakan?
                                                                                                                  • Mengapa ini terjadi?
                                                                                                                  • Butir-butir mana yang belum Anda coba laksanakan ?
                                                                                                                  • Mengapa Anda belum mencoba melaksanakan ?
                                                                                                                  • Rencana Anda belum punya untuk :
                                                                                                                  1. Mencoba memperbaiki butir-butir yang belum berhasil?
                                                                                                                  2. Melaksanakan butir-butir yang belum Anda coba laksanakan
                                                                                                                  • Apakah Anda punya rencana lain? Berikan komentar.
                                                                                                                  Bagian Kedua :
                                                                                                                  Akan sangat membantu pengorganisasian pelatihan dan keterlibatan banyak orang bila Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yang jawaban-jawabannya akan kami rahasiakan. Apakah Anda mengikuti pertemuan debriefing dengan manajer Anda setelah Anda kembali bekerja?
                                                                                                                  Bila ya, seberapa cepat Anda lakukan setelah kursus?
                                                                                                                  Seperti apa sifat pertemuan debriefing dan hasil-hasilnya?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan yang dijanjikan oleh manajer Anda ?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan yang diperoleh dari manajer Anda ?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan diatur dengan rekan kerja ?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan diterima dari rekan kerja ?
                                                                                                                  Seberapa bernilai menurut Anda dukungan pasca program ?
                                                                                                                  Apakah ada komentar-komentar lain yang ingin Anda sampaikan?
                                                                                                                  Angket yang Berhubungan dengan
                                                                                                                  Program Pelatihan yang Anda ikuti
                                                                                                                  Kursus yang diikuti …………………..….. tanggal ………………………..
                                                                                                                  Setelah Anda selesai, coba ingan program pelatihan yang sudah Anda ikuti dan selesaikan penilaian berikut ini dengan sejujur-jujurnya dan jawablah pertanyaan-pertanyaan selengkap mungkin.
                                                                                                                  Pembelajaran :
                                                                                                                  Seberapa jauh Anda merasa bahwa Anda sudah belajar dari program tersebut?(Lingkari angka yang Anda rasa paling mencerminkan pandangan Anda).
                                                                                                                  Belajar banyak654321Tidak belajar apapun
                                                                                                                  Bila Anda memberikan nilai 6, 5, atau 4, tolong jelaskan apa yang sudah Anda pelajari.
                                                                                                                  Bila Anda memberi nilai 3, 2, atau 1, tolong nyatakan selengkap mungkin mengapa Anda memberi nilai itu.
                                                                                                                  Tindak lanjut dengan manajer lini
                                                                                                                  Kursus yang di-review …………………… tanggal ……………..
                                                                                                                  Bagian Pertama :
                                                                                                                  Ketika …… menyelesaikan program pelatihan, mereka berusaha melaksanakan rencana tindakan yang memuat butir-butir berikut ini:
                                                                                                                  1. ……………
                                                                                                                  2. ……………
                                                                                                                  3. Dan sebagainya.
                                                                                                                  Maukah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut selengkap mungkin.
                                                                                                                  • Butir-butir rencana tindakan mana yang telah mereka laksanakan sejauh ini?
                                                                                                                  • Seberapa banyak keberhasilan yang sudah mereka capai dalam butir-butir ini?
                                                                                                                  • Disebabkan oleh faktor apa atau alasan apa keberhasilan pelaksanaan butir-butir ini menurut Anda?
                                                                                                                  • Butir-butir yang mana dalam rencana tindakan Anda yang belum Anda laksanakan?
                                                                                                                  • Mana di antara butir-butir ini yang sudah mereka coba, tapi gagal dilaksanakan?
                                                                                                                  • Mengapa ini terjadi?
                                                                                                                  • Butir-butir mana yang belum mereka coba laksanakan?
                                                                                                                  • Mengapa mereka belum mencoba melaksanakannya?
                                                                                                                  • Rencana apa yang sudah Anda diskusikan dengan para peserta untuk:
                                                                                                                  1. Mencoba memperbaiki butir-butir yang belum berhasil?
                                                                                                                  2. Melaksanakan butir-butir yang belum Anda coba laksanakan?
                                                                                                                  • Apakah Anda punya komentar lain?
                                                                                                                  Bagian Kedua :
                                                                                                                  Akan sangat membantu pengorganisasian pelatihan dan keterlibatan banyak orang bila Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, yang jawaban-jawabannya akan kami rahasiakan.
                                                                                                                  Apa Anda menyelenggarakan pertemuan debriefing dengan peserta setelah Anda berhasil bekerja?
                                                                                                                  Bila ya, seberapa cepat Anda lakukan setelah kursus?
                                                                                                                  Seperti apa sifat pertemuan debriefing dan hasil-hasilnya?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan yang Anda janjikan?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan yang Anda berikan?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan diatur dengan rekan kerja?
                                                                                                                  Seberapa banyak dukungan diterima dari rekan kerja?
                                                                                                                  Seberapa bernilai menurut Anda interaksi pasca program?
                                                                                                                  Apakah ada komentar-komentar lain yang ingin Anda sampaikan?
                                                                                                                  Format Wawancara Evaluasi Tindak Lanjut Terstruktur
                                                                                                                  1. Deskripsikan alasan-alasan, maksud, dan tujuan wawancara yang berhubungan dengan program pelatihan X yang sudah diikuti oleh peserta tiga bulan sebelumnya.
                                                                                                                  2. Dengan merujuk pada rencana tindakan, tanyakan tentang :
                                                                                                                  • Butir-butir mana dalam rencana tindakan yang sudah dilaksanakan sejauh ini?
                                                                                                                  • Seberapa besar keberhasilan sudah dicapai dalam butir-butir?
                                                                                                                  • Faktor-faktor atau alasan-alasan apa saja yang mempengaruhi keberhasilan butir-butir ini?
                                                                                                                  • Butir-butir mana dalam rencana tindakan yang belum dilaksanakan?
                                                                                                                  • Mana diantara butir-butir yang sudah dicoba, tapi belum bisa dilaksanakan?
                                                                                                                  • Mengapa itu terjadi?
                                                                                                                  • Butir-butir mana yang belum dicoba?
                                                                                                                  • Mengapa belum dicoba?
                                                                                                                  • Rencana-rencana apa yang pelanggan harus :
                                                                                                                    1. Coba untuk mengulang butir-butir yang belum berhasil?
                                                                                                                    2. Laksanakan butir-butir yang belum dicoba?
                                                                                                                  • Apakah ada rencana lain? Bila ada, dapatkan komentar yang sama atau rincian yang utuh.
                                                                                                                    1. Mintalah komentar-komentar lain yang berhubungan dengan aspek-aspek rencana tindakan, terutama tentang pembelajaran lain yang telah dicapai.
                                                                                                                    2. Mintalah komentar-komentar tentang program pelatihan setelah peserta punya waktu untuk merefleksikannya. Pertanyaan-pertanyaan di bagian tiga pada gambar 9.1. bisa menjadi landasan untuk bagian wawancara ini.
                                                                                                                  • Bagian-bagian mana yang terbukti paling berguna?
                                                                                                                  • Bagian-bagian mana yang terbukti paling tidak berguna?
                                                                                                                  • Adakah bagian-bagian yang harus dihapuskan ?bila ada, bagian-bagian yang mana dan mengapa?
                                                                                                                  • Adakah yang perlu ditambahkan? Apa saja yang seharusnya dihapuskan sehingga bisa diganti dengan yang ini?
                                                                                                                  • Tujuan-tujuan personil mana yang terpenuhi?
                                                                                                                  • Tujuan-tujuan personil mana yang tidak terpenuhi?
                                                                                                                  • Adakah komentar lain?
                                                                                                                  1. Mintalah komentar tentang prosedur tindak lanjut dan hasil-hasilnya pertanyaan-pertanyaan di bagian dua pada Tabel 11.1. bisa menjadi dasar untuk bagian wawancara ini. Kerahasiaan respons dan komentar harus dijaga.
                                                                                                                  • Apakah pertemuan debriefing dengan manajer dilangsungkan ketika kembali bekerja?
                                                                                                                  • Bila ya, seberapa segera setelah kursus berlangsung?
                                                                                                                  • Bagaimana sifat pertemuan debriefing dan hasil-hasilnya?
                                                                                                                  • Seberapa banyak dukungan dijanjikan oleh manajer?
                                                                                                                  • Seberapa banyak dukungan diterima dari manajer?
                                                                                                                  • Seberapa banyak dukungan digalang dari rekan kerja?
                                                                                                                  • Seberapa banyak dukungan diterima dari rekan kerja?
                                                                                                                  • Seberapa bernilai dukungan pasca program dirasakan?
                                                                                                                  • Adakah komentar-komentar lain?
                                                                                                                  KELEBIHAN DAN KEKURANGAN EVALUASI JANGKA MENENGAH
                                                                                                                   DENGAN ANGKET DAN WAWANCARA
                                                                                                                  Angket Wawancara
                                                                                                                  Kelebihan Kelebihan
                                                                                                                  Biaya pembuatan, pengiriman, dan analisis rendah.
                                                                                                                  Ideal bila lokasi peserta tersebar
                                                                                                                  Bila mendapatkan sampel lengkap dari populasi yang terlatih.
                                                                                                                  Cepat dan tepat waktu
                                                                                                                  Formatnya sangat konsisten
                                                                                                                  Analisis mudah
                                                                                                                  Tidak perlu waktu pelatih
                                                                                                                  Transfer ke analisis komputer relatif mudah.
                                                                                                                  Terhindar dari bias oleh pewawancara
                                                                                                                  Terhindar dari sindroma “waktu dan gerakan”
                                                                                                                  Pewawancara dapat menanyakan komentar tambahan dan mengklarifikasi pertanyaan.
                                                                                                                  Respons bisa lebih mendalam
                                                                                                                  Pendekatan lebih fleksibel sesuai dengan keadaan.
                                                                                                                  Peserta bisa menerima pentingnya evaluasi tingkat respons total.
                                                                                                                  Kekurangan Kekurangan
                                                                                                                  Kemungkinan tingkat respons rendah tanpa mekanisme kontrol yang kuat.
                                                                                                                  Memerlukan desain yang saksama
                                                                                                                  Tidak fleksibel setelah dikirimkan
                                                                                                                  Pertanyaan-pertanyaan harus jelas dan tidak mendua.
                                                                                                                  Pertanyaan-pertanyaan mungkin harus terlalu sederhana.
                                                                                                                  Pengisian oleh peserta bisa semu
                                                                                                                  Biaya tinggi
                                                                                                                  Biaya sangat tinggi ketika lokasi peserta menyebar.
                                                                                                                  Bisa dianggap mencampuri
                                                                                                                  Kemungkinan ada bias pewawancara.
                                                                                                                  Diperlukan keterampilan wawancara
                                                                                                                  Analisis lebih makan waktu dan sulit
                                                                                                                  Perlu pembatasan sampel mengingat biaya dan waktu.
                                                                                                                  Ini bisa tidak dianggap sebagai kelemahan bergantung pada ukuran sampel dan sikap terhadap cakupan yang tidak bisa total.
                                                                                                                  1. Nilai dan Efektivitas Biaya Pelatihan
                                                                                                                  1. Efektivitas Biaya
                                                                                                                              Dalam menetapkan biaya program pelatihan, input dan output harus diperhatikan. Menghitung input biaya artinya memperhitungkan masalah keuangan, biaya pelaksanaan program, dan apakah pendekatan yang dipilih paling ekonomis dan efektif. Sekilas tampaknya seperti pembukaan yang sederhana dan langsung, tapi sebenarnya di dalam aspek-aspek kuantitatif yang banyak sekali itu, dijumpai sejumlah kecil aspek kualitatif yang hanya bisa dikenalai melalui penilaian secara luas.
                                                                                                                  Judul-judul (heading) yang digunakan dalam input biaya di antaranya :
                                                                                                                  • Biaya Modal Tetap
                                                                                                                  • Biaya Modal Kerja dan Perawatan
                                                                                                                  • Biaya Administrasi
                                                                                                                  • Biaya Instruktur
                                                                                                                  • Biaya Pelatihan Langsung
                                                                                                                  • Biaya Agen Langsung
                                                                                                                  • Biaya Agen Eksternal
                                                                                                                  • Biaya Peserta Pelatihan
                                                                                                                  Perlu diketahui bahwa tanpa informasi ini, organisasi tidak akan tahu hal-hal rinci seperti :
                                                                                                                  • Berapa banyak pelatih yang harus dipekerjakan untuk melaksanakan pelatihan yang diperlukan?
                                                                                                                  • Berapa banyak biaya seorang pelatih?
                                                                                                                  • Berapa biaya total pelatihan bagi organisasi?
                                                                                                                  • Berapa biaya pelatihan dalam sehari? Selama berapa organisasi bisa menyelenggarakan pelatihan?
                                                                                                                  • Berapa biaya paket pelatihan terbuka dan bisakah organisasi membeli paket-paket yang diperlukan tersebut?
                                                                                                                  • Berapa biaya pelatihan dibandingkan dengan biaya produksi atau penyediaan jasa?
                                                                                                                  • Apakah pelatihan itu sebanding dengan biaya yang dikeluarkan?
                                                                                                                  Biaya modal tetap
                                                                                                                  Ini adalah biaya-biaya yang relatif permanen dan regular dan tetap dalam kurun waktu tertentu, katakanlah satu tahun. Biaya-biaya ini bisa meliputi biaya bagian-bagian gedung yang dimiliki organisasi yang bisa sepenuhnya atau sebagian dibebankan dalam pelatihan dalam bentuk :
                                                                                                                  1. Penyusutan dan biaya bangunan;
