Quantcast
Channel: Ilmu Psikologi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 293

Macam-Macam Persepsi dalam Psikologi Menurut Para Ahli

$
0
0
Macam-Macam Persepsi dalam Psikologi Menurut Para Ahli - Artikel ini akan menjelaskan tentang mekanisme-mekanisme persepsi. Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami konsep-konsep mekanisme-mekanisme persepsi yang terdiri dari pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, dan atensi.

Prinsip-Prinsip Organisasi Sistem Sensori
  • Menurut konvensi, daerah-daerah sensori korteks dianggap terdiri atas tiga tipe yang satu sama lain berbeda secara fundamental → primer, sekunder, dan asosiasi.
  • Korteks sensori primer→ daerah korteks sensori yang menerima sebagian besar inputnya secara langsung dari nuklei penghantar talamik sistem tersebut.
  • Korteks sensori sekunder→ sebuah sistem yang mencakup daerah-daerah korteks sensori yang menerima sebagian besar inputnya dari korteks sensori primer sistem itu atau dari daerah-daerah lain dalam korteks sensori sekunder sistem yang sama.
  • Korteks asosiasi→ semua daerah korteks yang menerima input dari lebih dari satu sistem sensori.
  • Interaksi di antara ketiga tipe korteks sensori dan di antara struktur-struktur sensori lainnya ditandai oleh tiga prinsip utama → organisasi hierarkis, segregasi fungsional, dan pemrosesan paralel.
Macam-Macam Persepsi dalam Psikologi Menurut Para Ahli_
image source: www.brainzx.com
baca juga: Memahami Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) pada Manusia

Organisasi Hierarkis
  • Hirarki→ sebuah sistem yang para anggotanya dapat ditempatkan ke tingkat atau peringkat tertentu dalam kaitannya dengan anggota-anggota lain.
  • Struktur-struktur sensori terorganisasi dalam sebuah hierarki berdasarkan spesifitas dan kompleksitas fungsinya.
  • Keterangan gambar : reseptor manjalankan analisis paling sederhana dan paling umum, dan korteks asosiasi menjalankan analisis yang paling kompleks dan paling spesifik.
  • Organisasi hierarkis sistem sensori tampak jelas dari pembandingan efek-efek kerusakan di berbagai tingkat → semakin tinggi tingkat kerusakannya, semakin spesifik, dan semakin kompleks pula defisitnya.
  • Dalam mengenali organisasi hierarkis sistem-sistem sensori, para psikolog kadang membagi proses mempersepsi secara umum menjadi 2 fase umum → sensasi dan persepsi.
  • Sensasi→ proses mendeteksi keberadaan stimuli.
  • Persepsi→ proses yang lebih tinggi, yakni mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan pola-pola lengkap sensasi.

Segregasi Fungsional
  • Awalnya, daerah-daerah primer, sekunder, dan asosiasi diasumsikan sebagai sebuah sistem sensori yang homogen secara fungsional → semua daerah korteks di tingkat hierarki sensori mana pun bekerja bersama-sama untuk menjalankan fungsi yang sama.
  • Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik organisasi-organisasi sistem sensori bersifat segregasi fungsional→ masing-masing tingkat korteks serebral (primer, sekunder, asosiasi) di masing-masing sistem sensori berisi daerah-daerah yang sangat berbeda secara fungsional, yang terspesialisi di berbagai macam analisis.

Pemrosesan Paralel
  • Sistem sensori adalah sistem paralel → sistem yang informasinya mengalir melalui berbagai komponen melalui banyak jalur.
  • Pemrosesan paralel→ analisis simultan terhadap sebuah sinyal dengan berbagai cara yang berbeda melalui banyak jalur paralel dalam jaringan neural.
  • Ada 2 jenis arus paralel yang berbeda secara fundamental dalam sistem sensori → arus yang mampu mempengaruhi perilaku tanpa kita ketahui secara sadar dan arus yang mempengaruhi perilaku kita dengan kita ketahui secara sadar.

Model Organisasi Sistem Sensori Saat Ini
  • Sistem sensori yang diyakini saat ini bersifat hierarkis, tersegregasi, dan paralel.
  • Ada sebuah daerah tunggal di korteks di puncak hierarki sensori yang menerima sinyal-sinyal dari daerah-daerah lain dalam sistem sensori itu dan menyatukannya untuk membentuk persepsi, tetapi tidak ada daerah korteks ke mana semua daerah dalam sebuah sistem sensori harus melapor → persepsi merupakan sebuah produk aktivitas gabungan dari banyak daerah kortikal yang saling terhubung satu sama lain.