                                                                                                                  2. Pajak bangunan;
                                                                                                                  3. Penyediaan air dan bahan bakar;
                                                                                                                  4. Penyusutan perkakas dan perabotan;
                                                                                                                  5. Perlengkapan – komputer, mesin tik, OHP, video, dan sebagainya;
                                                                                                                  6. Penyediaan pusat sumber daya pelatihan / perpustakaan;
                                                                                                                  Biaya modal kerja atau pemeliharaan
                                                                                                                  Biaya modal kerja atau pemeliharaan meliputi :
                                                                                                                  1. Barang habis pakai – contoh, alat-alat tulis;
                                                                                                                  2. Kontrak pemeliharaan rutin dan perbaikan;
                                                                                                                  3. Bahan-bahan lain yang digunakan selama pelatihan oleh pelatih dan peserta.
                                                                                                                  Biaya administrasi
                                                                                                                  Biaya administrasi meliputi :
                                                                                                                  1. Biaya pembersihan;
                                                                                                                  2. Akomodasi staf karyawan pendukung, bahan dan gaji yang dibebankan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan pelatihan;
                                                                                                                  3. Biaya telepon dan listrik yang dibebankan pada pelatihan;
                                                                                                                  4. Biaya waktu pemakaian komputer bila memungkinkan.
                                                                                                                  Biaya pelatih
                                                                                                                  Biaya pelatih meliputi :
                                                                                                                  1. Biaya mempekerjakan manajer pelatihan (bila ada) atau biaya-biaya yang dibebankan, dan sebagian biaya-biaya yang dibebankan pada manajer senior yang bertanggung jawab atas fungsi pelatihan;
                                                                                                                  2. Gaji dan biaya pelatih atau perancang dan penulis program, baik yang terlibat dalam pelatihan maupun tidak;
                                                                                                                  3. Pelatihan dan pengembangan staf pelatihan secara berkelanjutan;
                                                                                                                  4. Biaya jasa profesi bagi staf pelatihan;
                                                                                                                  5. Langganan jurnal-jurnal profesi dan pembelian sumber-sumber daya pelatihan;
                                                                                                                  6. Biaya perizinan.
                                                                                                                  Biaya-biaya langsung
                                                                                                                  Biaya-biaya yang ditimbulkan secara langsung dalam kaitannya dengan pelatihan itu sendiri termasuk honor dan biaya bagi pembicara tamu.
                                                                                                                  Biaya agen eksternal
                                                                                                                  Biaya-biaya agen eksternal meliputi :
                                                                                                                  1. Honor dan biaya konsultan;
                                                                                                                  2. Honor dan biaya kursus eksternal;
                                                                                                                  3. Pembelian program-program pelatihan terbuka bila belum dimasukkan di pos-pos lain.
                                                                                                                  Biaya peserta pelatihan
                                                                                                                  Biaya bagi peserta pelatihan meliputi :
                                                                                                                  1. Biaya gaji yang dibebankan selama perjalanan dari dan ke serta saat menghadiri program pelatihan;
                                                                                                                  2. Biaya pra program dengan para manajer lini (juga dibebankan pada biaya manajer lini);
                                                                                                                  3. Biaya perjalanan dan akomodasi;
                                                                                                                  4. Biaya staf pengganti, bila ada;
                                                                                                                  5. Biaya kesempatan.
                                                                                                                  Biaya yang disebut terakhir ini bisa jadi yang paling sulit untuk ditentukan, karena berhubungan dengan nilai pekerjaan yang hilang ketika orang tersebut tidak bisa mengerjakan tugasnya. Ini tentu saja akan semakin rumit bila pekerjaan itu hanya bisa diselesaikan dengan menunggu kembalinya si individu tersebut sehingga timbul biaya kelambatan. Dalam banyak kasus, biaya ini adalah biaya yang harus ditebak-tebak walaupun sejumlah organisasi mengatakan bahwa mereka menggunakan rumus tertentu untuk menentukan biaya kesempatan. Mungkin bagi kita untuk membebani biaya pada sejumlah pekerjaan dengan cara ini dalam kaitannya dengan hilangnya produksi, tapi sifatnya selalu subyektif.
                                                                                                                  Analisa Biaya
                                                                                                                  Angka-angka yang diperoleh di bawah judul-judul yang dideskripsikan di atas bisa digunakan untuk membuat rangkuman yang menjadi landasan kita membuat kesimpulan-kesimpulan tentang biaya pelatihan. Ini meliputi :
                                                                                                                  • Biaya langsung program pelatihan
                                                                                                                  • Biaya langsung fungsi pelatihan keseluruhan
                                                                                                                  • Biaya fungsi pelatihan per individu dalam organisasi
                                                                                                                  • Biaya program pelatihan per peserta
                                                                                                                  Latihan Penetapan Biaya Pelatihan
                                                                                                                  Biaya modal tetap
                                                                                                                  Bagian-bagian bangunan organisasi yang bisa sepenuhnya atau sebagian digunakan untuk tujuan pelatihan adalah :
                                                                                                                  1. Biaya dan penyusunan bangunan
                                                                                                                  2. Pajak bangunan
                                                                                                                  3. Penyediaan bahan bakar dan air
                                                                                                                  4. Penyusunan perabat dan perkakas
                                                                                                                  5. Jasa-jasa tetap lain, misalnya hubungan komputer
                                                                                                                  6. Perlengkapan, misalnya komputer, mesin ketik, OHP, video, dan sebagainya.
                                                                                                                  7. Penyediaan pusat sumber daya pelatihan atau perpustakaan
                                                                                                                  Biaya pemeliharaan dan modal kerja
                                                                                                                  1. Barang-barang habis pakai, contoh alat-alat tulis
                                                                                                                  2. Kontrak pemeliharaan rutin dan perbaikan
                                                                                                                  3. Bahan-bahan lain yang digunakan selama pelatihan oleh pelatih dan peserta.
                                                                                                                  Biaya administrasi
                                                                                                                  1. Kebersihan
                                                                                                                  2. Akomodasi, bahan, dan gaji staf layanan pendukung yang dibebankan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan pelatihan.
                                                                                                                  3. Biaya telepon dan listrik yang dibebankan pada pelatihan
                                                                                                                  4. Biaya waktu pemakaian komputer bila memungkinkan
                                                                                                                  Biaya pelatih
                                                                                                                  1. Biaya mempekerjakan manajer pelatihan dan biaya-biaya manajer senior dengan tanggung jawab pelaksanaan pelatihan.
                                                                                                                  2. Gaji dan pengeluaran desainer dan penulis program
                                                                                                                  3. Pelatihan dan pengembangan staf pelatih secara berkelanjutan
                                                                                                                  4. Upah professional bagi staf pelatihan
                                                                                                                  5. Langganan jurnal-jurnal profesi dan pembelian sumber daya pelatihan
                                                                                                                  6. Biaya perizinan.
                                                                                                                  Biaya pelatihan langsung
                                                                                                                  1. Honor dan pengeluaran pembicara tamu, bila ada
                                                                                                                  Biaya agen eksternal
                                                                                                                  1. Honor dan pengeluaran konsultan
                                                                                                                  2. Honor dan pengeluaran kursus eksternal
                                                                                                                  3. Pembelian program-program pembelajaran terbuka bila belum dimasukkan di pos lain.
                                                                                                                  Biaya peserta pelatihan
                                                                                                                  1. Beban gaji selama bepergian dari dan ke, serta saat menghadiri program pelatihan.
                                                                                                                  2. Biaya tindakan pra program dengan manajer lini (juga dibebankan pada biaya manajer lini).
                                                                                                                  3. Biaya perjalanan dan akomodasi
                                                                                                                  4. Biaya staf pengganti, bila ada
                                                                                                                  5. Biaya kesempatan
                                                                                                                  Efektivitas Nilai
                                                                                                                              Pedoman untuk menentukan biaya pelatihan tersebut belumlah lengkap karena belum memasukkan nilai yang diperoleh dalam pelatihan.Nilai ini mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap; peningkatan kapasitas kerja; penurunan praktik dan peristiwa yang tidak dikehendaki; tapi yang paling penting adalah peningkatan di “lini bawah”.Analisis biaya untuk mengetahui efektivitas biaya tidaklah sederhana.Tidak terlalu mudah untuk mendapatkan informasi keuangan atau membagi-bagi biaya dengan benar.Mengetahui nilai pelatihan jauh lebih sulit sehingga tidak mengherankan kalau ada yang menyebutkan tidak mungkin dilakukan.Ini sering digunakan sebagai alasan menentang evaluasi, karena para penilai tidak bisa memberikan bukti mutlak dalam peningkatan manfaat dalam usaha.Sulit membantah argumen seperti ini karena walaupun ada sejumlah bukti konkrit yang signifikan dalam jumlah pelatihan, sebagian besar hasil-hasil pelatihan hanya bisa diukur secara subjektif (bukan hanya di tempat pelatihan, melainkan juga di tempat kerja).
                                                                                                                              Sering kita tidak bisa mengetahui efektivitas biaya / nilai dalam bentuk kuantitatif, tapi ini bukan alasan untuk tidak mencoba.Dalam banyak kasus, bisa saja kita menerima penilaian yang bersifat subjektif dan kualitatif, asalkan pendekatannya konsisten sehingga hasil yang diperoleh bisa diterima.Sejumlah aspek lebih mudah diukur nilainya, dan area-area di mana perubahan bisa diamati setelah program pelatihan dan pengembangan, di antaranya adalah aspek-aspek implementasi  pembelajaran setelah kembali ke tempat kerja walaupun kita tidak boleh menganggap semua perubahan disebabkan oleh pelatihan. Kontaminasi mungkin saja terjadi, misalnya sekembali dari mengikuti pelatihan peserta sudah membaca sesuatu yang mempengaruhi perilaku kerjanya, atau perubahan terjadi karena tekanan ekonomi, perubahan cuaca, dan sebagainya. Sebagian aspek yang berubah, di antaranya adalah yang berikut ini :
                                                                                                                  Penggunaan waktu
                                                                                                                  Penggunaan waktu dengan lebih baik artinya bahwa pertemuan-pertemuan dibatasi dan hemat waktu; janji-janji tepat waktu; laporan dan sebagainya diserahkan tepat waktu, dan sebagainya.
                                                                                                                  Pelaksanaan kerja
                                                                                                                  Praktik kerja yang baik bisa berupa diterapkannya kesehatan dan keselamatan kerja atau prosedur-prosedur operasi yang efektif.Perubahan-perubahan ini bisa diamati pada tingkat operasi, pengawas, atau manajemen.Pada tingkat pengawas dan manajemen, perubahan bisa dianggap telah menjadi lebih baik dibanding tahun lalu, bawahan memberikan dukungan yang lebih kuat dalam pelaksanaan pekerjaan, dan output meningkat serta limbah menurun.
                                                                                                                  Output produk atau jasa
                                                                                                                  Peningkatan ini tampak dari banyaknya pekerjaan yang dihasilkan. Hasil-hasil yang positif bisa dicapai setelah mengikuti program-program yang bertujuan untuk menerapkan praktik-praktik dan pengawasan, manajemen proyek, pengembangan tim, pemecahan masalah, dan sebagainya secara efektif.
                                                                                                                  Biaya
                                                                                                                  Banyak biaya perdagangan dan industri dibebankan ke orang berdasarkan efisiensi, hubungan interpersonal, disiplin, kehadiran, kemangkiran, rekrutmen, dan permasalahan-permasalahan personalia lain. Perubahan-perubahan bisa jadi merupakan akibat dari program-program peningkatan keterampilan, seperti teknik-teknik wawancara, keterampilan interpersonal, bekerja yang efektif, dan sebagainya.
                                                                                                                  Orang
                                                                                                                  Program-program pengembangan tim, keterampilan interpersonal, dan hubungan antar orang bisa menghasilkan peningkatan aspek-aspek ini pada orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas, seperti seberapa baik mereka bergaul satu sama lain, seberapa banyak dukungan saling mereka berikan, dan seberapa baik mereka mendengarkan, dan seberapa banyak mereka bekerja sebagai tim dan bukan sekedar sekumpulan individu.
                                                                                                                  Pengembangan individu
                                                                                                                  Sejumlah program bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreatif manusia, membantu mereka memiliki pembawaan yang lebih menyenangkan, membantu menunjukkan bahwa mereka pantas dipromosikan, dan membantu menjadi orang yang lebih efektif dan “lebih luas”.
                                                                                                                  Kualitas produk dan jasa
                                                                                                                  Ini bisa diukur dari menurunnya jumlah barang yang rusak serta menurunnya keluhan pelanggan, menurunnya biaya operasi, membaiknya evaluasi, membaiknya usaha.
                                                                                                                  Peningkatan iklim dan budaya keorganisasian
                                                                                                                  Tidak diragukan bahwa ini paling sulit diukur.Menurunnya angka pengunduran diri dan pemecatan, menurunnya izin tidak masuk kerja karena sakit, meningkatnya produksi dan menurunnya keluhan pelanggan memang bisa menandakan adanya perubahan, tapi semuanya sangat subjektif, terutama ketika secara sengaja dikaitkan secara langsung dengan program pelatihan / pembelajaran.
                                                                                                                  Analisis Obyektif Dan Subyektif
                                                                                                                  Contoh-contoh perubahan yang bisa diukur yang dideskripsikan di atas tingkat  kemudahan pelaksanaannya bervariasi. Perubahan-perubahan atau hasil-hasilnya bisa dideskripsikan sebagai hasil yang “keras” atau “lunak”, bergantung pada besarnya objektivitas dan kemudahan pengamatan. Perubahan-perubahan yang disebut “keras” lebih mudah diamati dan dianalisis dan meliputi :
                                                                                                                  1. Penggunaan waktu dalam situasi-situasi yang bisa diamati;
                                                                                                                  2. Sejumlah praktik dalam bekerja
                                                                                                                  3. Output produk
                                                                                                                  4. Kualitas produk.
                                                                                                                  Perubahan-perubahan yang “lunak” adalah bidang yang jauh lebih subjektif sehingga lebih sulit diamati dan dianalisis, dan cenderung berupa perilaku yang kualitatif dibandingkan area tugas yang bisa diamati. Perubahan-perubahan yang lunak di antaranya :
                                                                                                                  1. Sejumlah praktik dalam bekerja yang tidak mudah diamati dan didefinisikan;
                                                                                                                  2. Keterampilan tim atau pengawasan dan manajemen;
                                                                                                                  3. Hubungan dengan orang;
                                                                                                                  4. Perkembangan individual;
                                                                                                                  5. Output jasa dibandingkan output produk;
                                                                                                                  6. Kualitas jasa yang diberikan dibandingkan dengan produk yang dibuat;
                                                                                                                  7. Pembaikan iklim dan budaya koerganisasian.
                                                                                                                  Perbandingan objektif atau subjektif keduanya harus selalu memperhatikan situasi sebelum pelatihan, karena kalau tidak maka tidak akan ada gunanya. Ingat bahwa posisi sebelum pelatihan mungkin adalah nol. Hal ini bisa terjadi dalam pelatihan bagi para pendatang baru dalam posisi atau jabatan tertentu di mana mereka belum mempunyai pengalaman sebelumnya.Sedikit pelatihan di tempat kerja sudah harus diberikan sebelum mengikuti pelatihan dalam seting formal agar bisa efektif.Berikut ini contoh kemajuan sebagai akibat dari pelatihan beserta ukuran-ukuran untuk mengevaluasi keberhasilan dan nilainya setelah pelatihan.
                                                                                                                  Area
                                                                                                                  Perubahan
                                                                                                                  Kinerja pra pelatihanTujuan pasca pelatihanHasil-hasil aktual pasca pelatihan
                                                                                                                  Jumlah barang yang tidak di pusat kendali mutu10% dari produksi1% dari produksi atau kurang0,5% dari produksi