Sistem Auditori
  • Fungsi sistem auditori → mempersepsi bunyi → persepsi tentang objek-objek dan kejadian-kejadian melalui bunyi yang mereka timbulkan.
  • Bunyi→ vibrasi molekul-molekul udara yang menstimulasi sistem auditori.
  • Manusia hanya mendengar vibrasi molekuler antara sekitar 20-20.000 Hz.
  • Amplitudo, frekuensi, dan kompleksitasvibrasimolekul paling erat terkait dengan persepsi tentang loudness (keras-lembut), pitch (tinggi-rendah), dan timbre (warna nada).
  • Bunyi murni (vibrasi gelombang sinus) hanya ada di laboratorium dan studio rekaman. Dalam kehidupan nyata, bunyi selalu dikaitkan dengan pola vibrasi yang kompleks.
  • Fourier analysis (analisis Fourier) → prosedur matematis untuk memperinci gelombang kompleks menjadi gelombang-gelombang sinus yang merupakan komponennya.
  • Bunyi murni → terdiri dari hubungan erat antara frekuensi bunyi dan pitch yang dipersepsi.
  • Bunyi natural → terdiri atas campuran berbagai frekuensi → pitch yang dipersepsi sangat kompleks → berhubungan dengan frekuensi fundamental.
  • Frekuensi fundamental → frekuensi tertinggi → faktor kelipatan tertinggi dari frekuensi-frekuensi yang merupakan komponen sebuah bunyi → contoh: bunyi campuran dari frekuensi 100, 200, dan 300 Hz → pitch nya terkait dengan 100 Hz → faktor kelipatan tertinggi dari frekuensi-frekuensi tersebut.
  • Salah satu karakteristik terpenting persepsi pitchpitch sebuah bunyi yang kompleks bisa jadi tidak berhubungan langsung dengan frekuensi komponen manapun dari bunyi tersebut → contoh: campuran bunyi-bunyi murni dengan frekuensi 200, 300, dan 400 Hz akan dipersepsi memiliki pitch yg sama dengan bunyi murni 100 Hz → frekuensi fundamental.
  • Aspek persepsi pitch ini disebut missing fundamental.

Telinga
  • Gelombang bunyi berjalan turun melalui kanal auditori → menyebabkan membran timpani/ gendang telinga bergetar → getaran/ vibrasi ditransfer ke osikel (tulang-tulang kecil di telinga tengah: martil (malleus), landasan (incus), dan sanggurdi (stapes)) → memicu vibrasi selaput jendela oval→ mentransfer vibrasi tersebut ke cairan kokhlea→ menuju ke organ Corti (organ reseptor audtori).
  • Kokhlea → sebuah tube panjang melingkar-lingkar (seperti kumparan) dengan selaput internal yang mengalir hingga hampir ke ujungnya.

  • Setiap perubahan tekanan pada jendela oval berjalan di sepanjang organ Corti adalah sebagai sebuah gelombang.
  • Organ Corti terdiri atas 2 selaput:
  • Selaput basilar→ reseptor-reseptor auditori dan sel-sel rambut menempel pada selaput ini.
  • Selaput tektorial→ bersandar pada sel-sel rambut.
  • Refleksi terhadap organ Corti di titik mana pun di sepanjang rentangannya akan menghasilkan shearing force pada sel-sel rambut di titik yang sama → menstimulasi sel-sel rambut → memicu daya aksi di akson-akson saraf auditori (cabang saraf kranial VIII: saraf auditori-vestibular).
  • Vibrasi cairan kokhlea disebarkan oleh rond window (jendela bundar) → sebuah selaput elastis di dalam dinding kokhlea.
  • Prinsip utama pengkodean kokhlea → frekuensi yang berbeda menghasilkan stimulasi maksimal terhadap sel-sel rambut di titik-titik yang berbeda di sepanjang selaput basilar → frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan aktivasi lebih besar yang lebih dekat ke jendela-jendela dan frekuensi yang lebih rendah menghasilkan aktivasi yang lebih besar pada ujung selaput basilar → banyaknya frekuensi komponen yang menyusun setiap bunyi kompleks akan mengaktifkan sel-sel rambut di banayak titik berbeda di sepanjang selaput basilar → banyaknya sinyal yang diciptakan oleh sebuah bunyi tunggal yang kompleks dibawa keluar dari telinga oleh banyak neuron auditori yangberbeda.
  • Organisasi sistem auditori pada pokonya bersifat tonotopik.
  • Sistem auditori mampu menyortir pesan-pesan frekuensi individual menjadi kategori-kategori terpisah dan menggabungkannya sedemikian rupa sehingga individu mendengar setiap sumber dari bunyi-bunyi kompleks itu secara independen.