                                                                                                                  Keberhasilan seperti ini, bila diukur segera setelah pelatihan berakhir, bisa diasumsikan berhubungan secara langsung dengan pelatihan, walaupun masih ada aspek-aspek lain yang terlibat, seperti motivasi, takut dipecat, perubahan staf, dan sebagainya.
                                                                                                                  Jenis-jenis perubahan yang lebih lunak, yang tidak bisa diukur secara kuantitatif, lebih sulit diukur keberhasilannya, tapi dengan menggunakan model untuk mengukur para peserta sebelum program pelatihan, kita bisa membandingkan temuan-temuannya dengan keadaan lingkungan kerja setelah pelatihan.

                                                                                                                  Walaupun di kedua bentuk tersebut kita tetap bisa mengamati dan menganalisis perubahan, memberikan “harga” pada peningkatan- peningkatan ini jauh lebih sulit. Kasus yang paling sederhana adalah pelatihan bagi seorang pekerja untuk melakukan pekerjaan yang bila tidak dilakukan sama sekali, tidak akan menghasilkan uang sama sekali. Ketika orang itu dilatih dan akhirnya bisa menghasilkan, produknya dijual dengan harga tertentu yang setelah biaya operasi diperhitungkan akan diperoleh laba, yang mencerminkan efektivitas nilai di lini dasar yang dihasilkan oleh pelatihan.