Dari Telinga ke Korteks Auditori Primer
  • Akson-akson masing-masing saraf auditori bersinapsis di nuklei kokhlear ipsilateral→ banyak proyeksi menghasilkan superior olives di kedua sisi batang otak di level yang sama → akson-akson neuron olivaria berproyeksi melalui lateral lemniscus ke inferior colliculi→ berproyesi ke medial geniculate nuclei dalam talamus→ berproyesi ke korteks auditori primer.

Mekanisme-Mekanisme Subkortikal dari Lokalisasi Bunyi
  • Lokalisasi bunyi di ruangan dimediasi oleh superior olives lateral dan medial, tetapi dengan cara-cara yang berbeda → bila bunyi berasal dari bagian kiri seseorang, pertama-tama ia mencapai telinga kiri, dan terdengar keras di telinga kiri.
  • Sebagian neuron di dalam medial superior olives merespons perbedaan tipis dalam waktu datangnya sinyal-sinyal dari kedua telinga, sementara sebagaian neuron dalam lateral superior olives merespons perbedaan tipis dalam amplitudo bunyi-bunyi dari kedua telinga.
  • Superior olives medial dan lateral berproyeksi ke superior colliculus.

Korteks Auditori Primer dan Sekunder
  • Pada primata, korteks auditori primer, yang menerima sebagian besar inputnya dari nukleus genikulat medial, terletak di lobus temporal, di dalam lateral fissure.
  • Berdekatan dengan dan di seputar korteks auditori primer terdapat sebuah “pita” (band) yang sering disebut “sabuk” (belt) dari derah-daerah korteks sekunder → daerah-daerah korteks auditori sekunder di luar sabuk itu disebut parabelt areas.
  • Dua prinsip penting dari organisasi korteks auditori primer:
  • Korteks auditori primer terorganisasi dalam kolom-kolom fungsional
  • Seperti, kokhlea, korteks auditori diorganisasikan secara tonotoikal
  • Setiap daerah dalam korteks auditori primer dan sekunder tampaknya diorganisasikan berdasarkan frekuensi.
  • Korteks auditori manusia tampaknya serupa dalam banyak hal dengan primata.

Efek-Efek Kerusakan pada Sistem Auditori
  • Tuli total jarang terjadi → kemungkinan merupakan akibat jaringan jalur auditori yang bersifat paralel danmenyebar.
  • Ada 2 golongan hendaya pendengaran yang lazim dijumpai → hendaya yang terkait dengan kerusakan pada osikel (tuli konduktif) dan yang terkait dengan kerusakan pada kokhlea (tuli-saraf).
  • Bila hanya bagian kokhlea yang rusak, individu-individu dapat mengalami tuli-saraf untuk frekuensi-frekuensi tertentu, tetapi tidak untuk yang lain → kehilangan pendengaran terkait umur.

Sistem Somatosensori: Perabaan dan Rasa Sakit
  • Sensasi-sensasi dari badan → somatosensasi.
  • Sistem yang memediasi sensasi-sensasi badaniah → sistem somatosensori.
  • Tiga sistem somatosensori yang terpisah tetapi saling berinteraksi, yakni:
  • Sistem eksteroreseptif→ mengindra stimuli eksternal yang diterapkan pada kulit.
  • Sistem proprioseptif→ memonitor informasi tentang posisi tubuh yang datang dari reseptor-reseptor di otot, sendi, dan organ-organ keseimbangan.
  • Sistem interoseptif→ memberikan informasi umum tentang kondisi-kondisi dalam tubuh (misalnya, temperatur dan tekanan darah).
  • Sistem eksteroseptif terdiri atas 3 divisi yang berbeda:
  • Sebuah divisi untuk mempersepsi stimuli mekanikàperabaan
  • Sebuah divisi untuk stimuli thermal→ temperatur
  • Sebuah divisi untuk stimuli nosiseptif→ rasa sakit