                                                                                                                  Apakah selalu sederhana itu?
                                                                                                                  Tidak ada jaminan bahwa setiap peningkatan atau perubahan sepenuhnya, atau bahkan sedikitpun, disebabkan oleh program pelatihan, tapi setiap perubahan bisa jadi merupakan salah satu indikasi keberhasilan. Ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu mengukur biaya atau melakukan analisis nilai pelatihan menggunakan cara lain. Justru sebaliknya.Permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan harus dikenali dan kita harus berhati-hati dalam menghubungkan keberhasilan atau kegagalan dan perubahan dengan biaya atau nilai. Mungkin kita perlu menerima pandangan-pelatihan-pandangan dan estimasi-estimasi yang sifatnya subyektif yang dikemukakan di depan karena area yang sedang diamati menggunakan ukuran yang sifat terlalu subjyktif.

                                                                                                                  Penilaian pada tahap ini, terutama berhubungan dengan evaluasi (manfaat total) dan bukan hanya memberikan pengakuan bahwa program pelatihan adalah valid.Jumlah orang yang cukup signifikan mungkin perlu dilibatkan dalam evaluasi dan mungkin perlu melibatkan orang-orang dari berbagai disiplin. Orang yang bertanggung-jawab, seperti manajemen senior, manajer lini, manajer pelatihan atau pelatih, harus memutuskan seberapa banyak sumber daya yang harus disediakan, apakah waktu yang diperlukan perlu diperpanjang, dan sampai seberapa tinggi subjektivitas atau objektivitas bisa diterima.

                                                                                                                  Mengukur Kembalinya Investasi
                                                                                                                  Banyak rumus dan persamaan yang dianjurkan untuk mengukur efektivitas biaya – nilai dalam program pelatihan dan pengembangan. Salah satu yang sifatnya langsung dan sederhana adalah :
                                                                                                                  Bagian pertama dalam persamaan memerlukan banyak informasi rinci (baik di atas maupun di bawah garis), yang mungkin tidak akan bisa diperoleh dalam bentuk obyektivitas/ kuantitas.        

                                                                                                                  Pedoman untuk Analisis Nilai Efektif
                                                                                                                  Berikut ini rangkuman pedoman yang akan membantu mengatasi area yang sulit ini :
                                                                                                                  • Jangan menyerah hanya karena bidang yang dinilai tampak sulit atau karena sifatnya subyektif. Cobalah sesuatu.
                                                                                                                  • Dalam pengukuran yang subyektif, usahakan melakukan perbandingan dengan peristiwa-peristiwa serupa dalam kondisi-kondisi yang serupa.
                                                                                                                  • Carilah pandangan, meskipun subyektif, dari orang lain. Sebagai contoh, mintalah pandangan yang kritis dari pelanggan, dari orang dalam dan dari orang luar.
                                                                                                                  • Bandingkan hasil-hasilnya dengan model-model konsep-konsep ketika bidangnya bersifat sangat subjektif.
                                                                                                                  • Kumpulan informasi atau data yang akan bisa anda gunakan saja, betapa pun mudah dan menarik untuk mendapatkan data lain.
                                                                                                                  • Mintalah manajer lini para peserta sebelum pelatihan untuk memberikan estimasi tentang seberapa bernilai pelatihan bagi mereka dan bagi operasi sehingga diperoleh orang yang efektif. Setelah pelatihan, evaluasilah keberhasilannya dan tanyakan kepada manajer lini apakah yang mereka perkirakan dahulu telah tercapai.

                                                                                                                  Carilah efek-efek organisasi yang berhubungan dengan area pelatihan, tapi tidak harus menganggapnya sebagai bukti positif, seperti meningkatnya produktivitas, menurunnya kemangkiran, pelanggaran disiplin, keluhan, dan sebagainya. Hubungan dengan proses-proses evaluasi lain untuk memastikan bahwa tidak terjadi kontaminasi di dalamnya.

                                                                                                                  LEMBAR EVALUASI METODE DAN MEDIA PELATIHAN

                                                                                                                  Luangkan waktu sepuluh menit untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan tingkat aplikasi masing-masing metode dan media pelatihan, dengan skala sebagai berikut:
                                                                                                                  1 = istimewa
                                                                                                                  2 = sangat baik
                                                                                                                  3 = Bisa diterima
                                                                                                                  4 = hampir memenuhi standar
                                                                                                                  5 = sangat buruk
                                                                                                                  MetodePengetahuanKeterampilanPenerimaan (Acceptability)
                                                                                                                  1Sumbang saran
                                                                                                                  (brainstorming)
                                                                                                                  2Buzz Group
                                                                                                                  3Business games
                                                                                                                  4Studi Kasus
                                                                                                                  5Co-counselling
                                                                                                                  6Demonstrasi
                                                                                                                  7Diskusi
                                                                                                                  8Fishbowl
                                                                                                                  9Instruksi
                                                                                                                  10Latihan In-tray
                                                                                                                  11Kuliah
                                                                                                                  12Kegiatan outdoor
                                                                                                                  13Instruksi terprogram
                                                                                                                  14Proyek
                                                                                                                  15Kuesioner
                                                                                                                  16Permainan peran
                                                                                                                  17Kelompok sensitivitas
                                                                                                                  18Latihan sindikasi
                                                                                                                  19Latihan tim
                                                                                                                  20Video/film pelatihan

                                                                                                                  Sekian artikel tentang Pelatihan Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Pelatihan. Semoga bermanfaat.

                                                                                                                  Daftar PustakaDavis, E. (2008). ‘The art of training and development’ :  the training managers: a handbook. Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia
                                                                                                                  Saks,M.A. & Haccoun, R.R. (2008), Managing performance through training and development, Fourth Edition, USA: Nelson Education Ltd.
                                                                                                                  Rae, L. (2005). ‘The art of training and development’ :effective planning.Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia

                                                                                                                  Pengertian Kepemimpinan, Dimensi, dan Teori Kepemimpinan

                                                                                                                  $
                                                                                                                  0
                                                                                                                  0
                                                                                                                  Pengertian Kepemimpinan, Teori, dan Dimensi Kepemimpinan - Artikel ini membahas mengenai Kepemimpinan, Pengertian dan dimensi kepemimpinan; Pemimpin dan manajer; dan Teori kepemimpinan. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami konsep kepemimpinan, dapat membedakan pemimpin dan manajer, serta menguasai teori kepemimpinan.