Reseptor-Reseptor Kutaneus
  • Reseptor kutaneus paling sederhana adalah free nerve endings (ujung-ujung saraf bebas) → ujung-ujung neuron tanpa struktur terspesialisasi → sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan rasa sakit.
  • Reseptor terbesar dan terdalam → Pacinian corpuscles (korpuskel Pacinian) → beradaptasi dengan cepat, sehingga mereka serta merta merespons displacement mendadak pada kulit.
  • Merkel’s disks dan Ruffini endingsàberadaptasi dengan lamban dan masing-masing merespons dengan paling kuat pada indensasi gradual kulit dan peregangan gradual kulit.
  • Dengan memiliki sebagian reseptor yang beradaptasi dengan cepat dan sebagian lainnya beradaptasi dengan lambat → memberikan informasi tentang kualitas-kualitas dinamis maupun statis dari berbagai stimuli taktual.
  • Struktur dan fisiologi masing-masing tipe reseptor somatosensori terspesialisasi → memungkinkan reseptor yang bersangkutan untuk sensitif terhadap tipe stimulasi taktual tertentu.
  • Akan tetapi, seacara umum, reseptor-reseptor yang beragam itu cenderung berfungsi dengan cara yang sama → stimuli diterapkan di kulit mendeformasi atau mengubah kimia reseptor itu → mengubah permeabilitas membran sel reseptor itu terhadap ion-ion → hasilnya adalah sebuah sinyal neural.

Dermatoma
  • Serabut-serabut neural yang membawa informasi dari reseptor-reseptor kutaneus dan reseptor-reseptor somatosensori lainnya berkumpul di saraf → memasuki sumsum tulang belakang melalui akar dorsal.
  • Dermatoma→ daerah tubuh yang dirangsang oleh akar dorsal kiri dan kanan di sebuah segmen sumsum tulang belakang tertentu.

Dua Jalur Somatosensori Utama
  • Dua jalur utama somatosensori:
  • Sistem kolom-dorsal lemniskus medial→ cenderung membawa informasi tentang sentuhan dan propriopsepsi.
  • Sistem antero-lateral→ cenderung membawa informasi tentang rasa sakit dan temperatur.
  • Sistem kolom-dorsal lemniskus medial:
Neuron-neuron sensori memasuki sumsum tulang belakang melalui akar dorsal → naik secara ipsilateral dalam kolom dorsal → bersinapsis di nuklei kolom dorsal medula → akson-akson neuron-neuron nuklei kolom dorsal ber-decussate (menyeberang ke sisi otak yang lain) → naik di dalam lemniskus medial ke nukleus posterior ventral kontralateral talamus.
  • Nuklei posterior ventral juga menerima input melalui ketiga cabang saraf trigeminal → membawa informasi somatosensori dari daerah-daerah kontralateral wajah. Sebagian besar neuron nukleus posterior ventral berproyeksi ke korteks somatosensori primer (SI), yang lain berproyeksi ke korteks somatosensori sekunder (SII) atau korteks parietal posterior.
  • Sistem anterolateral:
Sebagian besar neuron akar dorsal sistem anterolateral bersinapsis segera setelah mereka memasuki sumsum tulang belakang → akson-akson ber-decussate→ naik ke otak di porsi anterolateral kontralateral sumsum tulang belakang → sebagian tidak ber-decussate tetapi naik secara ipsilateral.
  • Sistem anterolateral terdiri atas 3 traktus yang berbeda:
  • Tratus spinotalamik→ berproyeksi ke nukleus posterior ventral talamus
  • Traktus spinoretikuler→ berproyeksi ke formasi retikuler
  • Traktus spinotektal→ berproyeksi ke tectum
  • Bila kedua jalur somatosensori naik sepenuhnya terputus oleh sebuah cedera tulang punggung, pasien bisa tidak merasakan sensasi tubuh mulai dari bawah tingkat yang terputus.