                                                                                                                  Kepemimpinan

                                                                                                                  Definisi kepemimpinan

                                                                                                                  Kepemimpinan mengacu pada proses-proses dimana seorang anggota kelompok (sang pemimpin) mempengaruhi anggota kelompok yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pemimpin adalah orang yang paling mempengaruhi perilaku dan keyakinan kelompok. Dia adalah orang yang memulai aksi, memberi perintah, mengambil keputusan, berperan sebagai suri tauladan dan berada di garis depan kelompok.

                                                                                                                  Sebagian kelompok memiliki pemimpin formal dan sebagian lainnya informal. Organisasi besar seperti perusahaan bisnis atau sekolah memiliki organisasi formal yang menunjukkan garis resmi rantai komando dan pedoman tentang pola pengambilan keputusan dan pengawasan bahkan dalam kelompok yang lebih kecil seperti klub dan persaudaraan bisa jadi ada pimpinan terpilih dengan tanggungjawab spesifik.

                                                                                                                  Kelompok pertemanan mengilustrasikan pola kepemimpinan informal. Satu orang mungkin lebih menonjol dan berpengaruh daripada orang lain dalam diskusi kelompok dan karenanya lebih kuat pengaruhnya dalam pengambilan keputusan.

                                                                                                                  Pengertian Kepemimpinan, Dimensi, dan Teori Kepemimpinan_
                                                                                                                  image source: www.linkedin.com
                                                                                                                  baca juga: Pelatihan Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Pelatihan

                                                                                                                  Dimensi kepemimpinan

                                                                                                                  Perilaku pemimpin diketahui bervariasi dalam dua dimensi besar yang ditunjukkan:
                                                                                                                  1. Kepedulian (consideration), mengutamakan kepedulian terhadap pegawai dan hubungan yang baik dengan mereka.
                                                                                                                  2. Memprakarsai struktur (initiating structure), mengutamakan produksi dan penyelesaian tugas.

                                                                                                                  Para pemimpin bisa memiliki kadar yang tinggi atau rendah dalam tiap-tiap dimensi tersebut. Selain itu, pemimpin juga bervariasi dalam dua dimensi penting lainnya yaitu: (Muczyk & Reimann, 1987; Peterson, 1997)
                                                                                                                  1. Otokratik-partisipatif: seberapa jauh pemimpin membuat seluruh keputusannya sendiri atau apakah ia memperbolehkan partisipasi dari anggota-anggota kelompok
                                                                                                                  2. Permisif-terarah: seberapa jauh pemimpin berusaha menjalankan tugasnya dengan cara memberikan pengarahan langsung dalam aktivitas kelompok

                                                                                                                  Semua pemimpin tentu saja tidak sama antara satu dan yang lainnya. Trait (sifat) mereka mungkin serupa dalam beberapa hal, namun mereka dapat sangat berbeda dalam gaya atau pendekatan kepemimpinan. Meskipun terdapat begitu banyak variasi gaya kepemimpinan mengingat begitu banyak pemimpin.

                                                                                                                  Pada awal studi mengenai kepemimpinan ditemukan dua dimensi, dimensi pertama disebut memprakarsai struktur (initiating structure) atau berorientasi pada produksi. Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi ini sangat peduli pada upaya penyelesaian suatu tugas. Mereka melakukan hal-hal seperti mengorganisasi pekerjaan, mendorong para bawahan untuk senantiasa mematuhi prosedur, menetapkan tujuan dan memperjelas posisi pemimpin dan bawahan secara eksplisit. Sebaliknya pemimpin yang memiliki kadar rendah dalam dimensi ini melakukan hal-hal tersebut dalam porsi yang minim.

                                                                                                                  Dimensi yang kedua adalah kepedulian (consideration) atau berorientasi pada manusia. Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi ini memfokuskan diri pada usaha mempertahankan hubungan baik dengan para bawahannya, serta bagaimana membuat dirinya tetap disukai oleh bawahan. Ciri khas perilaku dalam dimensi ini adalah membantu bawahan, menjelaskan berbagai hal pada mereka, dan memperhatikan betul kesejahteraan bawahan. Sedangkan pemimpin yang memiliki kadar rendah dalam dimensi ini cenderung tidak terlalu memperdulikan seberapa baik hubungan mereka dengan para bawahan.

                                                                                                                  Apakah ada satu dimensi yang lebih baik dari yang lain? Tidak juga. Keduanya sama-sama punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kepedulian yang tinggi dapat meningkatkan moral kelompok tapi karena pemimpin seperti ini cenderung tidak suka memberitahu bawahannya apa yang harus dilakukan atau memberi umpan balik negatif atas hasil kerja bawahannya, efisiensi sering kali berkurang, sebaliknya para pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi memprakarsai struktur bisa menghasilkan efisiensi kerja yang lebih tinggi meskipun para bawahannya menyimpulkan bahwa sang atasan tidak terlalu memperdulikan nasib mereka. Hasilnya komitmen kerja bawahan bisa berkurang.

                                                                                                                  Teori kepemimpinan

                                                                                                                  1. Pemimpin transformasional (transformational leaders) (
                                                                                                                  kharismatik) House dan Howell; Kohl, Steers & Terborg. Pemimpin yang memiliki dampak yang sangat kuat terhadap para pengikutnya, dan dengan dampak tersebut, ia mampu mengubah organisasi ataupun masayarakat.
                                                                                                                    Para pemimpin tersebut memiliki karakteristik  (Bass, Judge & Bono):
                                                                                                                    • Pengaruh sosok ideal, mereka berperan sebagai panutan yang kharismatik bagi para pengikutnya. Mereka memperlihatkan kharisma dalam diri mereka.
                                                                                                                    • Stimulasi intelektual, mereka menstimulasi kreativitas di kalangan para pengikutnya dengan mempertanyakan berbagai asumsi dan status quo.
                                                                                                                    • Motivasi inspirasional, mereka menyatakan visi yang jelas dan memberikan inspirasi kepada para pengikutnya.
                                                                                                                    • Kepedulian individual, mereka menaruh perhatian dan mendukung kebutuhan individual para pengikutnya.

                                                                                                                    Para pemimpin transformasioal acap kali memiliki dampak yang sangat kuat pada pengikutnya dan pada organisasi atau masyarakat secara umum. Mereka bisa begitu karena memanfaatkan kemampuan mereka yang luar biasa untuk meningkatkan motivasi dan komitmen pengikut mereka dengan cara:
                                                                                                                    • Menyatakan dengan jelas visi masa depan yang dapat dan harus dipenuhi oleh organisasi atau kelompok (Howell & Frost, 1989)
                                                                                                                    • Menawarkan jalan untuk mencapai visi tersebut
                                                                                                                    • Melakukan pembingkaian (framing) (Conger, 1991). Mereka mendefinisikan tujuan kelompok sedemikian rupa sehingga memberi makna dan maksud lebih pada tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya.

                                                                                                                    Perilaku lain yang ditunjukkan oleh pemimpin kharismatik adalah self-confidence yang tinggi, gaya komunikasi yang memukau serta kepribadian yang mempesona (House, Spangler & Woycke, 1991). Kebanyakan pemimpin kharismatik menguasai teknik manajemen kesan yang sempurna. Ketika kemampuan ini dipadukan dengan trait-trait dan perilaku pemimpin, serta dikombinasikan dengan teknik penjabaran visi dan framing dari pemimpin kharismatik, maka kemampuan pemimpin-pemimpin tersebut untuk dapat mempengaruhi sedemikian banyak pengikut, bukan lagi sebuah misteri.

                                                                                                                    Pemimpin transformasional bisa memiliki dampak yang demikian kuat karena memiliki karakteristik yang secara bersama-sama, menawan para pengikutnya melalui gaya personal yang mempesona.

                                                                                                                    2. Pemimpin transaksional (transactional leaders)

                                                                                                                      Pemimpin yang mengarahkan kelompoknya dengan cara pemberian imbalan bagi perilaku yang diharapkan, memperbaiki kesalahan dan merubah peraturan yang ada. Pemimpin seperti ini umumnya berusaha memperkuat struktur dan strategi-strategi organisasi yang sudah ada.

                                                                                                                      Jika pemimpin transformasional (kharismatik) mengutamakan perhatian pada visi yang memberikan inspirasi, pemimpin transaksional bertindak lebih seperti seorang manajer tradisional. Pemimpin transaksional memberikan penghargaan atas perilaku-perilaku yang diharapkan, memperbaiki kesalahan-kesalahan atau merubah peraturan yang ada, serta memperkuat struktur dan strategi organisasi.

                                                                                                                      Lewin dan kawan-kawan tertarik untuk membandingkan dampak dari tiga gaya kepemimpinan:
                                                                                                                      • Otokratik
                                                                                                                      Pemimpin yang otokratik cenderung memberi banyak perintah dan membuat sendiri semua keputusannya. Pemimpin ini menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh kelompok dan bagaimana aturannya serta memilihkan pasangan kerja bawahan tanpa memperhitungkan karakter personal masing-masing bawahan.
                                                                                                                      • Laissez-faire
                                                                                                                      Pemimpin dengan gaya laissez-faire cenderung lepas tangan dalam arti membiarkan orang mengerjakan apapun yang mereka inginkan dan menghindari berpartisipasi dalam aktivitas kelompok dan tidak mengintervensi apapun. Peranannya sebatas memberikan masukan-masukan teknis tentang aktivitas yang sedang dilakukan bawahan.
                                                                                                                      • Demokratik
                                                                                                                      Pemimpin demokratik membiarkan bawahan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan seringkali meminta masukan bawahan tentang berbagai hal. Pemimpin tipe ini jarang memberi perintah atau aturan, mengizinkan masing-masing bawahan untuk memillih sendiri rekan kerja dan membiarkan bawahan menentukan sendiri cara yang hendak bawahan gunakan untuk menyelesaikan pekerjannya.

                                                                                                                      Sekian artikel tentang Pengertian Kepemimpinan, Teori, dan Dimensi Kepemimpinan. Semoga bermanfaat.

                                                                                                                      Daftar Pustaka
                                                                                                                      • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                                      • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.
                                                                                                                      • Lunenburg, C. F. 2011. Leadership versus Management: A Key Distinction—At Least in Theory. INTERNATIONAL JOURNAL OF MANAGEMENT, BUSINESS, AND ADMINISTRATION VOLUME 14, NUMBER 1.

                                                                                                                      Perbedaan Antara Pemimpin dan Manajer Menurut Para Ahli

                                                                                                                      $
                                                                                                                      0
                                                                                                                      0
                                                                                                                      Perbedaan Antara Pemimpin dan Manajer Menurut Para Ahli - Peneliti pertama yang mengambil sikap dalam masalah ini adalah AbrahamZaleznik, dengan artikel monumentalnya diterbitkan dalam Harvard Business Review tahun 1977. Zaleznik berpendapat bahwa baik pemimpin dan manajer sama-sama memberikan kontribusi yang berharga untuk sebuah organisasi dan bahwa kontribusi masing-masing peran berbeda. Pemimpin menganjurkan perubahan dan pendekatan baru, Sedangkan manajer menganjurkan stabilitas dan status quo. Selanjutnya, sedangkan pemimpin prihatin dengan pemahaman keyakinan orang dan mendapatkan komitmen bawahan, sedangkan manajer melaksanakan tanggung jawab, wewenang latihan, dan khawatir tentang bagaimana tujuan bisa dicapai.

                                                                                                                      Baru-baru ini, JohnKotter (dalam Lunenburg, 2011) dari Harvard Business School berpendapat bahwa kepemimpinan dan manajemen adalah dua sistem yang berbeda, namun saling melengkapi tindakan dalam organisasi.

                                                                                                                      Perbedaan Antara Pemimpin dan Manajer Menurut Para Ahli_
                                                                                                                      image source: www.coordinated.com
                                                                                                                      baca juga: Pengertian Kepemimpinan, Dimensi, dan Teori Kepemimpinan

                                                                                                                      Secara khusus, Kotter menyatakan bahwa kepemimpinan berbicara mengatasi perubahan, sedangkan manajemen adalah tentang mengatasi kompleksitas (Lunenburg, 2011). Menurut Kotter, proses kepemimpinan melibatkan:
                                                                                                                      1. Pengembanganvisibagi organisasi
                                                                                                                      2. Menyelaraskanorang denganvisimelalui komunikasi;
                                                                                                                      3. Memotivasi oranguntuk bertindakmelalui pemberdayaandan melaluipemenuhankebutuhan dasar.

                                                                                                                      Proses kepemimpinan menciptakan ketidakpastian dan perubahan dalam organisasi.
                                                                                                                      Organisasi memberI manajer dengan kewenangan yang sah untuk memimpin, tetapi tidak ada jaminan para pemimpin mereka akan dapat memimpin secara efektif. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan manajemen yang kuat untuk efektivitas yang optimal. Di tempat kerja yang dinamis saat ini, organisasi perlu pemimpin untuk menantang status quo dan untuk menginspirasi dan membujuk anggota organisasi. Organisasi juga membutuhkan manajer untuk membantu dalam mengembangkan dan mempertahankan tempat kerja yang berfungsi dengan lancar ( Lunenburg, 2011)

                                                                                                                      Perbedaan antara pemimpin dan manajer ( Lunenburg, 2011)

                                                                                                                      Kategori Pemimpin Manager
                                                                                                                      Proses berpikirFokus pada orang
                                                                                                                      Tampak lahiriah
                                                                                                                      Fokus pada benda
                                                                                                                      Tampak  ke dalam
                                                                                                                      Penetapan tujuanMenjabarkan visi
                                                                                                                      Menciptakan masa depan
                                                                                                                      Melihat secara luas
                                                                                                                      melaksanakan rencana
                                                                                                                      Meningkatkan masa sekarang
                                                                                                                      Melihat secara sempit
                                                                                                                      Hubungan terhadap karyawanmemberdayakan
                                                                                                                      Kolega
                                                                                                                      Melihat permasalahan
                                                                                                                      Mengontrol
                                                                                                                      Bawahan
                                                                                                                      Mengarahkan & koordinat
                                                                                                                      OperasiMelakukan hal yang benar
                                                                                                                      Menciptakan perubahan
                                                                                                                      Melayani bawahan
                                                                                                                      Melakukan sesuatu dengan benar
                                                                                                                      Mengelola perubahan
                                                                                                                      Melayani superordinates
                                                                                                                      PemerintahanMenggunakan pengaruh
                                                                                                                      Menggunakan konflik
                                                                                                                      Bertindak tegas
                                                                                                                      Menggunakan otoritas
                                                                                                                      Menghindari konflik
                                                                                                                      Bertindak secara bertanggung jawab

                                                                                                                      Sekian artikel tentang Perbedaan Antara Pemimpin dan Manajer Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                                      Daftar Pustaka
                                                                                                                      • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                                      • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.
                                                                                                                      • Lunenburg, C. F. 2011. Leadership versus Management: A Key Distinction—At Least in Theory. INTERNATIONAL JOURNAL OF MANAGEMENT, BUSINESS, AND ADMINISTRATION VOLUME 14, NUMBER 1.

                                                                                                                      Pengambilan Keputusan dalam Kelompok Menurut Para Ahli

                                                                                                                      $
                                                                                                                      0
                                                                                                                      0
                                                                                                                      Pengambilan Keputusan dalam Kelompok Menurut Para Ahli - [Ilustrasi Kasus] Setelah berminggu-minggu mendengar kesaksian, para juri melakukan rapat untuk mendiskusikan kasus kontroversial dan menjatuhkan hukuman. Seorang wanita telah menikam suaminya hingga tewas. Jaksa penuntut mengatakan bahwa ini adalah kejadian pembunuhan berencana dan pelaku pantas untuk dihukum mati. Pembela mengatakan bahwa wanita itu sebelumnya merupakan korban dari dari kekerasan fisik dan psikologis selama bertahun-tahun dan tindakan menikam tersebut merupakan tindakan membela diri.

                                                                                                                      Decision rules (kaidah keputusan) dan Proses pengambilan keputusan

                                                                                                                      Decision rules merupakan aturan tentang bagaimana suatu kelompok harus mencapai tujuan. Para psikolog telah mengidentifikasi seperangkat kaidah keputusan (decision rules) yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan (Miller, 1989). Di Amerika, mengharuskan keputusan menentukan salah atau benar untuk kasus pembunuhan berdasarkan dari hasil keputusan bulat, jika ada satu juri saja yang berbeda, maka ada kemungkinan pengadilan ulang. Karena ada aturan kesepakatan bulat, maka kelompok harus harus mempertimbangkan betul pandangan minoritas yang berbeda pendapat. Sebaliknya, ketika presiden suatu perusahaan memikirkan kemungkinan relokasi bisnisnya kekota yang baru,  dia mungkin akan mendiskusikannya dengan anak buahnya, namun pada akhirnya dialah yang akan mengambil keputusan.

                                                                                                                      Riset telah berusaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kaidah keputusan yang dipakai oleh kelompok. Tipe keputusan merupakan salah satu faktor penting. Misalnya dalam situasi dimana satu kelompok membahas opini terkait redaksi majalah –apakah berwarna merah atau biru-, maka dalam pembahasan kelompok itu tidak ada opini yang tepat secara obyektif. Dalam kasus semacam itu, apabila topiknya serupa, alternatifnya terbatas, dan tidak ada jawaban yang benar atau salah, maka yang muncul adalah mayoritaslah yang menentukan. Dalam keputusan berdasarkan pendapat mayoritas, kelompok akan memutuskan sesuai dengan pandangan yang paling banyak didukung anggota kelompok.

                                                                                                                      Ketika kelompok membahas persoalan fakta, bukan opini, dimana ada solusi yang benar dan salah, maka kelompok itu cenderung akan menggunakan kaidah “kebenaranlah yang menang” (Laughin dan Adamopoulos). Sebagai hasil dari presentasi informasi dan argumen, anggota kelompok akan mendukung pandangan yang benar, meskipun hanya didukung oleh sedikit orang. Riset terhadap kaidah-kaidah keputusan ini menunjukkan bahwa dengan mengetahui opini awal anggota kelompok dan tipe isu yang dibahas, kita akan dapat memprediksi keputusan kelompok.