Daerah-Daerah Kortikal Somatosensasi
  • Korteks somatosensori primer manusia (SI) bersifat somatotopik → terorganisasi menurut peta permukaan tubuh → lazim disebut somatosensory homunculus.
  • Daerah terorganisasi secara somatotopik kedua → SII → terletak tepat pada posisi ventral terhadap SI di girus possentral.
  • SII menerima sebagian besar inputnya dari SI dan oleh sebab itu dianggap sebagai korteks somatosensori sekunder.
  • Banyak output SI dan SII yang menuju ke korteks asosiasi lobus parietal posterior.
  • Korteks parietal posterior berisi neuron-neuron bimodal (neuron-neuron yang merespons aktivasi terhadap dua sistem sensori yang berbeda) yang merespons stimuli somatosensori dan visual.

Agnosia Somatosensori
  • Dua tipe utama agnosia somatosensori:
  • Astereognosia→ ketidakmampuan untuk mengenali objek-objek melalui sentuhan
  • Asomatognosia→ ketidakmampuan untuk mngenali bagian-bagian tubuh sendiri → biasanya hanya mempengaruhi sisi kiri tubuh → biasanya berhubungan dengan kerusakan ekstensif pada lobus parietal posterior kanan
  • Anosognosia→ ketidakmampuan pasien neuropsikologis untuk mengenali gejalanya sendiri

Persepsi Kesakitan
  • Tidak ada stimulus khusus untuk rasa sakit → sakit adalah respons terhadap berbagai macam stimulasi apa pun yang secara potensial membahayakan.
  • Daerah korteks yang paling sering dikaitkan dengan pengalaman kesakitan → anterior cingulate cortex.
  • Gate-control theory→ menjelaskan kemampuan faktor kognitif dan emosional untuk memblokir rasa sakit.
  • Neuropathic pain→ rasa sakit kronis berat tanpa adanya stimulus kesakitan yang dapat ditengarai → tampaknya disebabkan oleh perubahan patologis dalam sistem saraf yang entah bagaimana terinduksi oleh cedera aslinya → sumbernya biasanya adalah aktivitas dalam sistem saraf pusat.

Indra Kimiawi: Penciuman dan Pencecapan
  • Olfaction (penciuman) dan gustation (pencecapan) disebut indra kimiawi → fungsi mereka adalah untuk memantau kandungan kimia lingkungan.
  • Penciuman→ respons sistem olfaktori terhadap bahan-bahan kimia yang ada di udara, yang ditarik dengan menghirup napas melalui reseptor-resepor dalam saluran-saluran nasal.
  • Pencecapan→ respons sistem gustatorik terhadap bahan kimia dalam larutan di rongga mulut.
  • Ketika kita makan, penciuman dan pencecapan bekerja secara serempak. Molekul-molekul makanan membangkitkan reseptor-reseptor penciuman dan pencecapan → menghasilkan sebuah kesan sensori terintegrasi → flavor (rasa).
  • Pada manusia, peran adaptif utama indra kimiawi → pengenalan rasa.

Sistem Olfaktori
  • Reseptor-reseptor olfaktori berlokasi di bagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup lendir → olfactory mucosa (mukosa olfaktori).
  • Dendrit-dendrit mereka berlokasi di saluran-saluran nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus di tulang tengkorak → memasuki olfactory bulbs→ yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi melalui traktus olfaktori ke otak.
  • Pada mamalia, masing-masing sel reseptor olfaktori hanya berisi satu tipe molekul protein reseptor → one-olfactory-receptor-one-neuron-rule.
  • Semua tipe reseptor tampaknya tersebar di seluruh mukosa, tanpa adanya petunjuk tentang organisasi sistemnya.
  • Berbagai bau menghasilkan pola-pola spasial aktivitas yang berbeda pada bulbus olfaktori → masing-masing reseptor merespons dengan derajat yang bervariasi ke ragam bau yang begitu luas → masing-masing bau dikode oleh pemrosesan komponen.
  • Sel-sel reseptor olfaktori baru diciptakan di sepanjang hidup seseorang untuk menggantikan yang telah memburuk → hanya bertahan hidup selama beberapa minggu.
  • Setiap traktus olfaktori berproyeksi ke beberapa struktus lobus temporal medial, termasuk amigdala dan korteks piriform.
  • Sistem olfaktori adalah satu-satunya sistem yang jalur sensori utamanya mencapai korteks serebral tanpa harus terlebih dahulu melalui talamus.
  • Dua jalur olfaktori utama meninggalkan daerah piriform-amigdala → yang satu berproyeksi secara menyebar ke sistim limbik, yang lain berproyeksi melalui nuklei dorsal medial talamus ke korteks orbitofrontal.
  • Proyeksi limbik diduga memediasi respons emosional terhadap bau; proyeksi orbitofrotal-talamik diduga memediasi persepsi yang disadari terhadap bau.