                                                                                                                      Pengambilan Keputusan dalam Kelompok Menurut Para Ahli_
                                                                                                                      image source: www.linkedin.com
                                                                                                                      baca juga: Perbedaan Antara Pemimpin dan Manajer Menurut Para Ahli

                                                                                                                      Social Decision schemes (skema keputusan sosial)

                                                                                                                      Apakah keputusan kelompok dapat diprediksi dari pandangan dari anggota kelompok? Ya, keputusan keputusan akhir yang diambil oleh kelompok seringkali dapat terprediksi secara akurat oleh suatu peraturan sederhana yang dikenal sebagai skema keputusan sosial. Aturan ini berhubungan dengan distribusi awal dari anggota atau preferensi dari keputusan akhir kelompok. Contohnya, satu skema –peraturan mayoritas yang menang- menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kelompok akan memilih posisi apapun yang didukung oleh kebanyakan anggotanya (misalnya Nemeth dkk dalam Baron dan Byrne, 2003).

                                                                                                                      Menurut peraturan tersebut, diskusi terutama berfungsi untuk mengkonfirmasikan atau menguatkan pandangan awal yang paling populer, yang biasanya diterima tidak peduli seberapa semangatnya anggota kelompok minoritas dalam memberikan pandangan lain. Skema keputusan kedua adalah peraturan yang benar yang menang. Skema ini mengindikasikan bahwa solusi yang benar atau keputusan yang benar pada akhirnya akan diterima ketika kebenarannya disadari oleh lebih dan lebih banyak lagi anggota. Peraturan keputusan yang ketiga dikenal sebagai peraturan pendapat pertama. Kelompok cenderung untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan arah dari pendapat yang pertama kali diajukan oleh anggota manapun.

                                                                                                                      Pengaruh sosial normatif dan pengaruh sosial informasional.

                                                                                                                      Banyak penelitian menunjukkan bahwa secara umum kelompok akan mengambil keputusan secara konsensus. Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan pengaruh sosial normatif. Pengaruh sosial normatif didasarkan pada keinginan kita untuk disukai atau diterima, dan kelompokm pastinya menggunakan taktik ini dalam mempengaruhi anngotanya yang tidak setuju untuk menjadi setuju. Sama halnya kelompok juga menggunakan pengaruh sosial informasional didasarkan pada keinginan kita untuk menjadi benar.

                                                                                                                      Tiga isu penting dalam pengambilan keputusan kelompok (bahaya pengambilan keputusan dalam kelompok

                                                                                                                      1. Penggunaan informasi secara bias
                                                                                                                        Ketika suatu kelompok membahas suatu isu, anggota-anggotanya seringkali memiliki informasi yang berbeda-beda dan sudut pandang yang berlainan. Salah satu alasan kenapa kelompok mungkin menghasilkan keputusan yang lebih baik daripada secara individual adalah karena kelompok dapat mengumpulkan informasi yang lebih  banyak sebelum mengambil keputusan dalam kelompok.

                                                                                                                        Misalkan jurusan psikologi pada sebuah universitas hendak melakukan pemilihan calon dekan fakultas. Semua anggota fakultas akan mewawancarainya mengajukan banyak pertanyaan, latar belakangnya, pengalaman dan perhatian. Mendengar visi dan misi calon dekan, membaca resume dan rekomendasi dari pihak lain. Ketika anggota fakultas rapat untuk menentukan pilihan, mereka semua akan berbagi pengetahuan umum tentang calon dekan yang diseleksi. Misalnya jika salah satu anggota fakultas mungkin tahu bahwa salah satu calon baru saja memenangkan penghargaan mengajar. Sedangkan anggota lainnya mengetahui bahwa si calon dekan pernah bekerja sambil kuliah agar bisa membiayai kuliah sampai lulus dan anggota lainnya mungkin tahu bahwa calon itu bisa berbahasa china dengan fasih dan berencana melakukan riset lintas kultural.

                                                                                                                        Untuk mendapatkan keputusan yang terbaik para anggota fakultas harus mempertimbangkan informasi umum dan informasi yang unik tersebut. Apakah kelompok dalam kenyataannya benar-benar menggunakan cara berbagi informasi secara sistematis seperti itu.

                                                                                                                        Untuk menjawab pertanyaan diatas para psikolog sosial meminta beberapa orang ikut dalam studi pengambilan kelompok. Dalam sebuah studi, kelompok mahasiswa yang terdiri dari tiga orang diminta memutuskan dosen mana yang akan docalonkan untuk mendapatkan penghargaan mengajar (Winquist dan Larson). Dalam studi lainnya, tim yang terdiri dari tiga dokter diminta untuk mendiagnosis kasus medis hipotesis (Larson). Dalam studi tersebut, semua anggota kelompok diberi informasi umum dan informsi tersendiri untuk setiap anggota. Semua  informasi itu sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat. Diskusi kelompok kemudian dicatat dan dinilai berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membahas informasi yang unik tersebut.

                                                                                                                        Hasil-hasil studi diatas jelas, anggota kelompok menghabiskan lebih banyak waktu untuk membahas informasi  yang sudah diketahui bersama daripada yang tidak diketahui secara bersama (unik) (Wittenbaum dan Park). Hal tersebut dinamakan sebagai Common knowledge effect (efek pengetahuan umum).  Dengan mencurahkan pembahasan pada pengetahuan yang telah diketahui secara bersama, kelompok tidak memanfaatkan informasi unik yang mereka miliki yang mungkin dapat mengungkapkan sesuatu yang penting. Mengapa bias semacam ini terjadi?

                                                                                                                        Tampaknya interaksi kelompok lebih mudah dan lebih nyaman apabila informasi yang sudah diketahui bersama didiskusikan dan semua orang berpartisipasi. Anggota kelompok yang menyampaikan informasi umum akan dianggap lebih kompeten dan berpengetahuan daripada anggota yang memberikan informasi yang belum diketahui secara bersama.

                                                                                                                        Tendensi lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok adalah bias konfirmasi. Orang sering mencari dan memilih informasi yang mendukung keyakinan awal mereka. Karenanya dalam pengambilan keputusan kelompok, individu mungkin menggunakan diskusi kelompok untuk mengkonfirmasi ketimbang untuk menentang keputusan awal mereka (Scultz-Hard, Frey, Luthgens, dan Moscovici). Dengan kata lain, anggota kelompok mungkin menggunakan diskusi kelompok untuk menjustifikasi keputusan awal mereka sendiri, bukan untuk mencari informasi baru yang mungkin bertentangan dengan preferensi mereka dan mengharuskan mereka untuk mengubah opini (Kelly dan Karau).

                                                                                                                        2. Polarisasi kelompok
                                                                                                                          Apakah kelompok cenderung akan mengambil keputusan yang lebih konservatif ataukah lebih beresiko daripada secara individual? Pada tahun 1968 James Stoner melaporkan bahwa keputusan kelompok sering lebih beresiko daripada keputusan individu sebelum seorang anggota kelompok ikut diskusi kelompok. Temuan tersebut dinamakan Risky Shift (pergeseran resiko). Risky Shift merupakan situasi dimana diskusi kelompok dapat menyebabkan individu mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada jika mengambil keputusan secara individual atau sendiri.

                                                                                                                          Banyak studi yang dilakukan di Amerika, Kanada dan Eropa mereplikasi temuan dasar dari pergesaran ke arah resiko yang lebih besar lagi. Sebaliknya jika opini awalnya adalah konservatif, diskusi kelompok akan akan bergeser ke arah yang lebih konservatif lagi. Temuan dasarnya adalah bahwa diskusi kelompok menyebabkan keputusan menyebabkan keputusan yang lebih ekstrem. Fenomena ini dinamakan polarisasi kelompok. Polarisasi kelompok adalah kecenderungan kelompok kerapkali membuat keputusan yang lebih ekstrim daripada keputusan secara individual.

                                                                                                                          Beberapa penjelasan mengenai polarisasis kelompok

                                                                                                                          Perspektif argumen persuasif menyatakan bahwa orang mendapatkan informasi baru sebagai hasil dari mendengarkan pro dan kontra dalam diskusi kelompok (Burnstein dan Vinokur). Semakin banyak dan semakin persuasif suatu argumen dalam mendukung suatu pandangan, semakin besar kemungkinan anggota kelompok itu mengadopsi pandangan tersebut. Akan tetapi jika sebagian besar anggota pada mulanya mendukung satu pandangan dan mendiskusikan alasan dari opini mereka, orang akan lebih banyak mendengar alasan yang mendukung pendapat mereka. Selain itu diskusi kelompok mungkin mendorong  anggota untuk memikirkan beragam argumen dan mengikuti posisi tertentu. Informasi yang disajikan selama diskusi mungkin akan meyakinkan orang bahwa pendapat mereka benar dan karenanya menyebabkan opini yang lebih ekstrim. Lebih jauh sebagai bagian dari diskusi kelompok, individu mungkin berkali-kali mengekspresikan idenya, dan proses pernyataan ulang ini mungkin meningkatkan pergeseran ke arah pandangan yang lebih ekstrim (Brauer, Judd, dan Gliner).

                                                                                                                          Penjelasan kedua dari dari polarisasi kelompok lebih menekankan pada perbandingan sosial (social comparison) dan proses presentasi diri (Goethal dan Darley). Pendapat ini menyatakan bahwa anggota kelompok memperhatikan bagaimana opini mereka dibandingkan dengan opini anggota lain dalam kelompok. Selama diskusi individu mungkin menyadari bahwa orang lain memiliki sikap yang sama dan beberapa orang lainnya mungkin menganut pandangan yang lebih kuat  (lebih ekstrim). Pergeseran ini pada dasarnya adalah upaya untuk menonjolkan diri, yakni individu ingin tampil “di atas rata-rata”. Riset memberikan dukungan untuk argumen persuasif maupun proses untuk perbandingan sosial dan menunjukkan bahwa kedua hal itu terjadi secara bersamaan (Isenberg).

                                                                                                                          Penjelasan ketiga adalah adanya proses identitas sosial (Abrams, Wetherell, Cochrane, Hogg, dan Turner). Idenya adalah bahwa diskusi menyebabkan individu berfokus pada keanggotaan mereka dalam kelompokm dan pada upaya mengidentifikasi diri dengan kelompok. Identifikasi ini pada gilirannya menyebabkan individu merasakan adanya tekanan untuk menggeser pendapatnya menjadi lebih sesuai dengan norma kelompok. Akan tetapi, anggota ini memandang norma kelompok sebagai norma stereotip atau lebih ekstrim bukan sebagai pendapat yang benar. Konsekuensinya, mereka menyesuaikan diri dengan apa yang mereka yakini merupakan pendapat kelompok, dengan cara menggeser sikap mereka ke arah yang lebih ekstrim. Apapun penyebabnya, polarisasi kelompok adalah aspek penting dari pembuatan keputusan kelompok.

                                                                                                                          Apakah diskusi kelompok selalu menimbulkan polarisasi? Jawabannya tidak. Ketika anggota suatu kelompok berbeda pandangan dalam suatu isu, diskusinya sering menimbulkan kompromi antar pandangan yang bertentengan, proses ini disebut sebagai Depolarisasi (Burnstein dan Vinokour).

                                                                                                                          3. Groupthink (pikiran kelompok)
                                                                                                                            Groupthink merupakan pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan pertimbangan alternatif yang tidak memadai. Terkadang sebuah kelompok yang nampak rasional dan cerdas membuat keputusan yang menimbulkan bencana. Irvning Janis mengemukakan bahwa fenomena berasal dari proses yang dikenal sebagai groupthink (pikiran kelompok).

                                                                                                                            Anteseden : Pencetus Groupthink
                                                                                                                            1.        Kelompok sangat kohesif
                                                                                                                            2.        Kelompok menutup diri dari opini diluar kelompok
                                                                                                                            3.        Kelompok punya pemimpin yang kuat
                                                                                                                            4.        Kelompok tidak punya prosedur sistematis untuk mengevaluasi alternatif
                                                                                                                            5.        Kelompok merasakan tekanan tinggi atau ancaman eksternal

                                                                                                                            Groupthink : Keinginan yang kuat mencapai konsensus kelompok
                                                                                                                            Karakteristik  Groupthink
                                                                                                                            1.        Kelompok merasa ta terkalahkan
                                                                                                                            2.        Kelompok mengasumsikan pandangannya sebagai bermoral
                                                                                                                            3.        Kelompok mengabaikan penentangan dan merasionalisasikan pendapatnya sendiri
                                                                                                                            4.        Kelompok memandang lawannya secara stereotip
                                                                                                                            5.        Anggota kelompok tidak mengekspresikan keraguan atau ketidaksetujuan
                                                                                                                            6.        Orang yang tidak setuju dengan kelompok akan didesak untuk setuju
                                                                                                                            7.        Kelompok menganggap diri mereka bersatu padu

                                                                                                                            Konsekuensi : Keputusan terburuk dari Groupthink
                                                                                                                            1.        Kelompok memberi pertimbangan yang tidak memadai
                                                                                                                            2.        Kelompok tidak menyukai alternatif secara memadai
                                                                                                                            3.        Kelompok tidak sepenuhnya mengkaji resiko keputusan yang diambil
                                                                                                                            4.        Kelompok tidak serius mencari informasi yang relevan
                                                                                                                            5.        Kelompok  mengevaluasi informasi secara bias
                                                                                                                            6.        Kelompok tidak menyusun rencana darurat atau rencana kontingensi

                                                                                                                            Pikiran kelompok muncul dari kelompok  yang merasa sangat optimis dan tak terkalahkan. Anggota-anggotanya melindungi diri mereka dari informasi diluar kelompok yang mungkin dapat melemahkan keputusan dalam kelompok. Terakhir, kelompok itu percaya bahwa keputusannya adalah bulat meski ada pendapat yang sangat bertentangan. Karena ketidaksepakatan didalam dan diluar kelompok dicegah, maka keputusannya kadang ngawur.

                                                                                                                            Janis mengatakan bahwa pikiran kelompok ikut mempengaruhi beberapa episode penting dalam sejarah kebijakan luar negeri Amerika. Janis menyebut kurangnya persiapan menghadapi serangan Jepang di Pearl Harbor pada 1941, kegagalan invasi teluk Babi di Kuba pada 1960, ekskalasi perang Vietnam, skandal Water Gate presiden Nixon pada awal 1970. Watergate adalah skandal politik yang paling terkenal dalam sejarah Amerika, dan Deep Throat adalah nara sumber misterius paling terkenal dalam sejarah jurnalistik. Peristiwa yang tadinya tampak sebagai pencurian yang tidak berbahaya di bulan Juni 1972 akhirnya berujung pada tumbangnya Presiden Richard Nixon. Skandal itu juga mengungkapkan berbagai aktifitas pengintaian politik, sabotase dan penyuapan. Sebagian orang mengatakan, skandal itu mengubah budaya Amerika untuk selamanya, menjatuhkan sang presiden dari singgasananya serta membuat media massa lebih berani.

                                                                                                                            Dua wartawan surat kabar Washington Post Bob Woodward dan Carl Bernstein memainkan peranan penting dalam memusatkan perhatian kepada skandal itu, dibantu oleh informasi penting dari informan misterius mereka. Insiden yang terjadi saat kampanye pemilihan sedang berlangsung di tahun tersebut, setelah diselidiki ternyata dilakukan oleh sejumlah anggota kelompok pendukung Nixon, Komite untuk Pemilihan Kembali Presiden. Dua pencuri dan dua orang lain yang ikut serta divonis bersalah bulan Januari 1973, namun banyak orang, termasuk hakim yang memimpin sidang itu John Sirica, menduga ada sebuah konspirasi yang mencapai sejumlah pejabat tinggi di pemerintahan (BBCIndonesia.com).

                                                                                                                            Dalam setiap kasus, sekelompok kecil politisi yang amat berpengaruh, yang biasanya dipimpin oleh presiden, membuat keputusan tanpa mendengar opini yang berbeda atau tanpa mendengar informasi lain yang mungkin amat penting. Periset lainnya telah mengaplikasikan model pikiran kelompok pada keputusan buruk lainnya, seperti ledakan pesawat Ulang alik Chalenger.

                                                                                                                            Pada tanggal 28 Januari 1986, Chalenger diluncurkan dari Kennedy Space Center. Sekitar 72 detik kemudia, pesawat itu meledak, menewaskan semua orang yang ada dalam pesawat. Kejadian mengerikan itu disiarkan langsung oleh televisi. Para insinyur sebelumnya telah memperingatkna agar peluncuran ditunda, karena menurut mereka suhu terlalu dingin, tetapi pimpinan strategis mengabaikan nasihat dari para insinyur. Menurut salah satu analisis banyak elemen groupthink  ada di dalam keputusan peluncuran pesawat luar angkasa itu (Moorhead, Ference, dan Neck).

                                                                                                                            Beberapa saran untuk mengatasi pikiran kelompok

                                                                                                                            Janis mengemukakan beberapa saran untuk mengatasi pikiran kelompok dan memperkuat efektivitas pembuatan keputusan kelompok:
                                                                                                                            1. Pemimpin harus mendorong setiap anggota kelompok untuk mengemukakan keberatannya dan meragukan usulan keputusan. Agar efektif, pemimpin harus siap menerima kritik.
                                                                                                                            2. Pemimpin tidak boleh berpihak sejak awal diskusi, dan menyatakan preferensi dan harapannya hanya setelah anggota kelompok mengajukan gagasan-gagasannya.
                                                                                                                            3. Kelompok harus dibagi menjadi sub sub komite untuk mendiskusikan isu secara independen dan kemudian berkumpul untuk memecahkan perbedaan.
                                                                                                                            4. Sesekali pakar dari luar harus diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi kelompok untuk menentang pandangan anggota kelompok.
                                                                                                                            5. Pada setiap rapat, setidaknya ada satu orang yang diberi tugas berperan sebagai tukang penyanggah ide-ide kelompok.

                                                                                                                            Sekian artikel tentang Pengambilan Keputusan dalam Kelompok Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

                                                                                                                            Daftar Pustaka

                                                                                                                            • Baron, A. R. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial. Penerbit Erlangga. Jakarta. Edisi kesepuluh.
                                                                                                                            • Taylor, E. S., Peplau, A. L., & Sears, O. D. 2009. Psikologi Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.
                                                                                                                            • Skandal yang menumbangkan Presiden Nixon. .
                                                                                                                            Viewing all 293 articles
                                                                                                                            Browse latest View live