Sistem Gustatori
  • Reseptor-reseptor pencecapan ditemukan di atas lidah dan di berbagai bagian rongga mulut, mereka biasanya tampak dalam bentuk klaster yang terdiri atas 50 reseptor → taste buds.
  • Reseptor-reseptor pencecapan tidak memiliki akson-aksonnya sendiri → setiap neuron yang membawa impuls dari sebuah taste buds menerima input dari banyak reseptor.
  • Neuron-neuron aferen gustatori meninggalkan mulut meninggalkan mulut sebagai bagian saraf-saraf kranial wajah (VII), glosofaringeal (IX), dan vagus (X) → serabut-serabut ini semuanya berakhir di solitary nucleus dari medula → bersinapsis di neuron-neuron yang berproyeksi ke nukleus posterior ventral talamus. Akson-akson gustatori nukleus posterior ventral berproyeksi ke korteks gustatori primer dan ke korteks gustatori sekunder.

Kerusakan Otak dan Indra-Indra Kimiawi
  • Anosmia→ ketidakmampuan untuk mencium → penyebab paling lazim adalah pukulan di kepala → menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang berjalan melalui pelat sribriform.
  • Ageusia→ ketidakmampuan untuk mencecap.

Atensi Selektif
  • Kita hanya mempersepsi secara sadar sejumlah kecil subset dari banyak stimuli yang membangkitkan organ-organ sensori kita pada suatu saat dan mengabaikan sisanya → selective attention (atensi selektif).
  • Atensi selektif memiliki dua ciri → meningkatkan persepsi terhadap stimuli yang menjadi fokusnya, dan menginterferensi persepsi stimuli yang tidak menjadi fokusnya.
  • Atensi dapat difokuskan dengan dua cara: oleh proses-proses kognitif internal (atensi endogen → dimediasi oleh mekanisme-mekanisme neural dari atas ke bawah ) atau oleh kejadian eksternal (atensi eksternal→ dimediasi oleh mekanisme-mekanisme neural dari bawah ke atas).
  • Coctail-party phenomenon→ menunjukkan bahwa otak kita dapat memblokir semua stimuli dari kesadaran kita kecuali stimuli jenis tertentu yang masih tetap memantau secara tak-sadar stimuli yang diblokir itu jika sesuatu yang membutuhkan perhatian itu muncul.
  • Change blindnes→ fenomena ini terjadi karena, berlawanan dengan impresi kita, ketika kita melihat sebuah scene, kita sama sekali tidak memiliki ingatan akan bagian-bagian scene yang tidak menjadi fokus perhatian kita → tidak terjadi tanpa interval pendek (kurang dari 0,1 detik) → tanpa interval, tidak ada ingatan yang dibutuhkan dan perubahan itu akan segera dipersepsi.
  • Mekanisme neural atensi→ menurut teori-teori yang ada sekarang, representasi neural berbagai aspek display visual bersaing satu sama lain. Atensi selektif diduga bekerja dengan memperkuat respons neural ke aspek-aspek yang diperhatikan dan dengan melemahkan respons ke yang lainnya. Secara, umum, antisipasi sebuah stimulus meningkatkan aktivitas neural di sirkuit yang sama yang dipengaruhi oleh stimulus itu sendiri.
  • Simultanogsia → gangguan atensi di mana individu kesulitan memperhatikan lebih dari satu objek pada saat yang sama. Simultanogsia visual→ kesulitan dalam memeperhatikan secara visual lebih dari satu objek pada saat yang sama → arus dorsal bertanggung jawab untuk objek-objek salam ruang yang dilokalisasikan secara visual.

Sekian artikel tentang Macam-Macam Persepsi dalam Psikologi Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka
  • Pinel, John P.J. (2009). Biopsikologi: Edisi Ketujuh (Terj.) Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Viewing all articles
Browse latest Browse all 293

Trending Articles


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


tagalog love Quotes – Tiwala Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


Tagalog Long Distance Relationship Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


“BAHAY KUBO HUGOT”


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.